Pandangan Seonghwa 4

1.7K 286 77
                                    

Pandangan Seonghwa
.
.
.
.
.
.


"Ahahahaha gua sih masih ngakak gegera elu kak." Seonghwa masam, kini dia sudah tertenangkan dari rasa malu dan intimidasi semua orang berkat insiden di cafetaria itu. Tapi masih saja direcoki seorang Jung Wooyoung.

"Bisa gak sih diem Young." desisnya tak suka. Lagi-lagi dijawab dengan tawa Wooyoung khas mirip mrs kunti urban legend setempat.

"Ya ampun ya ampun ahahaha sorry."

Seonghwa kesal. Tau begini dia tak akan so kepoin si Hongjoong itu. Karena sumpah mungkin ini akan menjadi hal yang paling memalukan dalam sejarah kehidupannya. Seonghwa menyembunyikan wajahnya dalam sebuah lipatan tangan. Pasrah saja lantas mau bagaimana lagi. Jadi teringat beberapa waktu yang lalu akan ke spontanitas yang ia miliki secara alami.


"EH TERNYATA PENDEK?!"

Itu adalah kalimat pertama sekaligus pembukaan dari seorang Park Seonghwa dimana hanya persekian sekon Seonghwa jadi pusat perhatian berikutnya yang terdengar adalah bentuk bunyi dari kata tawa. Penghuni lain hanya menatapnya sekilas karena mungkin tak paham ada alur menarik apa di bangku yang Seonghwa cs tempati. Sedangkan bangku yang ia tempati ricuh karena tawa. Wooyoung dengan istilah modernnya bengek hyung itu benar-benar tertawa seperti tak ada hari esok. Tak lupa aksi si cilik Wooyoung diikuti oleh San, Jongho, juga Yeosang.

Pesan moralnya hati-hati aja Young pusernya nyala, dan jangan sampai kak Seonghwa yang baik hati ini mengamini hal konyol itu.

Beralih ke kondisi si Hongjoong yang mana hanya tersenyum tipis. Seonghwa jadi tak enak hati. Ia meringis mengusap tangannya canggung. Temannya dan teman barunya itu memang membangsatkan Seonghwa sekali. Terhitung beberapa menit tak ada yang lepas dari tertawaannya itu.

Seonghwa berbalik ke arah Hongjoong dengan tubuh yang penuh berhadapan dengan si cowok famous.
"A-ano m-maaf sa-saya spontan."

Hongjoong terkekeh geli, dijawil hidung mancung Seonghwa dengan so akrab dan tak sopan.

"Gak apa-apa kok manis, spontanitas kamu lucu mirip calon ibu anak-anak saya kelak." diakhiri dengan wink, Seonghwa bergedik ngeri. Tolong jelaskan apa korelasinya karena Seonghwa tak menemukan satupun ke-related-an dalam kalimat yang Hongjoong lontarkan tersebut. Mungkin selera otak Hongjoong adalah merelated kan sesuatu yang tak habis pikir menjadi buah pikir Seonghwa yang mana pada kasus ini Hongjoong meiringi dengan sedikit kata-kata gombal khas anak-anak abad ke-21. Sungguhannya Seonghwa sangat ingin mengubur pria so famous ganteng ini.

"Kalian ketawa mulu keselek meteor musnah!" sumpah Hongjoong pada sekumpulan manusia tak berakhlak dan bermoral. Beruntungnya Seonghwa manis. Jadi dengan sombong Seonghwa mengangkat dagunya sedikit itu karena merasa ada yang membela.

Yang pertama kali tersadar itu adalah Yeosang. Si patung dingin itu mengusap ujung matanya yang berair.

"Sorry kak, itu anak dari tadi hiburan banget." tunjuknya tak sopan pada Seonghwa.

Jongho mengangguk antusias tapi tak berhenti tertawa. "Ahahaha bener-bener ngakak. Astaga!"

Wooyoung masih tak tahu diri tertawa sedang San disampingnya sudah dalam mode agak normal.

"Aduhhh aduhhh sakit ahahahaha plis mood banget ini aku ngakak ahahahaha."

"Uyong bisa diem gak?" San tergesa membekam mulut Wooyoung. Karena tak sudi mulut sterilnya terkontraminasi virus dari telapak tangan San, Wooyoung gigit kuat-kuat hingga San mengaduh-aduh. Otomatis terlepas Wooyoung tersenyum puas lantas menatap Seonghwa dan tertawa kembali.

Seonghwa kesal. Sangat kesal. Dengan perasaan penuh haru dan niat,  Seonghwa injak kaki Wooyoung mengenakan sepatu pantofel yang berusia 2 bulan tersebut.

"Awwww sakit!" Wooyoung nyaring berucap, Seonghwa menatap sinis. Wooyoung menciut buru-buru minum es tehnya.

"Sekali lagi maaf ya saya reflex." Seonghwa bow sopan sekaligus ungkapan rasa bersalah.

Hongjoong menggeleng-geleng kepala tak lupa mengibaskan tangannya. Eh kok kemayu, jarinya itu loh cantik lentik sekali. Punya Seonghwa aja kalah. Kayanya dia bott deh. Mana pendek gitu kan.

"Gak apa-apa kok, eh saya Hongjoong kamu siapa? Baru pertama liat nih."

"Nama dia Park Seonghwa kak divisi keuangan, anaknya jarang nimbrung di cafetaria soalnya suka makan di pantry makanya lo baru liat. Katanya sekarang bekalnya ketinggalan jadi ikutan nimbrung di mari. Kata ayah bundanya yang gemoi kak Seonghwa gak boleh jajan sembarangan. Terus kata ayah bundanya yang gemoi kak Seonghwa musti buru-buru nikah. Tapi dianya cupu banget gitu loh banyak cowok cewek naksir tapi so jual mahal terusmmmmmmnhhhhhhhh."

Lagi-lagi Wooyoung dibekam tapi pelakunya kini Park Seonghwa dengan senyum manis tapi pura-pura kaya temen kalian yang bngsd itu. Ringisan Wooyoung tertahan yang sangat jelas karena Seonghwa injak lagi kaki si mungil itu. Yang betul saja mulut besar Wooyoung ini. Sungguh buat Seonghwa naik tensi saja. Kalau begini tak usah Seonghwa minum pil penambah darahnya lagi.

"Makasih ya Uyong udah bantu :) tapi jangan cross the line ya!^^"

Hongjoong menatap Seonghwa penuh minat. Jari-jari yang katanya lentik itu menggenggam sebuah ponsel nyentrik abad ini, lalu mendekatkannya pada Seonghwa yang kelihatan kebingungan.

"Boleh minta nomor kamu gak? Ya opsional kalau-kalau kamu butuh saya buat jadi mantu idaman ayah bunda gemoi kamu, kebetulan saya single kok."

Seonghwa mengedip-ngedipkan matanya cepat dengan mulut yang sedikit terbuka. Kebiasaannya. Ia masih memproses apa yang Hongjoong katakan. Dan sungguh itu sangat menggemaskan buatnya. Hongjoong saja dibuat gemas tak tahan ingin menggigit b̶i̶b̶i̶r̶  coret pipinya.

"Gimana Hwa?"

"E-eh? m-maaf aku permisi dulu ikan cupang aku belum dimandiin." lalu pergi begitu saja tanpa memperdulikan makanan yang hanya dimakan seperempatnya. Yeojong yang sibuk bisik-bisik menjeda kegiatannya hanya untuk menengoki kondisi mental Hongjoong yang secara tak langsung diabaikan.

Hongjoong shock. 'Cantik-cantik kok goblok' innernya.

"hahahahaha kak Seonghwa bego ahahahahaha ajg atuh lah ngakak."

Coba jelaskan secara rinci sejak kapan otak goblok tapi jenius patrick tertukar dengan otak manusia cantik macam Seonghwa.

Semoga saja Seonghwa tak malu.

Nyatanya malu, masih malu walau kejadian di cafetaria siang tadi telah berlalu. Sudah pukul 17.00 orang-orang kantor yang gesit bersiap untuk pulang kecuali Seonghwa yang sedari tadi kerjaannya hanya didominasi dengan menghela nafas juga menutupi wajah cantiknya. Sampai tak habis pikir dari mana ia dapatkan alasan konyol yang kelogisannya hanya akurat 0.001%

Seonghwa bodoh memang bodoh, wajah cantiknya dipenuhi rona merah kala itu. Sangat-sangat di luar ekspetasi. Semoga saja Hongjoong tak terlalu anggapi perkataan Seonghwa yang begitu. Lagi pula orang seperti Hongjoong nampaknya seorang yang bodo amatan. Akan lebih aman sih kalau bukan hanya nampaknya saja.

Seonghwa jadi memikirkan beberapa aspek mengenai kenyataannya.






______________________________________

sorry typo
ga baca lagi
acak acakan
kek agu 🤭

Pandangan SeonghwaWhere stories live. Discover now