Pandangan Seonghwa 17

512 109 8
                                    

Pandangan Seonghwa
.
.
.
.
.
.

Seharian penuh berlalu, malam telah tiba. Wooyoung yang kala itu diam di sofa ruang tengah menjadi gabut antara kekenyangan mengemil atau memang dirinya tak bisa menikmati waktu. Di dapur sana ada Seonghwa yang masih teleponan sama ayah-bunda gemoinya sejak 30 menit yang lalu. Wooyoung maklum tak maklum sih. Maklumnya, ya mungkin Seonghwa anak bungsu jadi orangtuanya agak protektif sama dia. Tak maklumnya itu karena Seonghwa udah berumur genap 27 tahun. Sudah dewasa dan mandiri jelasnya.

Wooyoung sedikit iri saja sama kehidupan Seonghwa yang dilimpahi kasih sayang. Pikir dia kapan dirinya yang lucu ini dapat limpahan kasih sayang? Kisah keluarganya juga tak mulus. Ya bisa dilihat, kalau mulus untuk apa Wooyoung pergi ngekost dan kerja disini, jauh sama keluarga?

Wooyoung tak terlalu lancar sama ibu-ayahnya. Tak harmonis kalau boleh akui tapi Wooyoung tolak mentah-mentah berharap suatu saat nanti hal itu akan baik-baik saja atau mungkin berharap ini semua cuma mimpi.

'Ting.'

Satu notifikasi muncul begitu aja di layar ponselnya. Mau diabaikan kok penasaran. Ya siapa tahu saja kan ada duda muda yang kaya nyasar ke nomor dia terus ngajak nikah. Sholawatin dulu aja deh.

Yeosang

Woo, Jongho sama kalian?

Read

Mang nape Sang?

Send

Ada sama kalian apa kaga?

Read

Ada anjir, mau ape lo?

Send

Masih lama disana?

Read

Besok siang pulang

Send

Oke deh thx

Read

Tak seperti yang Wooyoung harapkan memang. Lantas tuhan sudi gitu mengabulkan harapannya? Tentu saja belum. Kisah cintanya juga masih stuck dan tak ada perkembangan. Berharap tanpa diharapkan. Sakit. Rasa-rasanya cuma dirinya saja yang kurang beruntung dari segalanya. Wooyoung menghela nafas. Demi tuhan bukannya Wooyoung ingin mengeluh, Wooyoung hanya capek saja.

"Woo, goleran aja. Sana cari angin. Diem-diem aja disini."

Seonghwa sudah selesai, dia duduk sampingan Wooyoung. Sebetulnya Wooyoung masih dalam posisi goleran dengan mainin random remot tv. Dan, itu menghalangi Seonghwa yang mau duduk. Posisi pemuda manis itu ngaco juga menghabiskan banyak tempat. Mau Seonghwa tegur tapi tak enak juga, muka Wooyoung kuyu. Galau banget. Apa mungkin juga sakitnya jadi sekarang? Maka dari itu Seonghwa beinisiatif untuk menempelkan punggung tangannya ke dahi Wooyoung guna ngecek suhu tubuhnya. Aww ...able sekali!

"Gak panas." celetuknya.

Wooyoung dengan sedikit malas menyingkirkan tangan Seonghwa yang nempel di dahinya. Sedikit kasar.

"Apaan sih kak? Gua emang gak panas!"

"Ya terus kamu kenapa? sakit? kuyu gitu loh kan aku jadi overthinking."

"Ya ampun kak." Wooyoung memutar bola matanya malas. Seonghwa perhatian sih tapi kadang beliau too much buat Wooyoung ingin garuk pantat saja. Jangan tanya mengapa, jika bisa begitu maka bisa begini.

Pandangan SeonghwaWhere stories live. Discover now