Alfa tetap tidak mau bangun. Bahkan pemuda itu malah mengganti posisinya dengan membalikkan badan menjadi tengkurap. Melanjutkan tidurnya lebih nyaman lagi dari sebelumnya.

Hal itu semakin membuat Gaby kesal melihat tingkah Alfa yang jauh lebih menyebalkan daripada Satria

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hal itu semakin membuat Gaby kesal melihat tingkah Alfa yang jauh lebih menyebalkan daripada Satria. Dirinya bahkan sudah berkeringat sejak tadi dan setan di hadapannya sangat susah sekali disuruh bangun saja.

“Suami adalah imam tapi kenapa imam gue bentuknya kayak gini sih?” kesal Gaby.

Dengan sisa kesabarannya Gaby berusaha membangunkan Alfa lagi dan lagi. Memilih untuk mengguncang-guncangkan tubuh Alfa sambil berteriak adalah cara terakhir.

“Bangun ih..., dasar kebo! Ayo sholat dulu.”

Gaby menarik kaos Alfa membuat sang empu terganggu dengan tindakannya tersebut. Alfa menyerah dan memutuskan untuk segera bangun karena dirinya yakin sikap keras kepalanya tidak akan mempan jika dihadapkan dengan gadis yang terkenal galak seperti istrinya.

“Bawel,” gerutu Alfa lalu berjalan dengan malas menuju kamar mandi.

“Dari tadi kek bikin orang emosi aja,” kesal Gaby saat melihat laki-laki itu menghilang di balik pintu. Ia kemudian memilih untuk melanjutkan kembali kegiatannya yang sempat tertunda.

Rencananya hari ini mereka akan pindah ke apartemen milik Alfa yang jarang di tempati. Alasannya yang terlalu klise, karena cowok itu tidak mau orangtuanya mengganggu segala urusan rumah tangganya nanti. Jadi mau tidak mau, rela tidak rela dan ikhlas tidak ikhlas Gaby yang statusnya sebagai istri hanya bisa menurut apa apa kata suaminya.

Melihat Alfa yang sudah selesai mengambil air wudhu Gaby lantas menoleh ke arahnya. Meninggalkan sejenak barang bawaannya yang sedang di packing ia berdiri lalu memberikan alat sholat untuk Alfa.

“Nih sajadah sama sarungnya sekarang buruan sholat keburu siang.”

Alfa hanya mengangguk tanpa membuka suara, tetapi tak lama dahinya mengkerut heran. “Ini punya siapa?”

“Papah,” jawab Gaby kembali melanjutkan pekerjaannya.

“Besok kalo punya receh beli sendiri biar gak malu-maluiin. Katanya mau jadi imam sarung aja nggak punya.”

Mengabaikan sindiran yang gadis itu tunjukkan padanya Alfa memilih untuk memulai kewajibannya sebagai umat islam. Ternyata nikah muda tak seburuk bayangannya dulu, sekarang apa-apa sudah disiapin, sholat diingetin, tidur ditemenin. Nah, habis ini tinggal tunggu siapa tau nanti pas sarapan disuapin, mandi juga dimandiin. Behh, berasa sempurna sekali hidupnya.

“Nanti mau berangkat jam berapa?”

Alfa datang sepuluh menit kemudian setelah selesai sholat. Ia menghampiri Gaby yang terlihat sibuk memasukkan satu-persatu pakaian miliknya ke dalam koper. Bahkan barang-barangnya yang lain terlihat berantakan di lantai yang hanya beralaskan karpet plastik yang entah darimana gadis itu temukan.

ALFA Where stories live. Discover now