46 - Semua Sayang Sargas

16.3K 2.5K 413
                                    

selamat 1 juta pembaca 💚

ga nyangka bisa tembus ampe segini huhu
sayang kalian semua 😤💚

HAPPY READING 💚

...

MY BABY BOYFIE

...

"Sialan emang si Sargas!" Gino mengumpat.

"Hooh, bisa-bisanya nyembunyiin penyakit itu dari kita." Anji balas menimpali ucapan Gino.

Ya . . biarpun dulu Anji sempat musuhan dengan Sargas karena memperebutkan Nayya sampai mau mengirimkan santet kepada pemuda itu, namun sekarang sudah ia lupakan. Malah sayang ekhmm

Tapi masih ada sedikit dendam sih karena Sargas terus-terusan menyebutnya dengan sebutan boncel.

"Berarti pas gue mukul Sargas kemaren, dia udah kena kanker dong?" Gino tiba-tiba nyeletuk.

Mendengarnya membuat Alan yang duduk disebelah Gino langsung menoyor kepala cowok itu. "Iyalah bego! Mana lo ngatain penyakitan segala."

"Ginosaurus cocok nih jadi admin lambe turah. Lemes mulutnya," cibir Anji menatap Gino sengit.

Merasa dirinya sedang dipojokkan, Gino balas menatap Anji tak kalah sengit. "Lemes apa lemes?"

"Lemes!" seru Anji.

"Lemes anjir!" ini kata Gino.

"Lemes, monyet!" oke, Anji emosi.

"Bedanya lemes sama lemes apaan ha?!" Gino jadi ikutan emosi.

"Kalo mulut lo lemes. Kalo badan lo lemes!" balas Anji ketus. Masa gitu aja gak tau.

Gue adain fitur VN juga nih wp. Putra membatin.

"Ieu boncel dua bener-bener." Alan geleng-geleng kepala melihat perdebatan unfaedah dua makhluk di depannya.

(Ini)

"Ya elu, No! Salah sendiri, udah gue bilangin jangan pake kekerasan, tanyain ke Sargas baik-baik. Mana lo sebut tuh anak penyakitan. Gak liat mukanya langsung sedih pas lo bilang begitu?"

Hohohoho author tertawa jahat.

Masalahnya Sargas bukan sedih karena disebut penyakitan, tapi pemuda itu sedih karena orang-orang akan tau tentang masalah penyakitnya.

"Iyaaaa maap."

"Minta maaf nya ke Sargas, jangan ke kita," Putra yang dari tadi diam akhirnya bersuara dengan datar.

"Sargas udah gak sekolah lagi berarti?" tanya Anji menatap ketiga cowok didepannya.

Alan mengedikan bahu tidak tau. "Mungkin mau fokus pengobatan."

Mereka semua mengangguk paham dengan tatapan sendu, mungkin saat bernyanyi di kelas waktu itu adalah momen terakhir bersama Sargas di sekolah.

"Sore kita ke rumah Sargas. Semangatin dia, minta maaf sama dia. Jangan ngebentak dia apalagi pake kekerasan," final Alan dan mereka mengangguk setuju.

...

"Goblok!"

"Bego!"

"Teu hideng ari sia?! Eling!"

(Gak ngerti lo tuh? Sadar!)

MY BABY BOYFIE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang