CINTA?

53 43 9
                                    

Rebeca mengambil dua minuman dari kulkas itu lalu berjalan menuju kasir kantin rumah sakit untuk bayar.

“Ini bu dua, jadi berapa?” tanya Rebeca pada ibu kasir.

“10 rb, neng” jawab ibu kasir. Rebeca langsung memberikan uangnya.

Saat Rebeca ingin berjalan, ia melihat pedagang dimsum yang berada disamping kasir itu. Ia tersenyum melihat dimsum itu.

“Boleh kak dimsumnya” teriak salah seorang penjualan dimsum.

Dimsum? Ares kan suka banget sama dimsum, apa aku beli aja? Pasti dia seneng” ucap Rebeca pada diri sendiri, ia pun tersenyum lalu berjalan menuju penjualan dim sum itu.

“Dimsum satu ya mbak” ucapnya berbarengan dengan seorang cowo yang baru saja datang.

Mereka pun saling menatap satu sama lain. Senyum canggung Rebeca melihat orang itu.

“Sebentar ya ka..” ucap penjualan.

Rebeca menundukkan palanya, ia melirik cowo itu dari atas sampe bawah. Rebeca merasa familiar dengan cowo tersebut.

Rebeca menegakkan kepalanya kembali lalu menengok kearah cowo itu. “Eh bentar, nggak tau kenapa aku ngerasa pernah liat kamu deh. Tapi nggak tahu dimana”

Kekeh cowo itu. “Ya mungkin kamu pernah liat aku, soalnya kan kita satu sekolah” ucap cowo itu seraya menunjukkan bajunya.

Rebeca langsung membelalakkan matanya lalu tertawa. “Ya ampun ternyata, ternyata kita satu sekolah yah? aduh...hahah”

“Ini kak dimsumnya” ucap penjualan.

Rebeca langsung mengambil bungkus dimsum itu. “Oh iya, makasih. Jadi berapa mbak?”

“25 rb ka”

“Oke bentar” Rebeca mengambil dompetnya didalam tas. Saat ia membuka dompetnya ternyata hanya ada 10 rb, Rebeca menjadi kebingungan untuk membayarnya. “Umm, mbak bisa bayar e-wallet nggak?”

“Aduh ka maaf, disini belum tersedia”

“Umm ya udah deh bentar, saya mau ke atm”

“Atm disini jauh, udah aku bayarin aja” ucapnya seraya mengeluarkan uang dari dompetnya lalu memberikannya ke penjualan dimsum.

“Padahal kita baru kenal, tapi kamu udah bayarin. Makasih ya..”

“Santai” cowo itu pun langsung berjalan disusul Rebeca.

“Umm.. Rebeca” ucapnya sembaring mengulurkan tangan. Langkah cowo itu terhenti begitu pun Rebeca. Cowo itu mengulurkan tangannya juga.

“Xavier”

Rebeca langsung mengernyitkan keningnya. “Kamu.. temannya, Atena. ya?” cowo itu mengangguk pelan. “Oh, pantes aja familiar. Kamu sering banget kan ke kelas buat samperin, Atena?”

“Haha, iya”

“Ya udah deh kalo gitu. Aku pergi duluan ya, bye” Rebeca pun berjalan keluar mall.

Sampainya didepan, Rebeca langsung menunggu taxi. Sudah beberapa menit ia menunggu taxi disana, tapi ia tak kunjung mendapatkan taxi.

Tiba-tiba mobil sedan hitam datang dan men-klaksoni. Rebeca tidak memperdulikan nya, ia tetap berdiam diri menunggu taxi. Mobil sedan hitam itu menurunkan kaca mobilnya.

Rebeca mengerutkan keningnya melihat orang yang berada didalam mobil tersebut adalah Xavier.

“Woy belom pulang?” tanya Xavier.

TERES (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang