“Ap-ap-apa si, Res? baru juga sadar, ko-kamu ngomongnya kaya gitu?” ucap Tia terbata-bata.

Daniel langsung menyuruh teman-temannya untuk keluar karna tidak enak menguping masalah keluarga Ares.

......

Daniel terbengong dikamarnya sendirian, ia melamun kan kata-kata Ares kemarin dirumah sakit.

“Apa emang bener ya? setelah liat reaksi nyokap, bokap nya Ares pas Ares bilang mereka pembunuh, muka mereka langsung berubah, mereka kelihatan panik dan nyokap nya Ares terbata-bata ngomongnya. Kaget si pasti tiba-tiba dituduh, tapi kenapa muka mereka panik ya? kalo misalnya emang mereka nggak lakuin itu, seharusnya mereka nggak panik dong? aneh” ucap Daniel pada dirinya sendiri. Ia menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.

Pintu kamar Daniel terbuka, Qinthara masuk dan menghampiri sang kakak yang sedang duduk dibalkon.

Qinthara mencolek Daniel lalu duduk disampingnya. Ia tersenyum simpul menatap Daniel membuat Daniel bingung.

“Napa lo? kalo kaya gini pasti ada maunya nih. Mo apaan lo? nggak usah pake kode-kode gue lagi pusing” ucap Daniel.

“Dih, apaan si ka?! adeknya senyum malah dicurigain” gerutu Qinthara.

“Yakan lo biasanya gitu. Ya udah lo mau apaan?” Qinthara menggelengkan kepalanya. “Crk, terus?”

“Mau tanya”

“Tanya apa?”

“Sebenernya ka Ares sama ka Atena kenapa lagi si ka? biasanya kan mereka kalo berantem sehari, dua hari atau bahkan dihari itu juga mereka udah baikkan lagi, tapi ini ko nggak?”

“Ya udah lah, Q. nggak usah ikut campur urusan orang, nggak sopan juga”

“Ya tapi kan aku penasaran aja ka. Aku takut mereka putus, aku nggak mau itu. Aku mau mereka terus bersama-sama”

Daniel menarik napas panjang lalu duduk menghadap Qinthara. “Gini ya, Q. kakak tahu kamu sangat sayang sama mereka berdua, kamu nggak mau mereka berdua pisah. Tapi gimana, Q. jodoh itu bukan ditangan kamu, ditangan aku, bukan ditangan siapa pun. Jodoh itu ditangan tuhan. Ya kalo misalnya mereka emang nggak berjodoh, ya kita sebagai temanya harus terima. Karna mereka yang menjalaninya, mereka yang tahu rasanya, bukan kita. Kita cuma sebagai tim suport yang siap membantu mereka, siap untuk mendengarkan curhatan mereka. Emang kamu pikir, kakak rela mereka putus? nggak”

Wait. Ka, jangan bilang.. mereka... no, no, no! ka? seriously?”

“Ya nggak tahu, yang jelas, Ares. nggak mau”

What?! w-why?”

“Q, I’m so sorry, I can’t tell you. Cause i promise with Atena to keep this secret from anyone, even you

But why?” Daniel menggelengkan kepalanya. “Oke, aku paham. But, promise with me, apapun yang terjadi, buat mereka tetap bersatu ya ka”

Daniel mengangguk pelan. “I’ll try

.....

Atena tersenyum saat melihat Rebeca datang ke kelas lalu ia melanjutkan membaca buku. Rebeca menaruh tasnya di atas meja lalu duduk.

“Hai, Atena. how are you?” tanya Rebeca seraya mengambil ponselnya didalam tas.

Good. You?”

“Ya, lumayan cape si beberapa hari ini. Karna kan abis pulang sekolah langsung kerumah sakit, abis itu pulang dari rumah sakit malam, jadi kurang istirahat aja” jawab Rebeca.

TERES (Selesai)Where stories live. Discover now