JAUHIN GUE

74 50 37
                                    

Hi guys!

Makasih udah baca cerita ini :)

Seperti biasa, kalo ada yang typo tulis dicomment ya...

Jangan lupa vote supaya aku makin semangat lagi buat bikin ceritanya.

Tungguin terus kelanjutan dari cerita ini.

SELAMAT MEMBACA :)
_________

Dari kemarin hingga detik ini Atena sama sekali tidak berbicara dengan Ares, bahkan saat Ares menghampirinya, ia malah menghindar.

Ares makin bingung dengan sikap Atena belakangan ini, hanya karna ia mengingkari janjinya sikap Atena malah jadi seperti ini.

Beberapa hari ini Atena jarang sekali membawa bekal, ia jadi sering pergi ke kantin untuk membeli makan dan menghabiskan waktu istirahatnya disana sambil membaca buku.

Ares menghampiri Atena yang sedang duduk di kantin. Ia duduk di hadapan Atena, Atena tidak menyadari kedatangan Ares.

Ares menghela napas lalu mencopot earpods yang tengah Atena pakai, membuat Atena merasa sedikit kesal.

Melihat wajah Ares, ia langsung ingin buru-buru pergi. Ares mencekal tangan Atena, dengan cepat Atena melepasnya.

“Lo kenapa si? cuma karna gue ngelanggar janji itu, lo jadi kaya gini. Kan gue udah minta maaf, gue janji nggak akan langgar itu lagi” ucap Ares.

“Udah ya, Res. Gue lagi cape, gue lagi banyak masalah, jadi gue nggak ada waktu untuk ngurusin hal nggak penting ini. Seterah lo mau langgar janji itu atau nggak, gue nggak peduli!” ucap Atena yang berjalan meninggalkan Ares tapi Ares berhasil mencegahnya lagi.

“Kalo lo butuh seseorang untuk mendengarkan semua curhatan lo, gue siap, Atena. Gue selalu siap untuk mendengarkan semua kelu kesah lo. Lo bisa ceritain itu semua ke gue”

“Oh ya? tapi sayangnya nggak semudah itu”

Atena langsung melangkah pergi, disusul Ares yang langsung memegang tangan Atena, lagi-lagi Atena menepis tangan itu.

“RES!” teriak Atena membuat semua orang yang ada di kantin menatapnya. “Gue minta lo jauhin gue!” sambungnya, pelupuk matanya sudah tidak kuat untuk menahan air mata yang ingin jatuh dan akhirnya air mata itu turun membasahi pipi Atena.

Ares terdiam setelah mendengar itu, ia berusaha untuk mencerna perkataan Atena barusan. Maksudnya apa itu? Batin Ares.

“Res... gue mohon” lirih Atena.

Ares menggelengkan kepalanya. “Kenapa lo nyuruh gue untuk jauhin lo? apa alasannya?”

Atena menundukkan kepalanya, ia terdiam. Lidahnya terasa kelu saat ingin memberi tahu alasannya, hanya air mata yang keluar.

Ares yang baru tersadar kalo dari tadi mereka dilihati oleh para murid yang sedang ada di kantin, ia langsung menatap mereka dengan tatapan tajam membuat mereka mengalihkan pandangannya.

“GUE MINTA LO SEMUA YANG ADA DISINI PERGI!” teriak Ares.

Atena menyeka air matanya lalu nengok kanan kiri. Mereka semua akhirnya pergi, hanya tersisa Atena dan Ares yang berada ditengah-tengah kantin itu.

“Jawab pertanyaan gue Atena. Gue butuh tahu alasannya”

“Nggak perlu alasan untuk itu. Gue minta lo jauhin gue”

Tiba-tiba Ares memegang tangan Atena dengan kencang hingga Atena meringis lalu menatapnya dengan tajam.

“Ini salah satu alasannya. Lo sama sekali nggak berubah, Lo masih Ares Mahendra Zeus yang dulu. Yang hidup dalam bayang-bayang orang tua lo, lo buka apa-apa tanpa kakek lo” ucap Atena yang berhasil memancing emosi Ares.

Ares mencengkeram tangan itu lebih keras seraya melotot menatap Atena. Atena berusaha untuk menahan rasa sakit itu.

“LO PENGECUT! Lo nggak berani melangkah maju, lo masih stuck dengan masa lalu lo yang menyedihkan! MEREKA UDAH MATI, ATENA!”

DENG!

