Tiba-tiba mata itu terbuka. Daniel terbangun dari tidurnya karna mendengar samar-samar suara yang memanggil nama Atena.
“At-ena, At-ena, Atena...” panggil Ares dengan suara yang lemah.
Manik matanya membulat penuh saat melihat Ares yang sudah siuman dan memanggil-manggil nama Atena. Ia langsung membangunkan Qinthara, Rebeca, dan Aga.
Mereka pun terkejut saat melihatnya, Aga dengan cepat memberi tahu anak kompeni yang ada didepan kamar Ares lalu berlari mencari dokter.
Dokter itu memeriksa keadaan Ares.
“Gimana dok?” tanya Daniel.
“Kondisi Ares saat ini sudah stabil, tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi. Tapi tetap Ares harus menjalani pengobatan dirumah sakit ini, karna saya harus terus memantau kondisi Ares setiap harinya. Ya udah saya permisih dulu ya, kalo misalnya ada apa-apa panggil saya aja lagi” ucap dokter.
“Makasih ya dok” ucap Daniel. Dokter itu mengangguk lalu berjalan keluar kamar.
Daniel tersenyum menatap Ares seraya mengelus lengannya. “Hey, dude. We happy to see you awake”
“Iya ka, setelah denger keadaan ka Ares, kita semua pada cemas, khawatir sama ka Ares. Apa lagi mama pas tahu ka Ares masuk rumah sakit, dia langsung panik, buru-buru kesini” ucap Qinthara. Ares tersenyum tipis.
“Hai, Res. Gimana keadaan kamu?” tanya Rebeca.
Aga menghela napas serya memutar bola matanya. “He! lo nggak liat apa dia baru aja siuman? pake ditanya keadaan lagi. Buka mata lo lebar-lebar, dia masih sakit. Kadang pertanyaannya suka nggak jelas” ucap Aga dengan seringainya.
“Ish, orang cuma nanya doang juga”
Ares melihat sekelilingnya, ia seperti mencari sesuatu. Ares mengernyitkan keningnya, kaya ada yang kurang.
“Atena, mana?” tanya Ares.
“Oh iya lupa kabarin ka Atena, tadi aku cuma kabarin mama ka Ares. Bentar deh aku telpon dulu” ucap Qinthara seraya mengeluarkan ponselnya.
Daniel langsung menurunkan ponsel Qinthara lalu menggelengkan kepalanya menatap adeknya itu.
“Umm... Res, Atena... A-Atena, bilang sama gue, akhir-akhir ini dia lagi sibuk di kafe, soalnya lagi kekurangan orang kstanya, jadi setiap pulang sekolah dia langsung pergi. Terus kalo misalnya ada waktu senggang, dia pasti main kesini ko, jenguk lo” jawab Daniel.
“Tapi gue mau, Atena. sekarang” rengek Ares.
“Iya, nanti ya gue bilangin”
Tiba-tiba pintu kamar itu terbuka, Tia dan Lukman berjalan masuk ke kamar Ares.
“Res, akhirnya kamu sadar juga. Aduh mama sama papa khawatir banget sama kamu” ucap Tia yang berjalan menuju samping Ares.
Ares memutarkan bola matanya. “Nggak usah sok care”
Daniel langsung melirik ke Qinthara, Aga, dan Rebeca. “Umm, ya udah tan, om. Kami berempat permisih keluar dulu” ucap Daniel. Tia dan Lukman mengangguk.
“Ko kamu ngomongnya gitu, Res? kami berdua beneran khawatir sama kamu” ucap Lukman.
Daniel langsung mengajak teman-temannya untuk keluar, langkah kaki mereka berhenti saat Ares bilang...
“Kalian pembunuh” ucap Ares mengagetkan semuanya.
Daniel, Qinthara, Aga dan Rebeca saling liat-liatan, mereka beratanya-tanya kenapa Ares ngomongnya kaya gitu?
KAMU SEDANG MEMBACA
TERES (Selesai)
Teen FictionDari ribuan cewe diluaran sana, matanya hanya tertuju dengan satu cewe yang sudah berjasa bagi hidupnya selama ini. Tak peduli kata orang, Ares akan melakukan apa pun demi orang tersebut. Dia bisa menjadi baik ke siapa pun, dan dia juga akan bisa me...
