1 | Sahabat Anela

46 3 0
                                    

Kini kedua sahabat itu sudah berada di halaman rumahnya masing-masing. Anela berjalan masuk ke rumah Fabian yang memang bersebelahan dengan rumahnya, ia kemudian melihat lelaki itu yang masih disibukkan dengan sepatu yang akan dipakainya dan mengambil tas sekolah milik lelaki itu.

"Gue itung ya, satu..., dua...., tiga....," hitung Anela sampai ke hitungan ke lima puluh empat.

"Gak nyampe satu menit kan? Dugaan gue bener La!" bangga Fabian sembari berjalan ke arah garasi nya untuk memgeluarkan mobil kesayangan Fabian.

"Fabian! Munduran buru!" suruh Anela. Fabian menghentikkan jalannya lalu mengerutkan keningnya kebingungan, namun seketika senyuman lebar keluar dari wajah lelaki itu.

"Pasti gantengnya kelewatan ya La?"

"Hah? Apaan sih! Kunci motor lo masih disini! Jangan banyak gaya deh!" ucap Anela dengan nada kesal nya sembari berjalan ke arah garasi Fabian.

Fabian menepuk jidat nya sendiri, "Ternyata kalau terlalu percaya diri itu salah ya?"

Lelaki itu lalu berjalan masuk kedalam mobilnya lalu diikuti dengan Anela. Perjalanan sudah dimulai, namun saat mereka telah sampai di pertengahan jalan yang lumayan sepi, mobil Fabian malah terhenti.

"Kaya biasa ya Bi?" tanya Anela dengan nada pelan nya menandakkan bahwa ia tak ingin melakukkan hal ini. Namun semua yang Anela harapkan kepada Fabian memanglah selalu tak memiliki hasil yang bagus, Fabian menganggukkan kepalanya dengan senyuman tulus lelaki itu.

"Hati-hati ya La?"

Anela menghela nafasnya panjang, "Hm, lo juga! Jangan ngebut!"

"Iya," ucap Fabian sembari tersenyum lebar.

Hal terbodoh yang selalu Anela lakukkan adalah saat ini, Fabian selalu meminta Anela untuk pergi bersama namun lelaki itu selalu menurunkan Anela di tengah jalan. Gadis itu hanya bisa mengikuti keinginan Fabian dan melanjutkan perjalanan nya menuju ke sekolah. Apalagi alasannya jika bukan karena Fabian yang tak ingin orang tau jika mereka bersahabat?

Galaxy High School. Sekolah ternama yang menjadi incaran banyak orang karena sekolah nya yang memiliki bakat luar biasa. Bukan hanya dari kepintaran materi, tapi juga sekolah ini mengembangkan bakat yang dimiliki oleh beberapa murid.

Mereka masuk ke sekolah ternama itu dengan kepintaran satu sama lain sehingga mereka akhirnya berhasil mendapatkan beasiswa. Jalan yang membuat Fabian semakin tak ingin ketenaran nya turun, apa kata orang jika ternyata ia hanyalah orang biasa yang masuk kesini tanpa memiliki uang yang banyak seperti teman-temannya yang lain.

Anela sebenarnya tidak mempermasalahkan hal itu, ia biasa saja jika Fabian ingin dekat dengannya ataupun tidak, namun hal yang membuat Anela patah hati adalah ketika Fabian yang benar-benar menganggap dirinya seperti orang lain saat berpapasan.

Saat masuk ke sekolah ini, Anela masuk kedalam eksul jurnalistik dan Fabian yang langsung masuk kedalam ekskul musik. Keduanya berbeda namun saling berhubungan, Anela yang terkadang mencari informasi mengenai band Fabian, dan Fabian yang menjadi salah satu topik dari tulisan Anela.

Gadis itu akhirnya telah sampai di depan gerbang sekolah dengan keringat yang sedikit menetes. "Anela!" teriak salah satu gadis yang ternyata sudah menunggu kehadiran Anela sedari tadi disana.

"Lo kok lama banget sih? Gue kan udah bilang tadi, gue jemput aja, malah nolak," kesal Vania dengan wajah yang dibuat marah namun malah terlihat menggemaskan.

Hidden LoveDär berättelser lever. Upptäck nu