XXVIII. Family Approval

9.4K 1.3K 32
                                    


Kira mengangkat tangannya berencana mengetuk pintu rumah Jesse, namun tiba-tiba gugup yang tadi tidak dirasanya malah menghampiri dirinya sekarang. Ia akan menepati janjinya pada Jesse hari ini untuk menghabiskan hari ulang tahun mamanya.

Sebenarnya, sejak Jesse pulang ke Amerika, Kira masih beberapa kali bertemu dengan Nia untuk sekadar makan siang di tengah kesibukannya. Namun karena padat jadwalnya kemarin, belum lagi ditambah harus meninggalkan Jakarta cukup lama, ia belum bertemu dengan ibunda Jesse itu. Kira meletakkan tangannya di dadanya, merasakan detak jantungnya. Sepertinya berapa kali pun ia harus menemui mama Jesse, ia tidak akan pernah tidak gugup, tak peduli seramah apa dan sudah sedekat apa keduanya.

Kira memberanikan diri mengetuk pintu, yang tanpa hitungan menit langsung terbuka lebar menampakkan Nia yang masih dalam dasternya dengan rambut masih dicepol asal. Kira mengatupkan bibirnya. Apa ia kepagian? Mata Nia membelalak terkejut, tidak menduga kedatangan Kira yang bahkan tidak diketahuinya sudah kembali ke Jakarta. Terakhir mereka berkomunikasi, Kira berkata sedang tidak ada di Jakarta, jadi kedatangan Kira di pagi ini cukup membuatnya terkejut.

Kira mengangkat kantong plastik di tangannya sambil tersenyum lebar, "Selamat ulang tahun, tante!"

Nia tersenyum kecil sambil membetulkan rambutnya yang asal-asalan dengan cepat. Matanya melihat plastik yang sepertinya berisikan kotak kue di tangan Kira dan menerimanya lembut sebelum menyerahkannya pada Asisten Rumah Tangganya untuk dimasukkan dalam kulkas.

"Kok tahu kamu, Ki? Bikin tante kaget aja. Masuk yuk." Nia mengundang Kira masuk ke dalam dan menutup pintu di belakang wanita muda itu.

Meskipun masih dalam balutan daster, semangat Nia langsung naik melihat kehadiran Kira. Ia pikir hari ini akan lebih menyedihkan lagi dari ulang tahun lalu. Anaknya di belahan dunia yang lain, suaminya di belahan negara yang lain. Nia juga bukan tipe ibu-ibu yang banyak menghabiskan waktu dengan teman-temannya di hari ulang tahunnya. Biasanya ia hanya akan menghabiskan harinya menelepon Jesse dan makan malam dengan suaminya, namun untung tahun ini ia punya Kira.

"Aku tahu dari Jesse sih tan, dua hari yang lalu. Terus dia cerita tahun ini tante mungkin sendirian. Jadi karena jadwalku juga lagi kosong melompong, jadinya mampir deh." Kira menjelaskan bagaimana ia bisa sampai di rumah itu hari ini.

Nia mengangguk mengerti.

"Ki, kamu tunggu disini sebentar nggak apa-apa ya? Tante mandi dulu. Nggak enak masa ada tamu nggak mandi. Cepat kok. Anggap aja rumah sendiri ya sayang."

"Eh, iya tante. Maaf ya tan, aku kepagian ya?" tanya Kira tidak enak. Tadinya memang ia ingin datang sekitar jam makan siang, namun Kira pikir pasti akan sangat sepi kalau harus mengabiskan setengah hari sendirian saat ulang tahun, jadi Kira merubah rencananya dan datang pukul 10 pagi, untuk menemani ibu satu anak itu sarapan.

Nia mengelus rambut Kira halus. "Enggak kok, Ki. Tante senang malah kamu nemenin tante dari pagi."

Kira tersenyum lebar mendengar pernyataan Nia sebelum berlalu meninggalkannya. Waktu Jesse mengajaknya bertemu mamanya itu pertama kali sebelum ia pulang ke Amerika, Kira khawatir bukan main. Kira tidak tahu sejauh apa Jesse menceritakan tentang Kira pada mamanya, namun saat itu Kira hanya khawatir Nia tidak akan menyukainya, terlebih kalau tahu semua yang terjadi pada mereka saat SMA dulu. Tapi ternyata Jesse tidak pernah cerita banyak tentangnya, tidak pernah menyebut namanya barang satu kali pun. Berbeda dengan orang lain yang keberatan jika tidak pernah dibicarakan atau dikenalkan, Kira malah bersyukur Jesse tidak bercerita apa-apa tentangnya, terutama kesalahan yang dibuatnya dulu. Tidak mungkin ada ibu yang senang anaknya dibuat patah hati sedalam itu.

Asyik melamun sambil menatap foto keluarga besar di ruang tamu itu, Kira tidak sadar Nia sudah kembali lagi berdiri di belakangnya.

Menurut Nia, Kira punya kepribadian yang kuat. Wanita itu terlihat lembut dan tegar sekaligus. Jesse jarang sekali mengenalkan siapapun padanya, namun bahkan lebih dari Dana, Nia sangat menyukai Kira. Dari caranya bicara, terlebih dengan Jesse, Nia dapat dengan mudah menangkap bahwa Kira adalah wanita dengan prinsip yang kuat. Kira perhatian, namun mengerti cara memberi perhatian yang benar. Nia bisa tahu bahwa Kira mungkin bukan tipe yang selalu mengingatkan Jesse untuk tidur dan melanjutkan pekerjaannya esok hari, namun Kira lebih terlihat seperti orang yang akan menemani Jesse bekerja hingga tertidur. Mengenal anaknya, sepertinya memang Kira yang Jesse butuhkan. Nia tidak pernah mau ikut campur akan pilihan anaknya tapi kali ini ia mendukung sepenuhnya pilihan pria itu.

LINGER (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang