53 - SI TWINS✓

16.2K 2.4K 194
                                    

Kini semua sudah berada di bandara. Tidak ada Maira disini hanya sahabat dekatnya.

"Hati-hati disana, Lo pergi sama Windi kan? Win! Lo kan the power Mak Mak! Jagain adek ipar gua"ucap Dani.

"Iye!!! Lu kata Gua kakak kek gimana"ucap Windi dan langsung menepuk kepala belakang Dani.

"Hati-hati ye Bi disana, jangan lupain kita and Ama di sebelah bini gua juga. Itu sih jangan dilupain banget"ucap Adyan dan membuat semua terkekeh.

Tatapan Abi ke Qamra membuat Abi Bingung bagaimana cara agar acara ini akan selesai. Abi langsung berjalan dan berbisik sesuatu ke Dani. Dani yg mendengar pun langsung mengangguk dan memegang pundak Abi.

"Tenang aja, pulang dari Dubai lu langsung tancap gas Abi!"ucap Dani.

Abi tersenyum, Dan pesawat dia akan terbang landas ke tujuan. Semua menatap ke arah Abi terkecuali Qamra menatap seseorang di dekat kursi dengan pakaian normal lainnya. Tapi, yang membuat beda itu.

"Gw akan cari tau"

8BULAN KEMUDIAN

Sekarang kandungan Ziya genap 9Bulan. Ziya kini tengah berada di kebun bunga milik dia. Banyak bunga yg Ziya suka seperti Melati, Mawar, dan Kamboja. Sungguh melihat nya saja benar-benar indah.

Ziya sesekali mengelus perut besar dia. "Anak-anak umi sehat-sehat kan didalam? Sekarang udh jam 2 biasanya Abi kamu bakal pulang"ucap Ziya sesekali menyiram tanaman bunganya.

Tiba-tiba ada tangan yg melilit di perut besarnya ini. "Assalamualaikum umi anak-anaknya Abi yang Abi....sayang"ucap Rafa dan langsung mencium pipi Ziya.

"Wallaikumsalam, Gimana? Lancar tugasnya?"tanya Ziya. Rafa tersenyum manis dan meletakkan kepalanya di pundak Ziya sesekali mengelus perut besar istrinya ini.

"Alhamdulillah, semua lancar Tampa beban dan kapan keluarnya ini bocah Abi?"tanya Rafa.

Ziya meletakkan gayung yg ada di tangannya dan berbalik sambil memeluk leher Rafa. "Kita kerumah sakit aja yah, takutnya nanti di perut aku sakit nunggu mereka mau keluar"ucap Ziya. Rafa mengangguk, dirinya juga tidak mau istrinya kesakitan.

"Ya udh, aku suruh bibi packing baju kamu dan sekarang kita pergi aja yah. Baju aku masih wangi dan seperti biasa penampilan kamu selalu rapi kalo pakek hijab jika keluar and! Jangan lupa cadar kamu Habibati"ucap Rafa, Rafa benar-benar tidak ingin bidadari yang turun ini di nikmati oleh lelaki-lelaki lain.

Enak saja di pandang, susah nyari istri seperti bidadari. Limidit edison banget.

"Hehe, Iyah cadar aku ada di mobil kamu kan? Mobil yang mana yah? Lupa Ziya, tapi aku pernah beli cadar terus masih ada di mobil kamu belum aku pakek"ucap Ziya. Rafa langsung memeluk tangan Ziya.

"Ayok kita pergi sekarang"

"Ayok!!"

Di perjalanan, Ziya sesekali mengelus perut besarnya ini Begitupun dengan tangan Rafa yang ikut mengelus.

"Anak Abi, yuk keluar siapa tau bisa Abi ajarin gimana cara ketemu bidadari seperti umi kamu. Bidadari di bumi banyak banget, Ampe gak ke hitung berapa bidadari yang bersembunyi ini. Tapi, jika kamu ingin bertemu bidadari seperti umi kamu. Gampang banget! Caranya cintai Tuhannya maka kamu akan mendapatkan dirinya. Kalo kamu tidak bisa mendapatkan nya, jangan kamu paksa Tuhannya. Kek gini,
"Ya Allah! Kok aku minta dia yang datang malah orang lain sih! Kan kesel" gak boleh kek gitu, itu namanya kamu doa gak ikhlas banget. Kamu deketin tuhan cuma menginginkan bidadari itu. Kalo kamu dapat bidadari itu, otomatis kamu malah ninggalin tuhan. Maka dari itu, berdoa lah dari hati ke hati Allah. Sesungguhnya, orang yg sungguh sungguh mencintai Allah akan di kabulkan dengan sendirinya kita tidak tau kapan Allah memberikan bidadari seperti umi kamu. Abi, akan berdoa supaya kalian menjadi lelaki yang bijak! Dan tidak kekanak-kanakan waktu besar"cerita Rafa membuat Ziya tersenyum manis dan langsung memegang punggung tangan Rafa.

Kini mereka sudah tiba di rumah sakit. Dan, pemeriksaan pun berjalan dengan baik.

"Kalo kita melakukannya sekarang, itu tidak apa-apa kita tinggal tunggu pembukaannya. Prediksi yang saya lihat, hari ini sudah pas si twins akan keluar"ucap Dokter Cinta membuat Ziya tersenyum senang tapi Rafa berkata lain. Rafa hanya mengeluarkan muka datar nya.

"Terima kasih dokter"ucap Ziya.

"Baiklah, mari kita antar ibuk nya ke ruangan VVIP"

Di saat detik-detik twins keluar. Banyak sekali keringan dan air mata yang keluar dari Rafa maupun Ziya. Rafa benar-benar khawatir dengan istrinya. Bagaimana tidak?! Istrinya hamil muda! Kalo mereka bertiga terjadi apa-apa bagaimana?! Kan Rafa kehilangan seseorang yang berarti dalam hatinya.

Kini kedua bayi RAKHAN tengah di mandikan. Sedangkan Rafa masih setia di tepi ranjang Ziya. Ziya masih asik tertidur, Ingat! Tidur! Bukan pingsan. Rafa sesekali mengelus pipi tembam milik Ziya. Dan mencium tangan Ziya dengan kasih sayang.

Pintu ruangan mereka terbuka. Terlihat ada Zahra dan Raka disana dan di belakang mereka ada Ratu dan Raja.

"Assalamualaikum"lirih mereka. Karna waktu membuka, mata keempat orang tua itu tertuju yang ada di ranjang. Ziya masih setia tidur, tidak mungkin kan mereka berteriak.

"Bagaimana? Mana cucu umi?"tanya Zahra.

"Alhamdulillah semua lancar, dan Ziya harus istirahat dulu baru deh nyusu"ucap Rafa.

"Permisi pak buk, ini pak Rafa bayi kembarnya silahkan yang kain berwarna biru anak kedua dan kain berwarna hijau anak pertama"ucap suster itu. Rafa dengan telaten menggendong kedua bayi kembarnya.

"Assalamualaikum anak Abi"bisik Rafa. Detik-detik ini lah yang di tunggu Rafa. Menatap kedua buah hati hasil dirinya dan Ziya.

"Kamu udah adzan kan mereka berdua kan?"tanya Raka yang asik makan buah apel dengan Raja.

"Alhamdulillah udah Abi"

"Kalo namanya?"tanya Ratu.

"Udah juga, yang satu namanya adalah MUHAMMAD ALFA RAKHAN dan yang kedua MUHAMMAD ALIF RAKHAN mereka adalah malaikat Rafa maupun Ziya"ucap Rafa.

Rafa langsung meletakkan kedua bayinya didekat Ziya. Rafa mengeluarkan dua kalung yang sudah dia kasih nama kan.

"Kalian berdua gak memiliki perbedaan. Semuanya sama-sama, aneh banget dah anak Rafa"ucap Rafa dan langsung memasangkan kalung untuk kedua anaknya.

"Nah, ganteng-ganteng ternyata tak kira ganteng cantik"ucap Rafa dan mencium kening Ziya.

"Terima kasih Habibati, kamu selalu buat aku bahagia setiap hari"ucap Rafa dan membuat kedua orang tuanya tersenyum bahagia.

"Gak salah kita jodohkan mereka"

"Betul mbak"

Diposisi sebelah, ada seorang wanita yang tengah menatap kearah Iyah yang asik bercanda gurau dengan suaminya.

"Ini gak akan lama lagi! Gua bakal bikin hancur Lo sehancur hancurnya!"






JEDARRR!?!!
SAHA TUH!!
MAIRA GIMANA?!
ALTHEA?!


Tengah malam gini masih ada yg hidup atau udh tidur:/

Tengah malam gini masih ada yg hidup atau udh tidur:/

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
RAFAIZAN [SUDAH TERBIT!]Where stories live. Discover now