48 - Berakhir?

25.1K 3.2K 1.7K
                                    

the part before ending 🥺

bakal kangen sama komenan ngegas + mood dari manusia² rese gemes kek kalian aaaa :((

jujurly gua tremor nulis part ini, takut ga nyampe feel nya
n ini part nya lumayan panjang, hampir 2000 kata. semoga kalian gak enek bacanya

siap ga??

judulnya buat deg²an ya? sama kok sy juga..

play mulmed Always - Wanna One

pokonya play lagu yg ngena

HAPPY READING 💚

...

MY BABY BOYFIE

...


Sargas pernah bilang sama bunda Ray, hal yang paling ia takutkan di dunia ini adalah ditinggalkan oleh seseorang yang amat penting di hidupnya.

Bahkan saat bunda Ray ulang tahun, do'a Sargas selalu sama di setiap tahunnya.

"Semoga bunda sehat dan bahagia selalu. Bunda jangan sakit, ya. Bunda harus sehat-sehat terus, jangan terlalu khawatirin keadaan Sargas. Bunda jangan mati, karena Sargas belum siap buat kehilangan bunda."

Alasan Sargas bertahan sampai detik ini adalah karena bunda Ray. Cinta pertama nya, wanita pertama yang mengajarkan Sargas tentang kehidupan, tentang cara untuk selalu menyayangi orang-orang tanpa harus disayangi balik.

Bahkan ayah nya yang tidak menyayangi Sargas saja masih tetap Sargas sayangi karena bagaimanapun Radit adalah ayahnya.

Terimakasih bunda Ray, sudah melahirkan laki-laki super penyayang seperti Sargas.

Satu hal lagi yang Sargas takutkan adalah membuat sedih orang yang ia sayang. Dan Sargas sudah membuat semua orang sedih hanya karena penyakit nya.

Sargas membenci dirinya yang lemah.

Dengan perlahan Sargas mengerjapkan mata nya, lalu pusing yang amat sangat melanda kepalanya.

Hal pertama yang Sargas lihat adalah wajah sembab bunda Ray, lalu dengan pelan Sargas mengamati sekitar. Ada Nayya dan teman-teman nya berada di sekitar ranjang rumah sakit yang Sargas tiduri.

Biarpun pandangan Sargas buram, ia tetap mengenali wajah-wajah yang sudah sempat mengisi hidupnya.

Sargas mengeluarkan senyum tipis dengan. "Jangan pada sedih."

"SEDIH PALA LO ADUDU! Kita khawatir, ya, monkey, lihat temen sendiri kekelepekan di jalan!" Gino berseru dengan nada ngegas.

"Jangan gitu, bodoh! Kepala Sargas makin puyeng denger omongan elo!" peringat Anji lalu menggeplak kepala Gino.

"Sorry,"

Sargas hanya membalas dengan senyum tipis, matanya beralih menatap Nayya yang memandang Sargas kosong.

"Nayya," panggil Sargas lirih.

Gadis itu mengerjapkan mata nya, balas menatap Sargas polos.

"Maaf, ya? Kedapatan lihat Sargas lemah sampe muntah darah kayak tadi," ucap Sargas dengan nada lemas.

"Tadi? Kamu gak sadarin diri tiga hari yang lalu," jelas Nayya lirih membuat Sargas membulatkan matanya.

Tolong, ya, Nayya gak tega lihat Sargas yang gak berdaya.

MY BABY BOYFIE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang