136 - Edmond Dantès.

787 111 25
                                    

Kota Kabupaten Belokan Selatan itu seperti sebuah wajah yang ditebas dengan pisau, sebelum bengkaknya mereda dan jahitannya dilepas. Kota itu sangat ingin mengubah wajahnya dalam satu malam; terburu-buru seperti itu membuatnya tampak agak mengerikan.

Di mana-mana yang bisa kau lihat adalah lahan yang berubah menjadi bangunan dan asap dari lokasi konstruksi. Jalan-jalan yang familier bagi penduduk lama dipisahkan dan digabungkan satu per satu; dulu kau bisa menggunakan kakimu untuk menilai luas sebuah lahan, tetapi sekarang kau bahkan tidak bisa mengukurnya dengan jelas bahkan dengan menggulirkan roda mobil.

Era ini adalah buldoser yang menghancurkan segalanya. Semua rahasia yang menurut orang-orang menyedihkan telah 'terkubur dalam-dalam' ternyata hanya tertutup lapisan tanah di permukaan bumi. Hanya dengan sebuah embusan angin ringan, dan bentuk jeleknya yang tidak disembunyikan baik-baik itu akan terlihat.

Saat proses penghancuran rumah yang berskala besar ini mulai mengganggu kehidupan damai di kota kecil itu, Yin Ping tahu bahwa akan datang hari seperti ini.

Kotoran yang ia gunakan empat belas tahun yang lalu untuk menutupinya tidak akan cukup untuk melakukan pekerjaan itu; pada akhirnya, itu menjadi kertas yang tidak bisa menahan api.

Sepeda listrik berwarna merah dengan gambar yang beraneka ragam itu melaju di sepanjang jalan yang beku. Sepeda itu maju dengan kencang, tanpa sengaja menabrak kaca spion sedan yang diparkir di pinggir jalan. Kaca spion samping jatuh dan pecah, dan sepeda listriknya ambruk.

Yin Ping berdiri, terpincang-pincang. Tanpa meluangkan waktu untuk membersihkan lumpur, ia meraih setang sepeda listrik yang jatuh, menaikinya lagi, dan melarikan diri. Sarung tangannya yang sobek memperlihatkan sebidang bekas luka bakar. Pemilik mobil yang kaca spionnya hancur itu keluar dari supermarket kecil di pinggir jalan tepat setelahnya dan mengejarnya beberapa langkah. Mendapati pengemudi yang menabrak itu tak lagi terlihat, ia melompat dan mengutuk, lalu mengeluarkan ponselnya dan menelepon polisi.

Berita tentang pelaporan ini menyebar ke seluruh internet yang agung; Yin Ping dan sepeda listrik merahnya menjadi virus yang lokasinya telah diketahui.

"Kami menemukannya." Tao Ran dengan cepat melaporkan ke Luo Wenzhou melalui telepon. "Aku akan ke sana sekarang."

Luo Wenzhou sepertinya ingin mengatakan sesuatu, tetapi Tao Ran menyelanya dengan tergesa-gesa. "Yin Ping sangat penting, aku tahu, jangan khawatir, aku pasti akan membawanya kembali."

Luo Wenzhou berkata, "Tunggu, dengarkan aku, panggil—"

Kata 'bantuan' belum sampai dibawa oleh sinyal saat dihentikan oleh telepon yang ditutup.

Jika Yin Ping adalah orang yang telah mengkhianati Gu Zhao saat itu, maka ia mungkin satu-satunya terobosan yang bisa mereka temukan. Ia sangat penting; tidak ada yang menyangka ia akan muncul tanpa peringatan seperti ini.

Yin Ping hampir bisa mendengar suara sirene polisi yang terbawa oleh angin barat laut. Ia merasa seperti seekor serangga yang berjuang di jaring laba-laba. Angin musim dingin membawa air mata ke netranya yang kering. Tangisnya mengalir turun dan bercampur dengan ingus. Ia ingat malam empat belas tahun yang lalu, yang dingin dan menusuk tulang seperti ini—

Yin Chao dan Yin Ping adalah kembar identik, seperti orang yang dibuat dalam cetakan yang sama.

*Chao () pada Yin Chao berarti 'melampaui' sedangkan ping () dalam Yin Ping berarti 'biasa'.

Tetapi sejak mereka kecil, orang tua telah memilih anak kesayangan. Saat membicarakannya kepada orang lain, mereka selalu mengatakan bahwa yang pintar di sekolah adalah si kakak, dan yang patuh adalah si adik.

[end] Silent ReadingOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz