Pandangan Seonghwa 18

458 102 7
                                    

Pandangan Seonghwa
.
.
.
.
.
.

"Kak!"

"Eh Woo nape lo?"

Hongjoong matiin rokoknya. Ditekan ujungnya ditepian asbak. Kerumunan asap masih disekitar. Angin malam tak begitu saja menghilangkan sisa sisanya. Aroma tembakau yang khas juga masih bisa tercium.

"Eh apa itu kak?"

Wooyoung segera duduk disamping Hongjoong sambil menunjuk kearah kotak yang sudah agak lusuh dimakan waktu.

"Isinya." tambah pemuda manis itu.

Hongjoong membuka perlahan, dan menunjukan isinya.

"bracelet? ih mirip merchnya idola gua masa? nih liat." Wooyoung menunjukan pergelangan tangannya yang dihiasi bracelet biru muda mirip dengan kepunyaan Hongjoong.

"Enak aja punya gua spesial. Istimewa gak ada orang yang punya selain gua."

"Cih sombongnya, punya gua juga limited jarang ada restock-annya ini."

"Payah banget berarti itu agensi."

"Sabar Woo sabar jangan kalap nyekek, inget dia lebih tua dari lo. Umur mah gak ada yang tau." Wooyoung mengusap dadanya. Ngeri juga sampai kalap lalu cekik Hongjoong bisa dipidana dia.

"MD? apaan tuh? Merchandise? Mars Dirgahayu?"

"Ahh pekok sia! Mine-Ddeonghwa, orang yang ngasih. Sebetulnya kek fosil ini. Zaman gua sd dikasihnya. Berapa belas tahun coba?"

"Pantes gak lo pake. Ngapa lo bawa? gua yakin berharga banget itu. Berani juga lo kak."

Hongjoong tersenyum, kalau mengingat hal bodoh apa yang buat dia bawa-bawa benda paling berharga dalam hidupnya ini mungkin betul-betul bodoh.

"Feeling aja. Gua rasa gua kaya lagi deket."

"Deket sama ilahi kak? Gws anjir!"

"Asu gua gak mau berantem sama roro jongrang modelan kek lo ya Woo."

Wooyoung cekikikan, ending yang lumayan meninggalkan kesan horor. Ya mau bagaimana, suasana malam dingin dengan riak angin yang bikin merinding. Mana lengkingannya itu mengingatkan Hongjoong pada tante K, juga pohon-pohon tinggi berjajar sudah hampir mirip hutan.

"Maaf ya kak, aneh aja lo jadi perasa gini. Balik dari Canada buat otak lo agak beku."

"Sembarangan!"

Tapi Hongjoong ikut terkekeh. Wajar sih Wooyoung beropini gitu. Hongjoong jarang, hampir tak pernah malah menunjukan ketertarikannya pada sesuatu hal yang lebih berprivasi tentang perasaan.

"Gua cuma kangen dia aja. Aneh? udah lama banget tapi gak bisa lupain dia gitu aja."

"Berarti banget buat lo kak?"

"Banget banget malah. Dulu padahal masih bocah gua. Mana bisa ngerti gua tapi saking berkesannya gua sama dia. Boom gak dapet gua lupain nyampe sekarang."

Wooyoung mengangguk. Binar dari sorot pandang Hongjoong begitu meyakinkan. Dia benar-benar sedang merindukan sosok itu. Wooyoung paham, tapi tak paham juga apa yang membuat kakak-kakak-annya ini sedikit terhalang.

"Walau jamet lo itu banyak yang suka. Masa sih lo ngecrush sama bocah yang bahkan gua tebak lo gak tau gimana dia sekarang. Ya itu sih gila kak, kek otak lu tuh kemana gitu."

"Kasar betul lo. Tapi lo bener Woo, dunia seluas ini gimana gua bisa tau keberadaan dia bahkan gak tau kondisi dia sekarang."

Wooyoung menepuk pundak Hongjoong beberapa kali. Hampir lupa akan niat untuk apa ia kemari dikarenakan kisah si kakak yang gak ada kemajuan.

Pandangan SeonghwaWhere stories live. Discover now