150 - Edmond Dantès.

738 111 9
                                    

Fei Du berjalan ke sudut ruang tamu. Ada sebuah papan tulis kecil yang sangat elegan di sana. Ia adalah orang yang membelinya, tidak menyangka bahwa ia akan menggunakannya hanya beberapa kali sebelum menjadi peralatan pribadi orang yang bermarga Luo. Sebelumnya, Luo Wenzhou hanya orang yang cerewet; sekarang, di tengah ocehannya, ia juga ingin merangkum semua analisis sepele dalam ocehan itu, menggantungnya di papan tulis, menyelesaikan nasihat berbagai sisi yang diarahkan ke mata dan telinga Fei Du; itu sangat kacau.

Fei Du ragu-ragu. Karena mempertimbangkan kerja keras Luo Wenzhou, ia tidak tega membersihkannya. Ia membalik papan tulis, mengambil sebuah spidol, dan menggambar sebuah bidang koordinat dengan sumbu x yang menunjukkan waktu dan sumbu y yang menunjukkan sumber stres.

Dibandingkan dengan semua hal yang terjadi baru-baru ini, semakin jauh ingatan maka semakin mudah dibentuk, dengan kemungkinan lebih besar bahwa otak akan turut campur menyesuaikan dan merevisinya.

Dan dibandingkan dengan hal-hal kecil yang tidak penting, semakin besar dampak sebuah sumber stres yang dimiliki seseorang, maka semakin besar pula perasaan tidak sehat yang akan ditimbulkannya. Dan lebih mungkin juga, itu akan terdistorsi saat direfleksikan oleh alam bawah sadar dalam mimpi.

Tidak membuka kaleng makanan kucing adalah peristiwa kecil yang baru saja terjadi pada Fei Du hari itu. Itu adalah ingatan yang sangat dangkal. Ia berpikir bahwa alih-alih mengatakan ia memimpikannya, lebih baik mengatakan bahwa ia mengingatnya saat setengah tertidur. Ia menggambar sebuah garis miring pada titik asal bidang koordinat.

Lalu ada situasi di mana Luo Wenzhou marah dan ia sama sekali tidak bisa membujuknya.

Luo Wenzhou memang benar-benar agak rewel malam itu, Fei Du merasakannya, tapi itu bukan kemarahan. Namun pada akhirnya, Fei Du tidak tahu dengan jelas apakah ia benar-benar membujuknya agar berhenti rewel atau tidak. Karena itu, mungkin ia terus memikirkannya dalam mimpinya, dan untuk beberapa alasan mimpinya mengacaukan masalah yang sepele, memperbesar kekhawatiran kecil ini.

Fei Du ragu-ragu, merasa bahwa ia belakangan ini tidak terlalu khawatir, jadi masalah-masalah sepele bisa mengambil tempat. Ia merenung sejenak dengan kepala miring, lalu menarik turun sumbu 'sumber stres' dan menggambar garis kedua.

Berikutnya adalah 'Tao Ran terluka' dan 'mati tercekik', dua hal yang sepenuhnya berbeda yang bercampur ke dalam adegan yang sama.

Pada titik ini, Fei Du meletakkan spidol dan mengerutkan kening dalam-dalam, mondar-mandir beberapa langkah di depan papan tulis, tidak begitu mampu menyelesaikan analisisnya.

Kesadaran dan ingatan seseorang itu menyembunyikan proyeksi yang sangat rumit dan penyimpangan yang sangat tidak kentara. Logika alam sadar dan logika alam bawah sadar sepertinya menggunakan bahasa yang berbeda. Meskipun Fei Du menganggap dirinya sangat terbuka pada diri sendiri, tapi masih sulit baginya untuk secara objektif menguraikan serangkaian mimpi hari itu, yang tersangkut seperti tulang ikan di tenggorokannya.

Secara umum, sebuah mimpi yang bisa mengejutkan seseorang sampai bangun pasti telah menyentuh kecemasan dan ketakutan yang mendalam.

Tetapi Fei Du telah memeriksa dirinya sendiri, dan ia percaya bahwa ia tidak memiliki kecemasan, apalagi ketakutan. Baginya, 'ketakutan' itu seperti seorang selebriti di TV—ia tahu orang seperti itu ada, bisa melihatnya setiap hari di layar kaca, tapi tentang bagaimana mereka terlihat dalam dunia nyata dan seperti apa temperamen dan watak para artis itu ... ia tidak bisa menilai.

Ia tidak merasa bahwa ia sama sekali tidak tenang saat mendengar berita tentang Tao Ran dibawa ke rumah sakit. Tabrakan mobil sudah terjadi, dan hanya dokter yang bisa menolongnya; itu tidak ada hubungannya dengan dia. Fei Du ingat ia hanya menghabiskan seluruh perjalanan dengan mempertimbangkan kronologi kejadian.

[end] Silent ReadingWhere stories live. Discover now