SEMUA TERUNGKAP

61 40 10
                                    

Ting

Tong

Pintu itu terbuka, Qinthara terkejut saat melihat Atena yang berdiri didepan pintunya basah kuyup.

“Ka-ka Atena?” panggil Qinthara.

Daniel yang baru selesai masak mie instan langsung berjalan dari dapur menuju ruang tengan sambil membawakan dua mangkuk mie instan. “Q, MIE NYA UDAH JADI” teriak Daniel dari ruang tengah.

Tak ada respon dari Qinthara, Daniel pun menghampirinya. “Siapa si, Q?”

Atena yang melihat Daniel datang langsung memeluknya sambil menangis buat Qinthara dan Daniel kaget. dan bingung Qinthara menutup pintunya.

Daniel memberikan handuk ke Atena lalu duduk disampingnya. “Ada apa, Na? lo kenapa hujan-hujanan? ada masalah?”

Qinthara pun datang membawakan teh hangat untuk Atena. “Ini ka diminum dulu” Qinthara yang penasaran ada apa dengan Atena langsung ikutan duduk. “Kakak kenapa si? ko hujan-hujanan?”

Daniel langsung menatap Qinthara memberinya kode untuk pergi, tapi Qinthara tidak ingin pergi. Daniel menghela napas. “Q, mendingan kamu pinjemin baju buat, Atena. Kasihan nanti dia masuk angin”

Qinthara mengerucutkan bibirnya lalu berjalan mengambil bajunya dikamar.

“Atena, cerita sama gue sebenernya ada apa?”

Air mata Atena tiba-tiba jatuh. “Hiks. Tante gue, Niel. Dia juga pembunuh”

Daniel terkejut saat mendengar itu, matanya langsung melotot menatap Atena. “Nggak-nggak mungkin, Atena. lo tahu dari mana?”

“Tadi siang nyokap Ares dateng ke kafe gue, dan dia bilang semuanya”

“Lo udah tanya langsung ke tante lo?” Atena mengangguk pelan seraya menyeka air matanya. “Terus jawabannya?”

“Iya, dia ikut pembunuhan itu. hiks”

“Terus tante lo jelasin semuanya? kenapa dia ngelakuin itu?” Atena menggelengkan kepalanya. “Dia nggak jelasin ke lo?”

“Gue nggak sempat denger penjelasannya, Niel. Karna setelah dia bilang iya, hati gue sakit. Gue takut kalo gue denger semua penjelasannya, hati gue makin sakit”

Air mata Atena terus-menerus jatuh membasahi wajahnya. Daniel langsung memeluk Atena seraya mengelusnya pundaknya berusaha untuk menenangkannya.

“Shttt, udah-udah lo tenangin diri lo ya. Udah”

Tiba-tiba Qinthara datang membawakan bajunya. “Ini ka-” ucapnya terhenti, matanya melotot saat melihat Atena yang menangis di pelukan Daniel. Ia langsung melirik Daniel seraya menaikkan alisnya. “Kenapa?” tanya Qinthara tanpa bersuara.

Daniel menggelengkan kepalanya lalu mengambil baju itu. “Udah sana” ucap Daniel tanpa bersuara. Qinthara mengerucutkan bibirnya lagi lalu pergi.

“Udah, lo tenang aja. Mendingan sekarang lo ganti baju dulu ya, nanti lo malah masuk angin lagi, tadi kan abis hujan-hujanan”

Atena mengangguk seraya menyeka air matanya lalu mengambil baju tersebut.

“Kamar mandi tamu ada disamping dapur ya”

“Makasih ya, Niel” ucap Atena lalu berjalan kearah kamar mandi itu.

Saat Nia ingin menaruh gelas tehnya di dapur, ia melihat Atena yang sedang duduk dibangku teras belakang rumahnya. Nia menaruh gelas itu lalu menghampiri Atena.

“Hai” sapa Nia sembaring berjalan menuju tempat duduk disamping Atena.

“Tan” sapa balik Atena.

TERES (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang