29. Mall

72.5K 7.1K 191
                                    

Jangan Lupa untuk vote terlebih dahulu.

Zara melangkah dengan mata berbinar melihat sesuatu yang ada di depannya, sedangkan kedua temannya hanya menggelengkan kepalanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Zara melangkah dengan mata berbinar melihat sesuatu yang ada di depannya, sedangkan kedua temannya hanya menggelengkan kepalanya.

“Hati-hati Ra.” Ujar Anna terkekeh, dia menyusul Zara dengan berlari kecil.

“Dress nya bagus banget!” ucap Zara riang, ia meraba-raba dress yang di gantung, ia akan membelinya!

Zara, Anna, dan Dhea kali ini mereka sedang berada di mall, sebenarnya hanya Dhea yang ingin, karena sudah lama tidak shopping-shopping katanya. Anna yang memang hari ini hanya punya kelas pagi, dia mengangguk saja dengan ucapan Dhea. Begitupun dengan Zara yang sedang bosan.

“Cocok Ra buat lo, ini, bagus juga.” ujar Dhea tak kalah riang, dia mengambil dress itu, dan mengarahkannya pada Zara.

“Aku mau beli!!” kata Zara antusias, dia melangkah cepat pada kasir.

“Zara! hati-hati. Ya ampun.” Ujar Anna, yang di hiraukan oleh Zara. Karena memang sudah sampai, di depan kasir.

“Gue mau ke sana dulu Na, kayaknya baju-baju di sana bagus banget.”  Ujar Dhea.

“Ayo, gue juga tadinya mau ke sana.”

“Eh, tapi Zara??”

“Noh, udah.” Ucap Anna, dia menunjuk Zara yang sedang melihat-lihat dress lainnya. Dan Dhea mengangguk, dia menarik Anna untuk masuk lebih dalam ke toko besar ini. Masih satu toko dengan dress yang di beli Zara.

Zara menoleh saat ada yang menepuk bahunya, dia tersenyum kaku. “A—ada apa ya?” tanyanya pada cewek yang baru saja menepuk bahunya.

“Emm, aku suka sama dress yang itu. Apa aku boleh buat cocokin di tubuh aku dulu?” jawab cewek itu dengan tersenyum manis dan sopan, tentu Zara kabulkan, Zara membalas senyuman cewek itu tak kalah manis.

“Cocok,” ucap Zara kagum dengan cewek itu, sangat cantik.

Cewek itu tertawa, dia menoleh kebelakang—pada Zara. “Kakak cantik banget.” Ucap cewek itu manis, Zara mengernyitkan dahinya. Ini kenapa malah dirinya yang di puji? “Oh, iya. Nama aku Fellya.” Lanjutnya memperkenalkan diri, dan mengulurkan tangannya pada Zara.

“O—oh, nama aku Zara.” Balas Zara kikuk, dia cepat-cepat membalas uluran tangan cewek itu.

“Kakak mau nemenin aku gak? buat nyari dress yang lebih bagus.” Kata Fellya pelan, dengan menatap Zara harap.

Zara mengangguk “Boleh.” Lagi pula hanya menemani kan? bukan apa-apa? sepertinya orang itu terlihat baik.

________

Fellya menoleh ke samping, menatap Zara dengan haru. “Makasih ya kak, udah mau nemenin aku.” Ucap Fellya dengan memegang kedua tangan Zara, membuat sang empu terkejut.

“E—eh, iya sama-sama. Kenapa kamu sampe terharu gitu?” jawab Zara tersenyum seraya bertanya, dan mengernyitkan dahinya, melihat wajah fellya yang terlihat menatapnya haru dan binar.

“Aku sebenernya udah lama mau punya temen, tapi gak ada yang mau sama aku.”

Zara menatap tidak percaya pada Fellya, memang apa kekurangan cewek itu? jika di lihat dari wajahnya dia sangat cantik, dari sifatnya juga terlihat baik dan ramah.

“Kenapa? apa kamu punya kesalahan?”

“Aku punya kakak yang terlalu possesive sama aku, jadi temen-temen aku kadang gak suka sama hidup aku yang terlalu di kekang.” Jawab Fellya menunduk sedih, Zara melipat bibirnya, apa dia salah bicara? malah membuat Fellya sedih?

“A—aku gak tahu, aku minta maaf—”

“Fellya.”

Ucapan Zara terpotong dengan suara seseorang yang terdengar tegas dan datar, Fellya mendongak, dia gelagapan dan melirik Zara, apa cewek itu akan menjauhinya jika nanti di usir oleh kakaknya?

Zara menatap laki-laki yang berdiri menjulang, tingginya sama persis seperti Gentala. Zara bisa melihat dari sini, rahang yang tegas, mata yang tajam, dan urat-urat yang menonjol di lengan kekar laki-laki itu. Oh tidak lupa suaranya yang serak, datar, dan tegas.

“K—kak, a—aku lagi beli dress buat acara malem nanti.” Suara Fellya menyadarkan Zara dari lamunannya, dia membasahi bibirnya gugup.

Laki-laki itu mengangguk samar, dia melirik pada perempuan yang ada di samping Fellya. Zara menatap kesana kemari, mengalihkan tatapan tajam dari laki-laki itu.

“Dia kak Zara, yang tadi nemenin aku buat beli ini semua.” Kata Fellya dengan tersenyum manis, pada kakaknya, lalu menatap Zara.

“Makasih ya kak, ini kakak aku. Namanya Kak Sangga.”

Zara hanya mengangguk pelan, dia tersenyum tipis menatap Fellya. “Aku pamit dulu ya, kayaknya temen-temen aku lagi nyariin.”

“Yah, kok cepet banget si kak. Baru aja mau ngajak makan bareng.” Ucap Fellya menurunkan bahunya lesu, dia ingin mengajak Zara makan bersama walaupun memang nanti kemungkinan akan di tolak oleh kakaknya.

“L—lain kali bisa?  aku udah lama banget ninggalin mereka.” Ujar Zara gugup, dia sempat melirikkan matanya pada lelaki di depannya, sangga—kakak Fellya sedang menatapnya dari tadi.

“Oke deh, aku boleh minta no kakak?” ucap Fellya, dia memberikan ponselnya pada Zara untuk meminta nomor cewek itu. Zara mengangguk, setelah selesai, Zara pamit untuk kembali pada teman-temannya. Yang di angguki dengan senang oleh Fellya.

Sangga, dia menatap punggung Zara sampai cewek itu menghilang di balik tembok, dia beralih menatap Fellya yang sedang tersenyum dengan riang sambil mengutak-atik ponselnya. Sangga lagi-lagi menatap Zara yang sudah tidak ada di sana, dia merenung sebentar dan membasahi bibirnya. Tersenyum tipis, sangat tipis.

_______

“Ra kamu abis kemana si? Aku sampe panik tadi.” Tanya Anna, dia memegang kedua bahu Zara dengan menatap cewek itu khawatir.

“Baru aja gua mau nelpon Gentala!” Ucap Dhea mendengus pelan, dia menghela nafas lega.

“Kalo kamu bilang Gentala, emang kamu gak takut? bisa aja nanti Gentala malah nyalahin sama marah-marahin kamu.” Ujar Zara terkekeh, dia melihat wajah Dhea yang gelagapan dan menelan ludahnya susah payah.

“Y—ya lo harusnya bilang dulu Ra, gue hampir aja nekat mau nelpon polisi juga.”

“Tadi ada cewek yang mau aku temenin buat beli dress, jadi ya aku temenin aja. Sampe lupa ngabarin kalian, hehe,” jelas Zara memberitahu mereka, Anna mendengus lega.

“Masalahnya lo lagi hamil Ra, takutnya kenapa-napa kan. Gue males banget di amuk si Genta.” Ujar Dhea membuat Zara merasa bersalah.

“Maafin aku, aku lupa tadi.”

“Iya, Zara. Gapapa yang penting kamu gak ada lecet sedikit pun pas pulang nanti.” Ucap Anna tersenyum manis, dia memeluk tangan Zara dan mengusapnya.

Anna mengangguk pada Zara, dia menarik tangan Zara lembut. “Ayo kita makan, lo pasti udah laper kan?”

Zara mengangguk antusias, dia tersenyum sumringah jika mendengar kata ‘Makan’ karena semenjak dirinya hamil, entah kenapa suka sekali makan banyak.

Tbc

August 08, 2021

Datang pemeran baru nih, cemiwiw. Di bawa sans aja.

Vote dan spam komennya yaa untuk next! <3

Everything About Me ✓Where stories live. Discover now