13. Speechless

917 142 6
                                    

Happy reading ~

Don't forget to like and comment...

.

.

.

Ya beginilah nasib menjadi lelaki tampan. Meski sering dikata lebay dan kang drama sama Ryujin, baru satu minggu menjadi mahasiswa aktif aja sudah banyak ditawari berbagai jenis tawaran pemotretan. Salah satunya menjadi benefit komersial sampul kampus mereka, dan kita sebut saja namanya Hwang Hyunjin.

Hyunjin memutar pena ditangannya merhatiin dosen yang sedang memaparkan materi. Meski tatapannya tertuju pada layar yang ditampilkan oleh infokus, pikirannya Hyunjin nge-fly.

Seminggu waktu berlalu, sudah saatnya ia manfaatkan untuk mencari dan melakukan pendekatan dengan perempuan bernama Jeon Somi. Wanita pencuri hatinya beberapa hari ini. Sia-sia saja dia ngefollow perempuan itu tanpa tahu keberadaan dia di dunia nyata.

Sebenarnya sore ini Hyunjin tidak ada jadwal kelas lagi. Tapi karena seniornya, Shotaro, memintanya untuk datang ke ruang HMJ, Hyunjin terpaksa menemui Shotaro terlebih dahulu sebelum pergi ke fakultas hukum. Lelaki tampan asal Jakarta itu lantas menutup buku dan memasukkan semua barangnya ke dalam tas. Hyunjin keluar kelas dan pergi ke ruang HMJ dilantai satu.

"Oh lu Hyunjin?"

"Iya bang. Bang Shotaro?"

Pria bersama kemeja dongker dengan dalaman berwarna putih itu lantas tersenyum hangat lalu membawa Hyunjin duduk diatas kursi plastik yang tersedia diruangan. Sebelumnya baik Shotaro maupun Hyunjin hanya saling mengenal lewat foto profil saja, dan Shotaro akui Hyunjin emang tampan.

"Ada urusan apa bang?"

"Gue dapat kabar dari anak-anak, elu model sampul majalah kampus kita?"

"Oiya bener bang" jawab Hyunjin sambil menggaruk tengkuk belakangnya. Sungkan.

Shotaro menggeser kursinya mendekat pada Hyunjin, menepuk pundak Hyunjin sambil tersenyum, "Great! Berarti satu profesi sama Nako dong ya"

"Bang Taro tau Nako?" tanya laki-laki itu mengabaikan wajah kesal Shotaro.

"Oh jelas, orang kita satu kampung. Nako itu cewe gua"

Hyunjin terkesiap, demi apa dia mematung mendengar penuturan Shotaro yang terlihat meyakinkan.

"Yang bener bang"

"Iyalah, lu kata gue bohongan"

Hyunjin diam. Dalam hati merusuh disaat Shotaro malah membalasnya ngegas.

"Kita emang kaga ekspos, sengaja. Ini juga gue terpaksa ngaku ke elo karena gue gak suka lihat elu terlalu deket sama Nako. Sebagai lelaki gentleman gue gamau main adu jotos, apalagi lu maba. Mulai sekarang lu jaga jarak sama cewe gua"

Hyunjin melongo, seniornya ini kenapa dah, kaya lagi pms, nggak nyari kebenaran dulu asal nyolot aja, untung si Shotaro katingnya.

Hyunjin nanya lagi, "Emang kami kelihat dekat banget bang?"

"Iyalah. Kalau kaga ya mana mungkin gue nyuruh lo kesini. Lihat Nako senyum senyum ke elu itu buat gua makin gemes"

Anjay. Kesian adek gue.

"Maklumlah bang resiko orang ganteng"

"Jadi maksud lu, lu mau jual itu muka buat bikin cewe gue oleng? Iya?"

Hyunjin kaget, refleks ngehindar, "Eh nggak gitu bang. Astagfirullah" jawabnya sambil senyum kikuk, bagaimanapun juga dia ingin tetap merasakan keamanan saat berada di habitatnya. Ia tidak ingin hidupnya dirusuh oleh Shotaro hanya perihal wanita.

"Gini ya bang gue bilangin. Mending neng Nakonya di officialin deh, di publish biar orang-orang kaga salah paham"

"Maksud lu apa ngatur-ngatur gua?"

"Ya gitu deh bang, terus juga bilang ke neng Nako jangan lewat depan fakultas kedokteran. Disana banyak makhluk halusnya"

"Jangan bercanda lu Jin. Lu kata gue lagi bercanda apa"

"Iya bang gue bercanda. Tapi serius, jangan biarin Nako lewat fakultas onoh. Kalau bisa lu segera mulai ngekspos hubungan kalian. Biar gak banyak yang salah paham. Kalau gini terus mah gak salah juga kalau orang-orang mikir neng Nako masih jomblo"

"Heh lambe mu"

"Heheheheh, maaf ya bang atas kelancangan junior mu ini. Ntar kita main futsal bareng deh. Kalau gitu gue pamit undur dulu bang, mau ke hukum"

Shotaro mendengus, ia ngangguk-ngangguk lalu mengibas tangannya seperti orang mengusir.

Hyunjin langsung ngacir keluar dari ruangan HMJ. Bisa gawat kalau Ayen tahu tentang hubungan Nako dan Shotaro. Belum lagi si Ayen kayanya jatuh hati banget ke si Nako.

Ya emang gak salah sih, Nako faktanya emang gemoi banget. Bisa bikin pertahanan Hyunjin terhadap Somi tergoyahkan. Bersyukur Hyunjin ada alasan buat gak nerusin perasaannya Nako. Tapi sekarang beda lagi ceritanya kalau masalahnya kaya gini.

Hyunjin geleng-geleng. Sekarang ia fokus dulu aja dah, bisa sia-sia kemantapan hati ini kalau diabaikan lagi. Mana orang di fakultas tergila-gila kedia buat oleng, untung Hyunjin orangnya istiqomah, masih keukeh buat deketin Somi.

Brakkk

"Aughh" rintih si yang ditabrak sambil megang lengannya.

"Eh maaf-maaf"

Perempuan itu langsung berjongkok memungut buku yang berserakan di lantai. Hyunjin ikut membantu setelah menyadari bahwa perempuan itu adalah Yeji, teman asramanya.

"Lo ngapain disini?" gerutu Yeji yang terlihat terburu-buru.

"Lo juga ngapain disini?"

"Loh ini lingkungan gue"

"Lo anak hukum?"

"Iya gue anak hukum, Hwang Hyunjin. Lo ngapain disini? Bukannya harusnya lo di habitat lo di fakultas seni?"

"Teknik kali ah"

"Iya itu ah. Bodo amat"

"Gue lagi nyari orang. Lu kenal Somi?"

"Somi? Kenal gua. Satu kelas. Lu nyari dia? Kebetulan dia belum keluar" jawab Yeji sambil melirik arlojinya, "yaudah gue mau duluan dulu. Udah mau masuk kelas, byee"

Yeji benar-benar meninggalkan Hyujnjin begitu menjawab pertanyaan darinya. Padahal akan lebih baik kalau Yeji menemaninya bertemu dengan Somi.

Hyunjin membalikkan badan. Berkat kereflekannya, Hyunjin berhasil menghindari kecelakaan untuk yang kedua kali dengan orang asing.

"Oh Hwang Hyunjin?"

Hyunjin mengangkat wajah. Mata Hyunjin seketika membesar melihat sosok perempuan cantik berdiri didepannya dengan senyum yang mengembang.

"Somi"

"H-hai"

"Lu kenal gue?"

Somi mengangguk, "Satu kampus kenal lu"

Tak bisa dipungkiri, Hyunjin bahagia. Sebisa mungkin lelaki Hwang itu menyembunyikan semburat merah yang muncul diwajahnya. Emang sebahagia itu dia dikenali oleh sosok Somi, seperti mendapat prediket tersendiri.

"Ummm, salken, gue Somi. Anak hukum" Tangan Somi terulur, Hyunjin melirik tangan itu. Dia tahu, sudah tahu dari lama bahwa si perempuan manis didepannya ini adalah Jeon Somi anak hukum.

Tangan Hyunjin menyambut senang uluran tangan mulus Somi. Hyunjin nyengir hingga matanya menyipit.

"Senang kenalan dengan lo"

Satu kalimat yang mampu membuat pipi chubby Somi ikut bersemu merah.

.

.

.

[0] Rumahan | SKZ × ITZY ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang