°Jalan Lurus

546 86 29
                                    

Happy reading

Don't forget to comment and like

.

.

.

Di usia yang ke 19, aku mulai merasakan dilema tentang kehidupan. Aku takut, aku memaksakan diri dan aku berlagak seperti orang dewasa. Aku menentang banyak aturan dan mengabaikan segala harapan yang digantungkan di pohon harapan. Aku ini berlagak seolah tahu bagaimana aku memiliki masa depan, aku berkelahi dengan rasa ego dan bertaruh dengan janji.

Aku mengambil jalan penuh resiko. Menepis segala ketakutan dengan penuh emosi. Saat semuanya hampir dimulai, aku bergeming.

Kenapa aku disini?

Sekarang aku jauh dari mama dan papa, bisakah aku tanpa mereka?

Aku berjalan tanpa dukungan dari ayah, dan bertemu seseorang yang mengingatkanku pada ayah, mampukah aku untuk tidak menangis?

Aku melawan rasa takut di masa lalu, aku membuat orang-orang khawatir karena keangkuhan ku, apakah aku akan berhasil?

Mommy ingin aku selalu bersamanya, tapi aku memiliki cita-cita lain.

Dan papa memiliki mimpiku aku tidak bisa menjalaninya, aku harus bertaruh.

Apakah ketakutan kakak akan terjadi? Tapi aku harus membuktikan padanya kalau aku memiliki mimpiku.

Ughh aku ingin semuanya baik-baik saja.

Aku belajar cara berhati-hati.

Kalimat untaian visi, misi, motto, optimis dan pesimis mengikuti setiap langkah si petarung ini.

Aku dewasa bersama mereka, dan aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini.

Di usia ku yang ke 19 tahun ini, aku ingin menciptakan banyak kenangan. Keluar dari zona nyaman dan menjadi manusia yang benar-benar berguna.

Untuk aku, semangat.

.

Hyunjin tersenyum. Lembaran sketsa didepannya sudah terpajang dengan indah di dinding mading. Tak ada hal lain yang terpatri diwajah tampan itu selain perasaan lega.

Ini masih seperdelapan dari perjuangan yang ia lewati, tapi lelahnya bukan main. Hyunjin akui, satu semester terasa berat. Belum lagi berbagai macam problematika yang sempat pusing ia kerjakan.

"Hyunjin"

Hyunjin menoleh, Somi, perempuan yang sempat menjadi penyemangat Hyunjin kini muncul dihadapannya setelah sekian lama. Senyum diwajah gadis itu masih hangat, bahkan Somi terlihat kurus dibagian pipinya.

"Udah lama gak ketemu. Lo apa kabar?"

Hyunjin balas senyum, "Gue baik. Lo sendiri? Apa kabar nyokap?"

"Nyokap udah membaik"

Hyunjin capek sebenarnya. Capek terlibat percakapan basa-basi dengan Somi. Apalagi sekarang tidak ada lagi yang harus ia perbaiki dari keputusan yang sudah mereka sepakati bersama. Karena bagi Hyunjin berurusan dengan seseorang yang telah usai bukan lagi menjadi sesuatu yang harus ia urus. Apalagi kalau judulnya mantan.

"Lo sama kak Taehyung baik-baik ajakan?" Bodohnya Hyunjin tetap saja memilih untuk peduli meski telah menerima sakit dari gadis ini.

Somi berdecak pelan, "Sampai saat ini gue bingung alasan kita putus, lo bahkan gak jelasin sesuatu ke gue"

[0] Rumahan | SKZ × ITZY ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang