Pandangan Seonghwa 22

396 93 3
                                    

Pandangan Seonghwa
.
.
.
.
.
.

Atmosfernya sama. Dingin tanpa suara.Terus apa yang ditunggu? Yunho masih berada di samping Hongjoong. Bukannya Yunho tak mau mengalah terus bersuara. Bukan begitu. Kata-katanya sering kali mengudara namun yang didapat apa selain dehaman dari yang lebih tua. Gunanya bibir itu apa? Terus kenapa pas di perjalanan ngajak mau ngobrol? Kendati begitu Yunho tak akan kesal sendiri. Toh kan ini semua kemauannya. Yang mengundang Hongjoong untuk berkunjung kan dirinya. Satu pikirnya. Bodoh.

Lantas Yunho menyerah, satu sekon terlewati tapi hadirnya suara yang tak terlalu berat dari Hongjoong kian berkunjung pun tidak.

Sekarang Yunho yang menghela nafas lelah. Dia lelah akan semuanya. Maksud dari pertemuannya adalah tak lebih dari mencairkan dan memulai. Tapi kalau begini yang didapat Yunho bisa apa.

"Kabar kamu gimana?"

"Gimana setelah ninggalin aku? Terus sekarang datang. Maunya apa?"

Yunho sejujurnya gemetar. Dia sudah prediksi hal itu yang akan ditanyakan, namun tak menyangka akan sesegera ini ia harus menjawab.

"A-aku-maaf kan aku."

"Yang aku ingin dengar bukan kata maaf kamu. Alasan kamu. Mengapa lebih memilih meninggalkan aku?"

Yunho menggigit pelan bibir bawahnya. Tangisnya akan segera turun kalau tidak dia tahan.

"Alasannya saja kamu gak tau. Kamu membuang waktu aku. Maaf tapi aku harus pergi."

Sekuat apapun menahan. Usahanya sia sia. Isak tangis mulai bersahutan. Kini Hongjoong diambang keraguan.

.
.

Diejek begitu Seonghwa kuat kok. Siapa lagi yang berani kalau bukan Wooyoung. Anak kecil itu ketawa membengek ngik ngok ngik ngok kaya babi.

"Jadi ciuman gak?"

"YATUHAN JUNG WOOYOUNG AKU DIEM LOH!"

Wooyoung tusuk-tusuk pipi yang tua, tau sekali sedang ngambek dengan pipi yang menggembung lucu. "Ututututu kakak ngambek nih?"

Seonghwa memunggungi Wooyoung rasa tak terimanya ketika sering kali digoda yang lebih muda tapi kali ini membuatnya sangat sangat menyebalkan.

"Yaudah wkwk maaf ya kan gua cuma bercanda."

"Kamunya itu loh kebiasaan banget aku kan jadi kesel. Lagian apa yang kamu omongin itu bisa jadi fitnah yang gak bertanggung jawab sampai ada orang lain yang tau!"

Wooyoung memutar bola matanya malas. Mulai deh kalau sudah berlebihan gini. Lagi pula siapa yang bakalan dengerin selain mereka berdua. Oh ya tuhan, malaikat, sama setan. Tapi itu kan tak masuk kategori. Memang Seonghwa yang aneh.

"Jangan lebay kak. Mending sekarang kakak masak kek atau apa gitu. Kayanya gua laper."

"Pikiran kamu makan aja terus. Aku bosen."

"Normal kak. Ini sebelum gua balik ke kostan ya."

"Nah itu sekalian aja aku mau tanya. Yang sama Hongjoong itu siapa sih? Temen kalian?"

Aduh kalau sudah begini Wooyoung harus jawab apa. Wooyoung tak mengingat keberadaan pemuda ganteng perpaduan cantik dan manis itu.

"Temen kita. Tapi kalau lo mau denger lebih lengkap bisa langsung denger dari kak Hongjoong aja ya kak."

Seonghwa menarik Wooyoung untuk mengikuti langkahnya. "Kamu gak tau? Jadi Yunho itu bukan temen kamu?"

Wooyoung menggigit bibir bawahnya gugup. "I-iya kayanya hmm ya gitu deh. " jawabnya tak yakin. "Kok gitu jawabnya. Kalian temenan?"

Pandangan SeonghwaWhere stories live. Discover now