"Lo hamil?" tanya laki-laki di depan Zara saat melihat benda di genggamannya, lalu tertawa sumbang.
"I-iya, k-kamu yang bikin aku kaya gini. Kenapa Genta? sekarang aku gak punya siapa-siapa lagi." jawab Zara menahan isakannya.
"Lo yakin ini anak gue...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Saat ini Zara sedang melipat baju di atas kasur, dan Gentala yang mengerjakan berkas pekerjaannya di meja kerja. Sudah bilang kan, bahwa Gentala tidak mau memiliki ruang kerja. Dia menaruh meja kerjanya di kamar mereka, alasannya hanya ingin mengawasi gerak gerik Zara, sudah seperti possesivesaja.
Ya memang seperti itu si. Possesive, danoverprotective, adalah sikap terpendam Gentala.
"Tadi seneng?" tanya Gentala datar pada Zara, tanpa melirik sedikitpun.
Gentala meliriknya sejenak, kemudian mengalihkannya pada berkas-berkas yang ada di depannya.
"Besok malem ikut." Ujar Gentala masih datar.
Zara mendongak dan mengernyit, "Kemana?"
"Acara pertunangan sepupu,"
"Ayah yang bilang?"
"Hm."
Zara menganggukan kepalanya, ia beranjak dan menaruh baju yang tadi di lipat pada lemari. Saat ingin mengambil baju yang lainnya, tiba-tiba ponselnya berbunyi.
"Siapa?" tanya Gentala cepat, dan menuntut.
"Emm, ayah," Jawab Zara pelan.
Zara mengangkat panggilan itu dan menatap Gentala sejenak, "Halo ayah?" ucapnya tersenyum.
"Halo menantu ayah, hehe."
Gentala memutar bola matanya malas mendengar itu, karena saat tadi Zara menatapnya ia menyuruhnya untuk menspeaker panggilan itu.
"Hehe, kenapa ya yah?" tanya Zara yang masih tersenyum.
"Besok malem dateng ya sama suami kamu yang sok itu, dia pasti gak bilang kan ke kamu?" Ucap Gino dengan nada menyebalkan bagi Gentala.
"Cih." Gentala berdecih dan melengos malas.
"Oh, iya ayah. Gentala udah bilang kok, baru aja tadi, aku pasti dateng." Ucap Zara, dan terkekeh melihat Gentala yang mencibir.
"Haha, oke. Yaudah, ayah mau lanjut kerja. Suruh suami kamu kerja tu jangan kebanyakan nganggur!"
Gentala melotot, apa katanya? nganggur? bahkan seharian ini dirinya kerja terus, sekarang saja masih belum beranjak dari meja kerjanya. Dasar si Gino saurus itu sok tahu! batinnya kesal.
