BAB 84 - SEBUAH SURAT COKELAT

Mulai dari awal
                                    

"Tolong pergi, Sam. Aku mau sendiri."

Kalimat terakhir yang Jasmin ucapkan kepadanya. Setelah itu tak ada pembicaraan lagi. Jasmin pun tidak mau menatapnya lagi setelah bangun dari pingsannya saat di pemakaman tadi. Bukan hanya dirinya, tetapi seluruh anggota keluarganya bahkan Mawar sekali pun tak di izinkan Jasmin berbicara dengan gadis itu.

Terakhir, yang ia tahu Lion yang berhasil berbicara dengan Jasmin walaupun beberapa kata saja. Jasmin seolah dingin dengan tatapan mata kosong memandang ke arah dinding putih ruangannya. Tidak ada lagi senyuman manis, tidak ada lagi kekehan lucu kesayangannya. Tidak ada lagi bibir yang maju sedikit saat dirinya selalu menjahili Jasmin entah ketika melempari kecoa mainan ke atas rambut Jasmin atau hal yang membuat Jasmin kesal dengan tingkah dirinya.

Samudera rindu.

Setelah bangun dari tidur panjangnya rona kemerahan di pipi Jasmin perlahan muncul kembali apalagi ketika ia melihat pipi Jasmin yang terlihat sedikit berisi akibat bujukan dirinya untuk terus makan pasca setelah bangun koma. Samudera sempat merasa bahagia walaupun sebagian dirinya hilang karena kepergian Nathan. Tetapi, kebahagiaan itu di renggut kembali setelah Jasmin mengetahui fakta yang terjadi. Tentunya, Jasmin sangat kecewa, dan ia paham. Sangat paham.

"Je, kalau bisa gue memilih. Gue akan memilih Nathan untuk tetap tinggal."

"Disini. Di dunia yang sama seperti gue." Samudera mengusap wajahnya kasar, mengingat Nathan membuat dirinya merasa seperti tidak berguna. Mengapa satu persatu meninggalkannya?

"Gue enggak pernah tahu skenario yang Tuhan tulis untuk Nathan. Tapi, mengapa Tuhan enggak pernah kasih dia kebahagiaan walaupun hanya sebentar? Semasa dia hidup Nathan enggak pernah rasain yang namanya kasih sayang kedua orang tuanya. Kenapa Tuhan?" Mata Samudera memerah, cowok itu mati-matian menahan tangisannya sembari menatap terangnya langit malam.

Samudera kembali menatap layar ponselnya ada pesan yang belum ia baca tadi. Senyumnya terpatri walaupun hanya tipis. Setidaknya perasaan yang kosong kembali terisi oleh kabar yang Benua kirimkan padanya.

Melvano Benua Alterio : Dia baru aja istirahat setelah gue paksa makan. Lo kesini aja.

Setelah itu Samudera berdiri dan melangkah cepat mengambil jaketnya dengan terburu-buru di atas ranjang. Mungkin dengan ini rasa rindu di dalam hati Samudera akan terobati walaupun hanya sebentar.

****

Setelah berbicara sebentar dengan kembarannya Samudera masuk ke dalam ruang inap Jasmin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah berbicara sebentar dengan kembarannya Samudera masuk ke dalam ruang inap Jasmin. Benar yang di katakan Benua tadi, kesayangannya sedang istirahat. Jasmin bisa saja marah dengan cara berdiam diri tak berbicara kepada keluarganya dan dirinya tetapi tidak dengan Benua. Kembarannya tidak tau menahu tentang kejadian ini, lagi pula saat mereka bertiga tumbuh besar bersama Jasmin tidak pernah marah kepada Benua. Kembarannya itu sangat mengerti Jasmin, kadang kala Benua bisa jadi penengah bila Samudera dan Jasmin sedang perang dingin.

SAMUDERA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang