11 | Secret

14 2 0
                                    

Di pagi hari ini, biasanya Anela pergi bersama Fabian, namun untuk kali ini gadis itu lebih memilih untuk bangun lebih awal dan pergi ke sekolah bersama Ayahnya. Anela pikir, hal ini mungkin saja bisa membantunya dalam rencana melupakkan Fabian secepatnya.

Suasana kelas yang sepi akhirnya di ramai kan oleh Vania yang datang dengan satu buah tas belanjaan di genggamannya. "Hey!" sapa Vania dengan senyuman lebar nya. Raphael juga datang dari arah belakang dengan wajah yang ditekuk oleh lelaki itu.

"Halo, Raphael kenapa?" Anela membalas sapaan Vania lebih dulu lalu selanjutnya gadis itu bertanya kepada Vania mengenai wajah Raphael yang terlihat sedang kesal itu.

Vania menghela nafas nya kasar, "Biasa, 'Van, kok kamu bawain makanan buat Anela aja sih? Kan aku juga mau!' Gitu katanya,"

Anela tertawa kencang saat mendengar jawaban itu, gadis itu kemudian menatap Raphael dengan tatapan jahil nya. Namun karena Raphael terlihat lebih murung dari biasanya, akhirnya gadis itupun hanya menghela nafasnya pelan dan menghilangkan pikiran jahil yang bermunculan di otaknya sekarang.

"Yaudah, nanti sharing aja. Jangan ngambek gitu dong Raph," Anela memegang bahu lelaki itu pelan sembari membawa tas belanjaan yang tadi diberikkan Vania ke meja Raphael.

"Nah! Itu baru sahabat gue!" ucap Raphael yang tiba-tiba mengubah raut wajahnya menjadi bahagia. "Punya pacar kaya dia, gue jadi ngerasa aneh banget deh," Vania menatap sebal ke arah Raphael dan Raphael juga membalas nya dengan tatapan jahil lelaki itu.

Memanglah tiada hari bagi mereka untuk tidak berdebat. Suasana yang tadinya harmonis ini tiba tiba saja berubah menjadi suasana canggung dan kesal secara bersamaan. Bagaimana tidak? Anela yang berharap jika Fabian mencari nya karena tidak berangkat bersama malah sedang berjalan berduaan bersama Melisa dengan mesra nya.

"Lo udah gak apa apa kan La?" tanya Vania sembari menggenggam lengan gadis itu secara perlahan. Anela membalas tatapan Vania lalu tersenyum tipis, "Gak apa apa,"

"Emang Anela kenapa?" tanya Raphael yang masih tidak mengerti apa yang kedua gadis itu bicarakkan. Vania dan Anela menggelengkan kepalanya secara bersamaan lalu kembali menatap ke arah Fabian dan Melisa yang sedang bermesraan.

Raphael tiba tiba saja membuka mulutnya lebar, otaknya langsung bekerja untuk menebak apa yang kedua gadis itu bicarakkan. "Ke kantin yuk?"

"Ngapain?" tanya Vania sinis.

"Kan bel masuk masih lama, yakali gak akan kesana?" tanya Raphael dengan wajah polos nya yang membuat Vania dan Anela akhirnya menyetujui keinginan lelaki itu.

Mereka berjalan ke kantin dengan santai nya. Memang sudah biasa jika Anela akan selalu menjadi bahan pembicaraan di sekolah karena gadis itu semakin dekat dengan orang orang terkenal di sekolah. Apalagi The Petrichor juga sudah mulai mengenali dan menyapa Anela jika tidak sengaja berpapasan.

Raphael langsung memilih tempat duduk di pojok dengan sengaja. Bergosip adalah hal yang akan Raphael lakukkan sekarang, maka dari itu ia dengan sengaja menjauhkan jarak nya dengan orang orang yang kini sedang bersarapan di kantin sekolah.

Mereka akhirnya duduk sembari membuka tas belanjaan yang tadi dibawa oleh Vania. Tas itu berisi satu kotak brownies dari merk ternama.

Vania memotong brownies nya ke beberapa bagian agar bisa lebih mudah untuk mereka makan. Raphael terus menerus menatap Anela dengan tatapan tajam nya. "Vania dikasih tau, kok gue enggak sih? Ah males ah!" keluh nya.

Hidden LoveWhere stories live. Discover now