8 | tekad berjuang

21 2 0
                                    

Kegiatan belajar dirumah alias tidak pergi ke sekolah adalah hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh seluruh pelajar. Sekolah Anela kini sedang mengadakkan kegiatan belajar dirumah selama 3 hari karena ada sebuah rapat penting disana.

Pagi hari ini, saat langit masih berwarna abu
-abu, Fabian dan Anela sudah bersiap dengan satu mobil milik keluarganya Fabian.

Bunda Anela dan Ayah nya tidak kunjung pulang kerumah, tidak sesuai janji mereka. Berakhirlah dengan keluarga Fabian yang memutuskan untuk menyusul ke rumah Nenek nya Anela sekalian menjengukknya dan tak lupa untuk sedikit berlibur juga.

Anela masuk kedalam mobil keluarga Fabian lalu duduk dikursi tengah bersama Fabian. "La, kalau laper, udah dibeliin cemilan di kursi belakang." ucap Fabian dengan wajah datarnya.

"Gue mau tidur, jangan ganggu," Fabian memakai headset nya lalu menyenderkan tubuh lelaki itu di kursi sembari memejamkan matanya.

Anela yang melihat sikap Fabian itu mulai merasa kesal, "Gui mii tidir, jingin ginggi, halah!" ejek Anela yang langsung dibalas oleh tawaan kencang dari Bunda Fabian.

"Anela, kalau kamu mau tidur juga boleh kok," gadis itu langsung tersenyum lebar lalu menganggukkan kepalanya cepat ke arah Bunda Fabian.

Papah Fabian sudah mulai melajukkan mobil nya menuju ke sebuah desa tempat dimana nenek Anela tinggal.

Benar saja, selama perjalanan Fabian terus memejamkan matanya. Anela ingin mengikuti kegiatan lelaki itu untuk terlelap, namun ia tidak bisa.

Anela mengambil cemilan yang dibelikkan oleh Fabian tadi lalu memakkannya dengan santai. Tak lama, Fabian akhirnya membuka matanya dan langsung berdehem merasa bahwa tenggorokkan nya kering.

Karena mengerti dengan apa yang dibutuhkan oleh Fabian, Anela mengambil botol air putih miliknya lalu diberikkan kepada lelaki itu. Tanpa menunggu lama, Fabian langsung menegak nya hingga air di botol itu tersisa sedikit.

"Lo gak tidur La?" tanya Fabian sembari mendekatkan posisi duduknya dengan Anela. Ia menggelengkan kepalanya lalu memakkan kembali cemilan di tangannya.

Fabian menghela nafas kasar, "Argh! Gak ada sinyal!" keluh lelaki itu sembari membuka headset nya lalu tanpa malu mengambil cemilan milik Anela.

"Pah! Ini masih lama?" tanya Fabian kepada Papahnya yang sedari tadi menyetir itu.

"Sebentar lagi,"

Pemandangan diluar mobil sudah memperlihatkan banyaknya persawahan dan rerumputan hijau dengan rumah yang masih seperti rumah-rumah dahulu namun ada sedikit kekiniannya. Anela membuka kaca mobil nya yang membuat wajah kedua pasangan itu terkena angin segar.

"Anela, kalau disana gak ada sinyal, lo bakal ngapain?" tanya lelaki itu dengan wajah penuh harap nya. "Mau menanam padi sampai pagi," jawab Anela bercanda namun wajah nya sangat serius yang membuat Fabian menatap ke arah gadis itu kesal.

"La! Beneran! Gue gak bisa hidup tanpa HP!" Fabian menekan kedua bahu Anela dengan nada bicara yang keluar seperti dalam drama.

Bunda Fabian yang melihat kelakuan anaknya itupun langsung menatap ke arah mereka dengan tatapan bingung nya. "Kenapa sih? Alay banget jadi cowo," sindir Bunda Fabian yang jelas saja berhasil membuat lelaki itu kesal.

Hidden LoveWhere stories live. Discover now