Pandangan Seonghwa 20

607 102 0
                                    

Pandangan Seonghwa
.
.
.
.
.
.

Harinya pulang. Supaya tidak berdempetan seperti roti bakar, Jongho pulang bertiga dengan Wooyoung yang ikut ngintilin pasangan Yeosang-Jongho itu sedang kan di mobil Hongjoong berisi 4 orang. Jelas ini 4 orang, bersamaan Seonghwa dan Hongjoong di depan juga San dan temannya di bangku belakang. Siapa? Yunho. Orang yang dihindari Hongjoong akhir-akhir ini.

"Diem banget." komentar Seonghwa. Nyatanya pasca kejadian sarapan yang agak sedikit canggung juga setelahnya kehadiran Yunho dan Mingi.

Bagaimana itu terjadi?

Sekitar pukul 9 Hongjoong masih bertatap muka dengan ekspresi malu malu. Ya kalau diingat pasti sangat malu. Siapa sih orang bego tapi so so an ingin lawannya terpukau? Disini hanya Hongjoong. Masih teringat Seonghwa yang tersenyum-senyum gemas karena Hongjoong mendadak jadi orang yang super lucu.

"Hwa dimakan, jangan senyum-senyum gitu dong. Maaf ya kemaren lupa doang namanya."

"Mm? iya Joong." yang lain udah pasrah. Tak tahu, lihat Joong-Hwa jadi freak cuma semalam. Tak tahu juga masalah yang dibawa apa sampai-sampai Yeosang detik itu ingin mengajak Jongho pulang duluan. Maklum parno karena dari kemarin kakaknya itu bak orang bertulang lunak. Yeosang sedikit tahu tapi bungkam pada kekasihnya yang terus-terusan bertanya.

Sarapan tenang karena tak ada yang memulai pertikaian. Jongho-San nampak akur tanpa ada dendam. Sebetulnya San dendam bukti dia terus-terusan mendiami Wooyoung.

Ya karena kemarin yang kasih tahu Yeosang kan Wooyoung. Dirinya merasa difitnah dan sialnya upaya untuk mendiami Wooyoung itu sia-sia karena temannya itu malah balik mendiami.

"Gak paham kalian kenapa tapi ini balik mau kapan gua takut lo kesurupan kak!"

"Cungur lo sembarangan betul."

Walau sedang sarapan tak lupa adu bacot buat Seonghwa tinggalkan Hongjoong, tapi bukan karena ilfeel atau bosan dengar bacotan mereka melainkan terdengar suara bel yang ditekan lucu. Bunyinya mirip yang lagi jualan es krim legend. Buat iman goyah hanya dengan mendengarkan lantunan itu.

Sebetulnya Seonghwa tak mengerti juga. Mengapa hanya dirinya yang sadar akan kunjungan dari tamu lain atau karena bunyi bel yang tak Seonghwa ketahui motifnya begitu buat apa itu lemah di indera pendengaran mereka.

Dihadapannya kini ada dua orang dengan tubuh tinggi menjulang. Kurang lebih sekitar 7-8cm diatas Seonghwa. Yang satu manis dan menggemaskan. Yang satu matanya segaris tapi lucu dan gemas karena nyengir lebar buat matanya tenggelam.

"Uhm halo."

Seonghwa tersentak dengar suara bass dari yang matanya segaris. Seonghwa kira suara yang dikeluarkan akan lucu atau imut mengingat wajah gemasnya ketika nyengir.

"H-halo, uhm cari siapa ya mas?"

"San ada gak ya? kita temennya San, kalo ada boleh gak panggil dia. Kita nunggu disini aja ya jangan dipersilahkan masuk takut gak tau diri hehe."

Aduh, Seonghwa tarik saja embel-embel lucu sama gemesnya. Rasanya orang yang satu spesies sama Hongjoong nambah. Buru-buru Seonghwa masuk carikan orang yang mereka butuhkan.

"San?"

"Eh kak ada apa? di depan ada siapa?"

"Aku gak tau siapa. Tapi kamu bisa gak kedepan dulu? mereka tanyain kamu."

Ada sedikit bingung yang tercetak di wajah tampannya, tanpa banyak tanya San segera menuju kedepan.

"Siapa sih Hwa?"

Pandangan SeonghwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang