XXXI. New Year's Plan

9.4K 1K 15
                                    


Hangatnya malam natal tidak pernah berubah bagi Kira. Satu-satunya malam dalam satu tahun di mana rumah terasa seperti saat ia masih anak-anak. Tahun ini berarti natal kedua tanpa ayahnya, meskipun begitu Kira benar-benar bersyukur untuk keramaian suasana rumahnya itu. Malam di mana Jovan dan Nala, istrinya, bisa bermalam tanpa peduli besok harus berangkat pagi ke kantor. Malam di mana Rena tidak perlu berisik ingin cepat-cepat kembali ke kamar untuk mengerjakan tugas. Malam di mana sayangnya Kira tetap harus menyediakan waktu membaca bagian naskah awal yang sudah dikirimkan penulis skenarionya.

Rasanya tahun cepat sekali bergulir. Ingin bilang bahwa waktu cepat berlalu ketika sedang jatuh cinta, namun kalau dipikir ulang, mau tidak jatuh cintapun, waktu akan tetap berlalu dengan cepat. Terutama jika menghabiskan hari menunggu kabar dari orang yang sampai sekarang belum juga mengajaknya bicara meskipun kata sepupunya, Jesse baik- baik saja.

Malam ini berbeda, karena tidak hanya ada keluarganya. Kira sengaja mengundang Nia dan Rivan untuk makan malam di rumahnya, karena menghabiskan malam natal berdua saja sepertinya akan sedikit sepi. Lebih ramai lebih baik.

"Jadi, akhir tahun ada rencana apa kalian kira-kira? Liburan kah?" Alea bertanya pada ketiga anaknya yang masih fokus pada makan malamnya.

"Jovan ada rencana sama keluarganya Nala sih ma, pada mau pergi pulang kampung ke Bali," jawab Jovan tersenyum.

Mata Rena menayala mendengar jawaban Jovan, "Rena ada rencana nebeng Bang Jovan sama Kak Nala ke Bali ma," usulnya asal.

Dari dua bulan lalu Rena sudah merengek-rengek ingin pergi akhir tahun ini, namun Alea tidak bisa menyanggupi karena awal tahun depan ia juga sudah ada rencana untuk pergi dengan kelompok teman arisannya sehingga kalau mereka pergi waktunya akan sangat mepet.

"Enak aja. Lo liburan aja kek sendiri," balas Jovan tidak terima.

"Ya udah gue liburan sama Gilang," sahut Rena lebih asal lagi.

Mendengar itu, Kira melotot dan mencubit pipi Rena gemas.

"Kalau ngomong dipikir dulu. Ma, anaknya ngelunjak."

Nia dan Rivan yang tidak terbiasa melihat pemandangan seperti itu tertawa lepas. Keluarga Kira benar-benar hangat. Pantas saja ketiga anaknya tumbuh dengan sempurna, keluarganya merupakan lingkungan yang teramat baik.

"Kalau kamu ke mana, Ki?" tanya Alea mengabaikan tingkah anak bungsunya.

Sebenarnya tanpa perlu bertanya pun, Alea tahu Kira akan menjawab apa.

Kira tersenyum kikuk, "Ada kerjaan ma."

Alea mendengus kesal. Ia juga ingin melihat Kira menikmati waktunya untuk hal lain selain pekerjaannya. Meskipun ia tahu seberapa cintanya Kira pada pekerjaannya, ia juga ingin Kira menghabiskan tahun barunya keluyuran seperti orang-orang lainnya dan bukannya mendekam di dalam kamarnya membaca naskah skenario.

"Kamu tuh, jangan kerja terus kenapa sih, Ki..." Alea angkat suara memulai kegiatan rutinnya menceramahi Kira.

Sebelum mamanya itu melanjutkan, Kira sudah lebih dulu berdiri mengambil piring-piring kotor di meja makan dan menjadikannya alasan untuk pergi ke dapur menjauh dari meja makan. Nia tidak habis pikir. Kira dan Jesse seperti satu kepribadian. Gila kerja akut. Melihat keluarga ini, Nia jadi rindu anaknya juga. Sudah tidak tahu lagi kapan terakhir menghabiskan natal bersama. Nia menebas jauh sendunya. Setidaknya akhir tahun ini ia punya tempat berkunjung yang baru. Sejak Kira mengenalkannya pada Alea, keduanya langsung akrab dalam waktu dekat. Ternyata, Kira belum lama memberitahu mamanya itu bahwa ia sedang menjalin hubungan jarak jauh dengan teman SMA-nya dulu. Sama seperti Nia, yang Alea lakukan juga menghela napas lega ketika pertama kali mendengar hal itu. Lihat kan, Kira dan Jesse lagi-lagi seperti pribadi yang sama.

LINGER (Completed) Where stories live. Discover now