“MEREKA UDAH MATI, ATENA!” Kalimat itu membuat Atena terdiam, air matanya tiba-tiba jatuh.

Seketika keheningan terjadi, matanya memerah menatap Ares. Ucapan Ares barusan membuat hati Atena terasa sakit dan hancur.

“Dia pembunuh”

Kata-kata itu kembali hadir dalam benak Atena. Setelah mendengar ucapan Ares tadi, Atena semakin yakin kalo Ares dan keluarganya lah yang telah membunuh kedua orang tua dan saudara kemabar Atena.

Atena melepas paksa genggaman itu. Cengkeraman itu membekas ditangan Atena, sehingga pergelangan tangan Atena memerah.

Tiba-tiba keheningan itu pecah saat seseorang datang memanggil Ares. “A-res... Ups, gue dateng di waktu yang nggak tepat ya?” ucap Rebeca lalu membalikkan badannya.

“Nggak, lo datang di waktu yang tepat” jawab Atena yang masih menatap Ares dengan kebencian. Rebeca langsung membalikkan badannya kembali.

Ares melihat bekas tangan yang tadi ia pegang memerah, ia merasa bersalah. Saat Ares ingin memegang tangan itu, sayangnya Atena sudah pergi meninggalkannya.

Rebeca menggarukan kepalanya seraya menunjuk Atena yang sudah berjalan menjauh meninggalkan mereka berdua di kantin, ia ingin memanggilnya tapi ragu.

Tak lama dari Atena pergi, Ares langsung meluapkan kekesalannya dengan mendorong meja yang ada di hadapannya hingga minuman yang ada diatas meja itu tumpah kemana-mana.

Rebeca terkejut setelah Ares mendorong meja itu dengan kencang.

“Res?” panggil Rebeca pelan dan muka yang ketakutan. Ares langsung melotot menatapnya.

“Y-ya udah gua ke kelas aj-aja”

Melihat cewe itu ketakutan, Ares menarik napas panjang lalu duduk untuk menenangkan dirinya.

“Sorry. Duduk” ucap Ares pelan.

“Nggak berdiri aja” ucap Rebeca yang masih ketakutan.

“Gue bilang duduk, ya duduk!” ucap Ares, dengan nada yang tinggi lagi.

“I-iya ini gue duduk”

Rebeca duduk disamping Ares, menatap Ares yang sedang kesal. Ares menarik kembali meja tersebut.

Rebeca ingin sekali mengelus pundak Ares untuk menenangkannya, tapi ia mengurungkan niatnya itu, ia takut Ares akan  menepis tangannya dan menatap Rebeca seperti tadi lagi.

Rebeca sama sekali tidak menanyakan masalah tadi, tapi tiba-tiba Ares menceritakan masalah itu ke Rebeca.

“Atena, minta gue untuk lupain dia” Rebeca membelalakkan matanya saat mendengar itu.

“Gue minta alasan kenapa dia nyuruh gue untuk lupain dia, tanpa gue sadari, ternyata gue udah memberi tahu alasannya. Dan... seharunya gue nggak bilang kaya gitu ke dia. Bego banget si lo, Res!”

Rebeca merasakan kesedihan yang Ares rasakan, pasti berat untuknya melupakan seseorang yang dia sayang, Apa lagi orang itu udah merubah Ares menjadi lebih baik.

“Kalo gue boleh tahu..., lo emang bilang apa ke dia?”

Saat Ares ingin menjawab, tiba-tiba Bel masuk berbunyi. Rebeca dan Ares berjalan menuju kelas.

Ketika Ares masuk kedalam kelas, ia melihat Atena yang tengah meletakkan kepalanya dimeja menatap kearah pintu.

Saat melihat Ares masuk, Atena langsung membalikkan kepalanya menghadap arah luar jendel.

Ares berjalan kearah tempat duduknya dengan pandangan yang menatap lantai.

Bel berbunyi, waktunya pulang sekolah. Ketika Ares menghampiri meja Atena, Atena langsung buru-buru untuk keluar.

Baru saja Atena keluar pintu seorang cowo datang menghampiri Atena dan mengajaknya pulang bersama, cowo itu tak lain tak bukan, Xavier.

Melihat itu, Ares langsung ke pikiran dengan kata-kata Atena di kantin waktu itu. “Dia pernah nembak gue” Atena belum menjelaskannya sama sekali, membuat Ares menjadi penasaran.

TERES (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang