4 | Memanfaatkan?

22 2 0
                                    

Hari libur kedua sekolah, hari minggu. Kini Anela sudah memiliki janji dengan Vania untuk bermain bersama gadis itu dirumah Raphael nanti.

Sebelum mereka ke rumah Raphael, keduanya lebih dulu berjalan-jalan di tempat perbelanjaan untuk menemani Vania membeli sesuatu dan juga untuk membeli makanan agar nanti mereka bisa memakkannya bersamaan dirumah Raphael.

Sialnya, Anela dan Vania malah melihat Fabian yang sedang menggenggam lengan Melisa di toko alat musik tepat dihadapan mereka.

Vania menarik lengan Anela yang membuat gadis itu ikut tertarik ke arah Vania pergi. "Melisa!" panggil Vania yang membuat Anela panik seketika.

Fabian juga sama terkejutnya saat melihat ada sahabat kecil nya itu, namun setelah nya ia mengubah raut wajahnya menjadi tersenyum bagaikan baru mengenal satu sama lain. "Hey Van, ngapain lo disini?" sapa Melisa dengan senyuman lebar milik gadis itu.

Vania hanya memberikkan wajah sinis nya, "Kemarin bokap lo dateng ke rumah gue. Dia bilang gue harus pergi liburan sama lo, sorry, gue nolak. Bay," ucap Vania santai sembari melambaikan lengannya ke arah Melisa yang membuat Melisa merasa malu karena ditolak dengan gampangnya, apalagi di hadapan Fabian.

Kebingungan dan khawatir mulai semakin terasa di perasaan Anela, "Ayo! Kok susah banget sih ditariknya," keluh Vania yang masih menarik Anela agar pergi menjauh dari Fabian dan Melisa.

Anela melirik sekilas ke arah Fabian yang ternyata sedang memeluk Melisa dan juga sedang menatap ke arahnya dengan tatapan yang sulit Anela tebak. Vania jadi terdiam, ia menatap ke arah dimana Anela juga menatap kesana.

"Lo liatin apa sih?" bingung gadis itu sembari masih ikut menatap ke arah Melisa dan Fabian. "Enggak, udah ah ayok!" ajak Anela.

"La! Ngaku sama gue, lo sebenernya kenapa sih? Setiap ketemu Fabian pasti diem terus, ada masalah?" tanya Vania yang sebenarnya khawatir jika Anela memiliki masalah dengan lelaki itu karena Vania juga tau jika Anela selalu menjadi pembicaraan di sekolah karena berteman dengannya.

Ia ingin membuat Anela aman, karena ia juga yang telah membuat Anela masuk kedalam masalah seperti ini. "Enggak," jawab Anela.

"Gue marah ya La kalau lo gak ngaku?" Vania sudah mengeluarkan wajah dingin nya yang membuat Anela jadi kebingungan harus melakukkan apa agar gadis itu tak curiga.

"Lo tiba-tiba marah sama Melisa, Fabian natap nya galak banget lagi, gimana gak bingung coba?" ucap Anela pada akhirnya yang membuat Vania tersenyum tipis.

"Oh itu, gak usah dipikirin La. Gue kan emang gak suka sama mereka, yu langsung kerumah pacar gue aja." Vania menarik lengan Anela lagi namun kini dengan perlahan dan penuh kelembutan.

Mereka berjalan bagaikkan kedua sahabat yang tak akan mungkin bisa dipisahkan. Mobil hitam Vania menjadi kendaraan yang mereka pakai untuk pergi kerumah Raphael.

Rumah yang besar dengan tema modern yang membuat suasana rumah itu jadi terlihat indah dan luas membuat Anela tersenyum lebar sembari berharap jika nanti ia bisa memiliki rumah yang sama seperti rumah Raphael ini.

Akhirnya keduanya sampai disana, mereka turun dari mobil lalu masuk kedalam dengan sesuka nya. Di ruang makan sudah terlihat adanya Mamih dari Raphael yang sedang memotong buah buahan dengan rambut yang diikat ke atas.

Hidden LoveWhere stories live. Discover now