BAB 81 - BINTANG YANG PALING TERANG

Start from the beginning
                                    

Minus Sadewa karena cowok itu belum kembali juga mencari Samudera.

"Menurut lo apa yang ngebuat Samudera pergi gak nemenin ceweknya yang lagi berjuang di dalam sana?" Bimo membuka suaranya kali ini. Jelas sekali pertanyaan itu tertuju kepada Sagara, karena Lion tidak mendengarnya karena cowok itu duduk jauh dati inti D'Handzels.

"Gak tau."

Bimo berdecak mendengar jawaban Sagara. Matanya memandang kembarannya yang sedang tertidur lalu kembali menatap Sagara. Bimo menghela napas ringan.

"Gue kaget pas Bang Lion dateng sambil bilang Jasmin operasi transplantasi jantung hari ini. Bukannya gue gak seneng, tapi gue malah kepikiran. Se-cepat itu dapetin pendonor?" ucap Bimo pelan dan hati-hati karena takut Lion mendengarnya dan menambah beban cowok itu.

"Rencana Tuhan gak ada yang tau, Bim." jawab Sagara tenang. Sebenarnya cowok itu malas berbicara tetapi kalau tidak di jawab itu akan menambah pemikiran-pemikiran lainnya yang ada di kepalanya.

Bimo kali ini menatap serius Sagara. "Gue tau. Tapi, bukan itu maksud gue. Samudera hilang, kondisi Nathan? Lo pernah kepikiran satu hal gak sih, Gar?"

Tidak mendapat jawaban dari Sagara membuat Bimo kesal bukan main. "Gue pernah gak sengaja nguping di koridor. Gue denger cukup banyak Samudera ada niat donorin jantung, gue gak tau telinga gue yang salah tapi gue bener-bener denger Samudera ucapin donor jantung," jelas Bimo memberi tahu.

Alis Sagara terangkat satu merasa tertarik.

"Dipikiran gue, Samudera gak bakalan lakuin ide gila yang gue ucapin barusan 'kan?"

Mungkin?

Bimo mengambil ponselnya yang bergetar. Perasaan lega sekaligus hatinya berdebar menjadi satu. Nama Sadewa muncul di notifikasi pop-up ponselnya.

Sadewa Airlangga : Gue udh nemuin Bos.

Sadewa Airlangga : Dia lagi ibadah.

****

Gerakan tangan Samudera yang tadinya sedang mengikat tali sepatunya terhenti kala matanya menemukan sepasang sepatu yang berhenti tepat di depan dirinya. Samudera pun menyelesaikan ikatan sepatunya lalu menyugar rambutnya yang basah karena dirinya baru saja ibadah di mushola rumah sakit.

Samudera mengangkat pandangannya dan bertemu dengan Sadewa yang mengangkat kedua alisnya bermaksud membalas tatapan Samudera tetapi Samudera malah berdecak dan berdiri sebelum itu mengambil jaket D'Handzels yang ia taruh di samping dirinya.

"Gue cariin juga lo Bos, demen banget ngilang kayak kang ghosting" celetuk Sadewa asal.

Samudera tak menunjukkan raut wajah tertawa atau tersenyum tipis yang dilakukan Samudera hanyalah memandang Sadewa datar lalu memasangkan jaket D'Handzels di tubuh atletisnya.

"Dari kapan?"

Alis Sadewa mengkerut. "Apanya? Lo jangan kayak Sagara gue emosi denger ucapan sedikit-sedikit gitu," cetus Sadewa kesal.

Sebenarnya Sadewa mengerti tetapi ingin mendengarkan lebih spesifik lagi. Bukan karakter Samudera berbicara singkat sambil menunjukkan raut wajah datar kepadanya. Sadewa mengerti ini semua ada kaitannya dengan Jasmin yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit sehingga sifat Samudera berubah menjadi jauh lebih pendiam dan brutal.

SAMUDERA Where stories live. Discover now