2 - PERJODOHAN✓

68.6K 9.2K 653
                                    

Kini anak geng ZAWIR berada di markas. Jam masih menunjukkan setengah dua. Entah sedang apa mereka. Rafa kini hanya asik bermain hp di sofa dan yang lain entah lah Rafa tidak memikirkan nya. Markas Rafa ini malah terlihat seperti rumah biasa dan pastinya bersih.

Rafa masih memikirkan gadis kecilnya di masa lalu. Rafa langsung mengambil dompet nya dan mengeluarkan foto dimana gadis kecilnya itu mencium pipinya. Dan dirinya hanya tersenyum manis.

"Kamu dimana zy"ucap Rafa. Rafa langsung mengusap foto gadisnya itu seperti dirinya benar-benar mengusap hijab yang panjang itu.

Tiba-tiba Alzam dan Abi berjalan keluar. Tadinya mau ngambil minum tapi pas lihat sahabat nya itu tengah memandang benda mati pun. Membuat kedua pria itu penasaran.

Abi langsung memukul pelan pundak Rafa. Rafa malah terkejut dan membuat keduanya juga terkejut. "Lu ngapa kaget?"tanya Abi.

Rafa mengelus dada nya dan menyimpan foto dirinya dan gadisnya itu kedalam dompet.
"Gak papa, udah azan ashar yuk ke mesjid tadi"ucap Rafa.

"Bilang aja mau ketemuan sama umi kan?"tanya Adyan yang tiba-tiba datang.

"Iyah, tadi umi nyuruh ngumpul gak tau kenapa di suruh kumpul"ucap Rafa.

"Ya udh, yuk udh azan juga"ucap Alzam.

Lalu semua anak ZAWIR pergi tapi ada yang separoh nya non muslim. Rafa tidak memandang mereka mau dia non atau muslim yang penting dia melakukan ibadah mereka sendiri-sendiri.

Tiba di mesjid ta'aruf. Mesjid yang di bangun oleh sang Abi dan sangat megah mesjidnya. Kadang mesjid ini di jadikan tempat orang menikah. Untuk melangsungkan akad nikah.

Tatapan Rafa berada gadis yang memakai jilbab hitam pekat. Wajahnya sangat putih. Dan, kenapa mukenah nya panjang sekali? Apa dianya yang pendek? Enth lah Rafa bodo amat tapi didalam perasaan sangat banyak pertanyaan.

Tiba-tiba ada yang menepuk pundak Rafa. Kali ini Rafa biasa saja, dia tau siapa yang datang. Siapa lagi kalo bukan Abi nya.

"Zina mata! Jangan pandang dia tapi kitbah dia biar puas memandangi nya"ucap Raka.

Rafa menatap wajah sang Abi. Kalian mau tau bagaimana postur tubuhnya? Di bilang gendut enggak di bilang gede Iya. Mukanya ganas, kumis tipis dimana-mana, hidung mancung, rambut kek anak muda, kulit putih. Dan, abinya sama seperti dirinya memakai sorban di atas kepala untuk menutupi wajah. Kata Abi sih, "muka kita itu terlalu tampan sampe-sampe banyak yang tatap. Karna kita tidak mau membuat zina mata, lebih baik menutup dengan sorban" begitulah.

"Jikalau dia bukan jodoh Rafa? Yang ada Rafa malah nyakitin dia bi! Abi tau kan, kalo perempuan menangis karna lelaki. Maka lelaki itu akan mendapatkan dosa. Rafa gak mau!!!! Mending mantepin hati dulu"tegas Rafa, Abinya menatap sang anak yang begitu paham akan agamanya. Raka tersenyum melihat sang anak yang begitu pandai merangkai kata-kata.

"Kalo Abi menjodohkan mu? Apa kau mau?"tanya sang Abi yang tiba-tiba bertanya itu. Rafa menatap lekat mata sang Abi yang berwarna biru kehitaman.

"Rafa nolak!"

"Why?"

"Karna, Rafa masih sekolah"ngelak Rafa, sebenarnya ada hati yang selalu menganggu dirinya ya itu gadis yang memakai baju kebesaran.

Raka menatap sang anak dan menatap ekor mata sang anak. "Bilang saja gadis kecil mu masih ada di hati km"ucapan Raka yang tiba-tiba membuat Rafa terkejut.

"Apa maksud Abi?"

Raka mencubit pipi sang anak dan pergi begitu saja. Sedangkan Rafa? Dia di buat bingung oleh sang Abi.

"Aneh, pantes udh tua"

Saat selesai sholat ashar. Keempat pria itu langsung kebelakang. Dimana barisan wanita disana. Umi menyuruh Rafa untuk kebelakang. Raka pun juga ikut karena ingin menemui sang istri tercinta.

"Assalamualaikum umi"ucap Rafa. Rafa melihat sang umi duduk dengan para gadis yang pastinya ada gadisnya disana. Rafa langsung menggeleng kan kepala. Zahra yang melihat anaknya menggeleng kepala membuat bingung.

"Kamu kenapa nak?"tanya Zahra umi Rafa. Rafa langsung menatap sang umi tapi separuh nya menatap gadis itu.

"Akhh, gak papa kok. Umi kenapa nyuruh kita kesini?"tanya Rafa dengan wajah datar.

"Gini, Kalian duduk dulu mas sama mas Raja duduk dulu di samping Ziya"ucap Zahra. Rafa di buat bingung.

"Moon maap Umi, ini ada apaan yah? Masak kita di suruh duduk? Emng ada apa yah umi?"tanya Adyan.

"Jadi begini, umi sama Abi mau menjodohkan kamu dengan nak Ziya"semua kaget.

"WEEE KOK ADYAN?!"kaget Adyan. Zahra dan Ratu menatap Adyan bingung.

"Yang mau jodohin kamu dengan Ziya siapa? Orang Abi nyuruh Rafa doang. Jangan ge'er kamu!"ucap Raka.

"Ya siapa tau aja kan Abi mau ngejodohin Adyan sama dia! Ya kalo sebelah Ziya Sabi lah"ucap Adyan. Dan Zahra sama Raka melihat gadis yang duduk di samping Ziya.

"Abi gak bakal ngejodohin kamu! Udh yuk, Rafa dan Ziya? Bagaimana?"tanya Raka.

"Hmm, Ziya ngikut aja"ucap Ziya. Rafa melihat Ziya, tapi dirinya masih bingung.

Raka yang tau hanya tersenyum melihat sang anak. Lalu menepuk pundak sang anak.
"Lambat laun, kamu bakal tau dia siapa dan kamu akan manja banget ke dia nak!"ucap Raka. Rafa melihat sang Abi dan ayahnya Ziya.

"Rafa mau aja, tapi Rafa takut nyakitin hati dia. Rafa gak mau dapat dosa"rengek Rafa ke Raka dan membuat semuanya terkejut.

"Dia bos kita?"bisik Adyan ke Alzam.

"Gw gak tau, beda banget"bisik balik Alzam.

"Keknya kerasukan deh"bisik Abi.

Orang tua Rafa dan Ziya tertawa melihat tingkah Rafa yang begitu lucu.
"Ya Allah nak!!! Kamu kenapa lucu banget sih!!! Kalo kamu bisa ngejalanin ujian itu maka rasa sakit hati putri bunda bisa hilang begitu saja. Bunda maklum kan kalo kamu menyakiti hati putri bunda. Karna kalian sedang menjalani ujian dari Allah. Karna Allah mau lihat, seberapa kuat hubungan kalian. Kalo tidak sanggup, maka pergi dan tinggalkan putri bunda"ucap Ratu.

Rafa yang mendengar ucapan calon mertua nya merasa sesak di dadanya. Belum juga nikah udah gini aja. Tapi, Rafa menunduk dan menatap pergelangan tangan Ziya. Ada gelang, yang persis seperti dirinya. Tapi, gelang ini di buat oleh dirinya sendiri. Tapi kenapa gadis itu ada? Hati Rafa merasakan kalo dia benar-benar gadis kecilnya. Rafa berani menatap Ziya dengan tatapan tajam. Dan terlihat jelas rahangnya mengeras.

Raka yang melihat sang anak. Raka yakin jika lelaki itu mengetahui sesuatu.
"Abi jadi keingat waktu kalian berlari di pasir pantai"

RAFAIZAN [SUDAH TERBIT!]Where stories live. Discover now