°Untold

744 104 9
                                    

Happy reading

Don't forget to comment and like

.

.

.

"Kakak nggak bisa Min. Pokoknya minggu ini harus pulang"

"Kak, sabtu Min ada praktek. Kakak kan sekarang lagi di rumah paman"

"Min, kesini naik pesawat itu cuman beberapa jam. Ke Aceh ini bukan gue suruh lu ke Surabaya. Lagipula lukan ada uang saku lebih"

Seungmin menghela nafas, mengalah, "Ya udah, aku usahain pulang"

"Jangan minta ke ortu dan jangan nyusahin bonyok"

Seungmin meraba sakunya. Meringis kecil karena uang tabungannya yang hampir menipis untuk sampai 5 bulan ke depan.

Hp Seungmin kembali berbunyi, dengan malas Seungmin mendekatkan hpnya. Mata Seungmin membola tatkala nama ibunya tertera di layar.

"Halo bu"

"Min.. udah makan?"

"Su..sudah bu"

"Bagus" suara berat ibu terdengar dari sebrang sana, membuat Seungmin merindukan dekapan ibunya, "kakak nelfon kamu ya?"

"Ummm iya ibu"

"Nggak papa kamu nggak usah pulang. Peringatan kematian kakek, biar ayah sama ibu aja yang selenggarain"

"Kakak bisa marah bu"

"Nanti biar ibu yang bilang sama kakak. Kamu fokus kuliah aja yaa. Uang saku masih cukupkan? Maaf ibu belum bisa transfer"

Sekuat tenaga Seungmin menahan air matanya, berusaha keras untuk diam, ia takut jika membuka mulut yang ada ia terisak.

Pikiran Seungmin kemudian berkelana setelah ibu meminta Seungmin untuk memutuskan panggilan. Ia memikirkan keluarganya yang kini telah hidup terpisah darinya.

Jujur, saat berhadapan dengan sang kakak itu  adalah timing yang paling meresahkan dalam hidup Seungmin. Sifat kakak yang selalu otoriter membuat Seungmin tidak bisa untuk tidak menolak seluruh perintahnya. Kakak Seungmin keras kepala, beda dengannya. Semua akan menjadi masalah jika kakak yang memegang kendali, Seungmin sendiri tidak suka paksaan.

Seungmin duduk di kursi kantin yang sepi. Menghabiskan teh es dengan pikiran nelangsa.

Seungmin ini anak yang terlahir dari keluarga yang berkecukupan. Boleh kata kalau tidak dari beasiswa ini, mungkin Seungmin tidak akan merasakan bangku kuliah seperti yang telah lama ia idamkan sejak SMP.

Berbeda dengan sang kakak yang sudah menjadi tulang punggung sejak SMA, tidak terlintas sedikitpun dikepalanya untuk mengenyam pendidikan seperti Seungmin. Padahal kakak Seungmin termasuk anak yang berprestasi.

Kehadiran Ayen dan Yuna membuat atensi Seungmin teralihkan. Mereka duduk dihadapan Seungmin dengan wajah semringah.

"Halo kak Seungmin" sapa Yuna lebih dulu.

"Hai"

"Pesen minum bang. Es teh 2"

"Lo nyuruh gue?"

Yuna ngangguk polos.

"Yeeee"

Yuna kekeh. Sambil menunggu pesanannya datang, Yuna kembali melirik Seungmin.

[0] Rumahan | SKZ × ITZY ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang