Pandangan Seonghwa 15

621 119 12
                                    

Pandangan Seonghwa
.
.
.

.
.
.

Seonghwa senyum namun terpaksa. Tak bisa dipungkiri dirinya super duper bt. Dengan raut wajah yang dikontrol senatural mungkin, dia coba untuk berbaur dengan yang lain. Disampingnya ada Wooyoung yang terus menundukan pandang. Mengherankan si manis yang biasanya gacor macam burung yang lagi kasmaran, ini hanya diam.

Mereka kini berada di salah satu tempat makan untuk sarapan, itupun usul dari si bontot yang merengek ingin makan. Belum makan dari malam katanya juga ingin balas dendam.

"Ya maaf sih saya salah liat jam. Jangan cemberut gitu Hwa." Hongjoong berujar, tangannya didaratkan diatas tangan Seonghwa , menggenggamnya erat. Dan inilah yang membuat Seonghwa bt. Bukan hanya karena waktu paginya yang terganggu tapi ia terganggu dengan Hongjoong yang sedikit lebih clingy padanya.

"Haha iya gak apa-apa, yaudah makan dulu dari tadi kamu ngoceh terus loh." ujar Seonghwa ia sedikit mengibaskan tangannya yang Hongjoong genggam, tanda agar dilepas. Tapi yang namanya Hongjoong mana akan paham, ia sekarang membawa tangan mereka yang bertautan itu untuk lebih dekat dengan tubuhnya.

Meja panjang itu diisi dengan sebelah kanan Wooyoung-Seonghwa-Hongjoong dan untuk sisi sebelah kiri atau di hadapan mereka diisi oleh pasangan adik-kakak, San-Jongho. Ini Hongjoong tak menjelaskan mengapa pemuda dengan lesung pipi itu ikut serta. Sedang Seonghwa sudah lelah walau hanya untuk bertanya.

"Next udah sarapan kita mau kemana kak?" tanya San yang semenjak keberangkatan baru bersuara.

"Kalo gua perkirain ini kita beres sarapan jam 10, karena masih pagi dan belom terlalu siang gimana kalo kita ke pantai? dateng pas makan siang tuh. Cuma 2 jam perjalanan. Nanti istirahat bentaran terus baru cus maen maen gimana?"

"Joong aku gak bawa baju ganti ya, gak bawa sunblock juga jangan gila deh." Protes Seonghwa kesal, dengan satu hentakan Seonghwa berhasil memisahkan tautan tangan keduanya. Hongjoong tersenyum, ia menyentuh dagu Seonghwa agar pandangan mereka bertemu.

"Gak apa-apa nanti kita bisa beli disana. Atau nanti melimpir supermarket dulu." lalu diakhiri dengan senyuman yang menawan, Seonghwa segera mengalihkan pandangan dan menjauhkan wajahnya. Hongjoong memang kurang ajar, membuat jantungnya senam aerobic tiba-tiba.

"T-terserah deh, aku ngikut suara yang terbanyak."

"Kak gua boleh gak ikut gak? gua kayanya mau istirahat aja." Wooyoung tiba-tiba bersuara, dengan intonasi lemah tak seperti biasanya. Seonghwa menatap khawatir, padahal pagi dia masih bersemangat dan ceria tak menunjukan ciri-ciri ia tekena sakit.

"Kamu kenapa Woo? Mana yang sakit?" Seonghwa segera merengkuh tubuh yang lebih mungil. Disentuh dahinya pertama kali, untuk mengecek suhu tubuhnya. Tipikal bunda-bunda rumah tangga banget deh.

"Mau pulang apa gimana Woo? ntar kamu di kostan sendiri. Ayah bunda sama kakak belom pulang, nanti sorean deh. Eh kalau gitu aku gak ikut kalian ya kasian Woo sendirian."

Wooyoung menggeleng perasaan tak enak memenuhi hatinya. Tak akan lah dia kecewakan Hongjoong yang notabenenya ngebet sekali ingin jalan dengan Seonghwa. Itu terlihat jelas kok.

"Gak usah gua sendiri aja, kakak enjoy aja have fun ya. Lagian gua cuma kurang enak badan aja gak mungkin maen maen di pantai kan?"

"Iya sih tapi kakak khawatir Wooyoung, ntar kalo sakit kamu tambah parah gimana?"

"Enggak kak gua bisa kok sendiri."

"Kalo gua bawa kalian buat have fun di villa gimana? Woo lo bisa istirahat disana, Seonghwa juga bisa awasi lo. Kita nyantuy aja. Butuh yang seger seger juga gak musti ke pantai. Perjalanannya relatif lebih singkat, hanya butuh paling lama 1 jam untuk sampai ketempat tujuan. Didukung dengan pemandangan alam yang menyejukan batin. Hati anda yang kosong akan terisi penuh dengan kehangatan cinta yang lahir dan batin minal aidzin walfaidzinmmmphh—

"Stop ya anjing kak lo ngaco!"

Kata Jongho, ia menahan diri agar tidak berteriak. Jongho juga membekap mulut Hongjoong yang mulai berpromosi ala sales dengan suara yang tak pelan. Ya namanya juga anak pemasaran. Tapi ya tak begini juga, semua mata pengunjung jadi tertuju pada mereka. San menutup wajahnya dengan buku menu sedang Seonghwa yang hanya tersenyum canggung. Wooyoung yang semakin melesakan kepalanya di perpotongan leher Seonghwa. Mereka semua malu.

Hongjoong melepaskan tangan Jongho, sambil bergumam 'maaf.' beberapa kali.

"Jadi gimana?"

"Ke daerah atas kan kak? Dingin dong bego ntar Wooyoung makin kuyu."

"Bukan elah San ini gak nyampe atas banget. Inget villa yang dulu kita pake tahun baruan gak? Gak begitu dingin juga kan? orang gua tidur masih bisa buka baju. Lagian orang sakit musti banyak udara seger."

"Itu mah lo nya yang norak kak. Gunanya ac apa sih? tapi kalau villa yang disana emang gak nyampe atas banget sih. Masih deket sama kota juga. Masih ada anget-angetan." ujar Jongho, ia kembali memakan makanannya. Pipinya menggembung, lucu.

"Ntar gua repotin kalian kaga nih?"

Hongjoong mengibaskan tangannya, "enggak paling Seonghwa yang direpotin bukan gua—Awww!

"Kak sumpah lo kenapa sih dari tadi aneh banget. Ngebet kawin lo?"

Hongjoong meringis, cubitan dari si bontot memang tak main-main. Ia mengusap bekas cubitannya dibalik jaket denim yang dikenakan. Sekali lagi cubitan Jongho tak main-main. Itu tembus sampai dalam. Rasa-rasanya ini akan meninggalkan jejak merah keunguan bekas cubitan bukannya bekas cupang.

"Sadis ah, jadi gimana Woo? Tapi kalo lo bener-bener gak kuat, bisa next week aja."

Bagi Wooyoung sih ini pilihan yang agak berat.
Disatu sisi dia sedang 'tak baik-baik' saja, namun tak mau urung juga. Kakak jametnya pasti kecewa, tujuannya kan bersama Seonghwa. Si kakak manis tak akan ikut bila dirinya tak berpartisipasi.

Agak ragu Wooyoung menganggukkan kepalanya, "Oke kayanya gak masalah."

Hongjoong tersenyum puas, Seonghwa memandang Wooyoung cemas. "Yakin gak apa-apa? mungkin kita bisa jalan next week Woo. Aku gak bisa liat kamu sakit sedang aku seneng-seneng."

"Kak gua cuma gak enak badan sedikit doang sih lagian orang sakit butuh banyak udara segar, betul kata kak Hongjoong. Asal kak Seonghwa deket gua. Gua gak apa-apa."

Seonghwa menghela nafas, dia pasrah saja. Wooyoung sendiri yang kekeuh. "Kalau ada yang sakit bilang." imbuh Seonghwa.

"Nih." Hongjoong memberikan jaket yang ia kenakan pada Wooyoung, "Pake aja Woo gua anaknya gerahan. Itu cuma gegayaan doang biar tambah ganteng hahaha."

Wooyoung facepalm. "Makasih kakak jamet yang gak ganteng-ganteng amat." ucap Wooyoung seraya mengenakan jaket Hongjoong.

"Hahaha gua emang ganteng sih yaudah lah ayok nanti keburu masuk jam makan siang ntar macet."

Hongjoong bangkit terlebih dahulu lalu diikuti oleh yang lain. San mencekal pergelangan tangan Wooyoung, menghentikan pergerakan Wooyoung. Pemuda Choi itu setengah memeluk tubuh mungil Wooyoung. "Wooyoung sama gua aja, kak Hwa kamu susulin kak Hongjoong."

Seonghwa mengangguk dan tersenyum setelahnya menggandeng Jongho dengan langkah yang dibuat sedikit terburu.

"Woo ntar gua mau ngomong sama lu bentar."

Disana Wooyoung rasa ingin melebur saja.

__________________________________

Pandangan SeonghwaWhere stories live. Discover now