31 - Sampah

18.9K 3K 162
                                    

maapin yaa jarang update, seminggu kemaren gua ga enak badan😩🤧
dan emg ga pernah liat wp, bawaannya pusing klo liat banyak tulisan hehe

comment yg banyak biar mood gua balik wkwk ❣️

oiya bagi yg lupa alur baca ulang lagi aja😩

HAPPY READING 💚

...

MY BABY BOYFIE

...


"Kesana gih, liat keadaan emak lo cepet!"

"Bentar, Sargas! Gue syok nih masih syok. Lagian napa lo yang ribet," ucap Nayya lalu kembali meminum air dengan bringas.

Melihatnya, Sargas hanya merengut kesal. Tidak ada salahnya 'kan, menyuruh Nayya untuk cepat-cepat menemui ibu nya.

Satria yang melihat kelakuan dua orang itu hanya menggeleng heran, karena dari tadi mereka selalu mempermasalahkan hal kecil.

"Ada aja, ya, orang yang iri sama Papa. Padahal yang gue tau, Papa gak pernah ada masalah sama siapapun," lirih Satria sambil melihat Papa nya yang terbaring lemah di dalam sana.

Jantung Sargas berdetak cepat, bagaimana kalau mereka semua tau kalau ini adalah perbuatan ayah nya. Ya walaupun belum pasti, tapi entah mengapa pikiran Sargas langsung tertuju pada pria itu.

Apakah mereka akan membenci Sargas? Menjauhinya? Bahkan sampai tidak mau bertemu lagi dengan Sargas.

Pikiran buruk itu selalu berputar di otak nya bagai kaset rusak. Dimana saat Ia mendengar Radit akan main-main dengan nya waktu itu, Sargas selalu dihantui oleh pikiran-pikiran buruk.

Bukti yang Ia kumpulkan belum cukup untuk mengetahui apakah Radit adalah dalang dibalik kejadian ini semua.

"Bang Satㅡ"

"Bangsat, bangsat. Panggil yang bener! Bang Satria. Lengkap. Gak sopan amat jadi adek ipar," sela Satria mengambil ancang-ancang hendak menampar mulut Sargas.

"Gue belum selesai ngomong, lo udah nyela. Suruh siapa juga lo dipanggil abang," dumel Sargas lalu menyugar rambutnya. "Mau ngomong penting gue."

"Anak kambing!" Satria menatap Sargas tajam. "Ngomong apaan?!"

"Soal orang yang udah nuduh Papa lo korupsi. Gue lagi ngumpulin bukti."

Satria langsung membenarkan posisi tubuhnya, memegang tangan Sargas penuh harap. "Lo mau bantuin keluarga gue?"

"Lebay lo!" Pemuda itu menepis genggaman Satria pada tangan nya. "Lagian kayak ke siapa aja, gue 'kan pacar adek lo. Yakali gak ngebantuin."

"Iya juga. Btw, dari bukti yang lagi lo kumpulin, apa udah ada ciri-ciri siapa orangnya?"

Nafas Sargas tercekat, matanya bergerak gelisah. Sargas bingung. Di satu sisi Ia mencoba berfikir positif, tidak mau menuduh seseorang tanpa adanya bukti yang kuat. Apalagi itu ayah nya sendiri.

Tapi mengingat perlakuan Radit padanya selama ini, membuat Sargas ingin sekali membalas perlakuan Radit. Dengan bermain-main juga tentunya.

"K-kalo itu kayaknya bokㅡ"

"Bang," panggil Nayya membuat omongan Sargas terhenti. Satria berdecak kesal. "Lanjut aja, Gas."

"I-ituㅡ"

"Bang! Heh!"

"Apasi anjrit! Ganggu aja."

"Itu bego, Emak lo udah siuman!"

MY BABY BOYFIE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang