“Tadi Daniel cerita sama tante, katanya kamu mau nginep disini?”

“Iya tan, maaf aku lupa bilang ke tante”

“Nggak papa, malah tante seneng, Q. jadi ada temannya” Atena hanya tersenyum. “Umm, Atena. Sebenernya tante nggak tahu ada masalah apa kamu sama Karina dirumah, tapi tante minta sama kamu kalo misalnya ada masalah jangan pernah kamu lari, jangan pernah menghindar. Kamu harus hadapi masalah itu, kalo kamu menghindar, masalah itu tidak akan pernah bisa selesai”

Atena mengernyitkan keningnya, ia panik apakah Daniel menceritakan permasalahannya dengan Nia?

“Da-Daniel..”

“Tenang ko Daniel nggak cerita Dia cuma bilang kamu ingin menenangkan diri kamu dulu disini, soalnya ada masalah diantara kamu dan tante kamu”

Atena bernapas lega, ternyata Daniel tidak cerita.

“Tante nggak masalah kalo kamu mau menenangkan diri kamu disini, tapi pesan tante satu, yang tadi tante udah bilang. Dan satu lagi, kalo kamu ada masalah lebih baik kamu cerita, bebas cerita sama siapa saja yang bisa kamu percaya untuk memegang rahasia kamu. Contohnya sama Daniel misalnya, atau sama Q, atau sama tente juga boleh. Yang penting jangan kamu pendem, nggak baik tahu”

Atena mengangguk pelan seraya tersenyum. “Ya udah kalo gitu tante balik ke kamar ya mau istirahat, kamu juga istirahat ya”

“Iya tan, ini Atena mau naik ke kamar Q”

.....

Drrtt

Drrtt

Nia yang sedang memasak harus berhenti karna Karina tiba-tiba menelponnya.

“Ya hallo mbak?” sapa Nia.

“Kamu tahu Atena dimana nggak? Atau-atau Daniel mungkin tahu Atena dimana? Soalnya dia pergi gitu aja kemarin” tanya Karina dibalik telpon.

“Atena?” Nia langsung menengok kearah Atena yang sedang memotong wortel. “Ad-” ucapnya berhenti saat melihat Atena yang menggelengkan kepalanya dengan muka yang panik seolah memberi kode kalo ia tidak ingin berbicara dengan tantenya. “Ad-duh eng-eng-nggak tahu mbak. Coba deh nanti aku tanyain sama Daniel, nanti kalo dia tahu aku kabarin mbak”

“Ya udah kalo gitu. Tolong ya, Ni. Aku khawatir banget sama dia, aku takut terjadi apa-apa sama dia”

“Iya mbak, pasti nanti aku kabarin” tutup telpon itu.

Atena menundukkan kepala, ia berusaha untuk menahan air mata yang ingin jatuh sambil memotong wortel. Ia menghela napas seraya menegakkan kepalnya lalu menengok ke arah Nia.

“Tan ini udah”

“Oh ya udah taro aja disitu”

Atena menganggukkan kepalanya. “Oke, ada yang perlu Atena bantuin lagi tan?”

“Nggak udah ko, biar nanti sisanya tante aja”

Atena pun berjalan menuju ruang tv. Nia melirik kearah Atena, ia merasa tiba-tiba sikap Atena berubah setelah Karina telpon. Sebenernya ada apa diantara mereka berdua?

.....

Didalam sel itu Lukman sekarang berada, tengah menatap tembok yang ada bercakkan darah sambil memegang tangan yang bergetar itu.

Tiba-tiba penjaga lapas datang membuka pintu itu. “He, ada orang yang mau ketemu sama kamu” ucap kepala lapas.

Sampainya diruang kunjung, mata Lukman berbinar saat melihat orang yang datang adalah...

“Karina?” Karina melepas kaca mata hitamnya. “A-aku kira kamu nggak akan pernah mau lagi bertemu sama aku” ucap Lukman yang masih terkejut. Ia pun langsung duduk di hadapan Karina.

Senyum tipis Karina seraya menegakkan badannya. Saat Karina ingin mulai berbicara, ia melihat tangan kanan Lukman yang berdarah.

Lukman yang melihat Karina menatap tangannya langsung menutupinya. “Kebiasaan boxing mukul samsak, ternyata disini nggak ada jadi ya udah mukul tembok deh”

Karina mendengkus lalu menengok ke penjaga lapas. “Pak, ada kotak p3k?”

“Ada”

“Boleh tolong ambilin?” penjaga itu langsung mengambilkan kotak p3knya lalu memberikannya ke Karina. “Makasih pak”

Karina langsung menuangkan obat merah kekapas itu lalu menarik tangan kanan Lukman untuk mengobati luka itu.

“Aku kesini karna liat berita kemarin pagi yang bilang kalo kamu ke tangkap karna kasus pembunuhan. Emang udah berapa banyak aksi kriminal yang kamu lakuin sama istri kamu? sampai baru-baru sekarang ini ditangkapnya”

Kekeh Lukman. “Banyak”

“Puas?” Karina mengambil perban lalu memakaikannya ke tangan Lukman.

“Banget”

“Tapi sayangnya kepuasan itu sekarang hanya bisa dinikmati oleh istri kamu. Oh ya, kemana dia? ko nggak ikut masuk berita? kabur?” kekeh Karina. Lukman tidak bisa berkutik, ia hanya bisa terdiam mendengar itu. “Satu pertanyaan, gimana rasanya dikhianati sama orang yang dicinta? sakit?” lanjut Karina dengan seringainya.

Lukman memalingkan wajahnya. Karina langsung memberikan kotak p3k itu kembali.

“Makasih ya pak” ucap Karina pada penjaga itu.

Senyum tipis Lukman melihat perban itu. “Masih peduli kamu sama aku?”

“Peduli nggak peduli bukan urusan kamu” Lukman menunjukkan tangan yang perban itu. “Sesama manusia harus saling membantu bukan?”

“Membantu? membantu orang yang sering menyakiti kamu berkali-kali?”

“Memangnya orang yang menyakiti aku itu bukan manusia?”

“Kamu itu masih sama kaya dulu ya” kekeh Lukman seraya menggelengkan kepalanya lalu tiba-tiba ia menggebrak meja itu membuat Karina kaget. “Hallo Karina, buka dong mata kamu, aku ini orang yang udah ngebuat kamu melakukan hal bodoh! aku yang ngebuat kamu kehilangan adik kamu! kenapa kamu masih tetep baik sama aku?” Karina terdiam mendengar itu.

“Kini aku tahu rasa sakit dikhianati oleh orang yang kita cinta. Sekarang karna itu datang, semua yang aku lakukan dulu ke kamu, sekarang berbalik ke aku. Kini dia pergi bersama yang lain”

Karina terkejut saat mendengar itu. Refleks Karina langsung memegang tangan Lukman.

“Karina, kamu bisa melakukan apapun, kamu bisa laporin aku waktu itu. Tapi kenapa kamu malah mendengarkan ucapan aku? kenapa kamu baru melakukan itu sekarang? Apa Atena baru mengetahui ini dan dia yang melaporkan ini semua? Atau... atau kamu masih cinta sama aku?”

Karina langsung melepas tangan itu, ia mengernyitkan keningnya. “Denger ya Lukman, pertama kenapa aku nggak laporin kamu? itu bukan berarti aku masih suka sama kamu atau nggak. Asal kamu tahu, rasa itu udah mati setelah kamu membuat ku kecewa untuk kedua kalinya. Kedua, iya Atena baru tahu itu, dia baru tahu kalo aku juga melakukan itu. Itu semua berkat ISTRI KAMU! Ketiga, bukan aku ataupun Atena yang melaporkan kamu ke penjara”

“La-lalu siapa kalo bukan kamu Atena yang nge-laporin?” Karina menggelengkan kepalanya seraya menaikkan bahunya. “Terus... tadi kamu bilang istri aku? Tia? ngapain dia?”

“Dia datang dan menghancurkan semuanya. Ketakutan ku selama ini akhirnya datang, sekarang dia benci dengan ku, itu berkat istri tercintamu” Lukman mengernyitkan keningnya.

TERES (Selesai)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora