08. Gila

145K 14.3K 1.6K
                                    

Gentala memakirkan motornya di garasi rumahnya, dia berjalan pelan memasuki rumah yang ia jarang tempati

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gentala memakirkan motornya di garasi rumahnya, dia berjalan pelan memasuki rumah yang ia jarang tempati. Menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan, saat masuk ia di sambut riang oleh pembantu yang sudah bekerja lama di sini.

“Den gentala?? ya Allah den kemana aja atuh. Bibi sampe khawatir den Genta ngga pulang-pulang, udah kayak bang toyib,” ucap Bi Sari riang, dan terkekeh di akhir ucapannya.

Gentala hanya tersenyum simpul, lalu menarik Bi Sari untuk memasuki rumah. Ia melihat sang ayah, sedang berada di ruang tengah, sambil menonton tv.

Gentala menatap bi Sari yang berjalan ke arah dapur, lalu Gentala melangkah mendekati ayahnya yang belum menyadari dengan kehadirannya.

“Ayah,” panggil Gentala pelan, membuat sang ayah yang di panggil menoleh, dan terkejut mendapati Gentala yang ada di belakangnya.

“Gentala, kamu inget pulang?” tanya ayahnya, mendengus menatap anaknya itu, dari atas sampai bawah.

“Hehe, aku mau bicarain sesuatu,” Ucap Gentala cengengesan, dan langsung to the point.

Gentala duduk di samping Gino; ayahnya. Dia mengulum bibirnya menahan gugup— yang tiba tiba melanda hatinya. Ia menghela napas kasar. Membuat Gino mengernyitkan dahinya bingung.

“Kenapa kamu? mau minta duit?” tanya Gino menyipitkan matanya, bertanya pada Gentala yang menahan nafas.

“B—bukan!” jawab Gentala cepat, sebenarnya ia juga mau, kalo di kasih duit. Tapi ini masalahnya lagi serius.

“Gino saurus ... jadi gini—” sebelum Gentala melanjutkan ucapannya, Gino menggeplak kepalanya. Karena mengubah namanya, kalo di pikir-pikir si, emang udah biasa. Tapi masalahnya Gentala mengucapkannya dengan nada serius.

Gentala menutup mulutnya, ini kenapa dirinya yang tidak serius? Menarik nafas lagi, dan menatap Gino dengan mantapnya.

“A-aku ngehamilin anak orang ayah,” ucap Gentala langsung dengan cepat.

Gino menatap terkejut anaknya, apa dia sedang bercanda? tapi melihat wajahnya, benar-benar ada penyesalan yang mendalam. Membuat Gino spontan menahan nafas.

“Setelah kamu ngehamilin anak kucing ayah, sekarang kamu juga bikin bunting anak orang?!” sentak Gino mencairkan suasana, ia tahu Gentala sedang gugup sekarang. Tapi ia tidak mungkin memarahinya, lagi pula yang terjadi sudah benar benar terjadi.

Dengan memarahi anaknya, tidak akan membuat kejadian itu musnah.

Gentala membulatkan matanya, “I-itu bukan aku yang ngehamilin ayah! orang aku nemu di jalan kucing ayah itu. Lagian ngurus kucing kok, kucing yang berjenis lonte, pergi gak bilang-bilang, pulang-pulang udah bawa anak aje,” Ucap Gentala mendengus, membuat Gino menggeplak kepalanya, dan mencibir, mengabaikan Gentala yang sedang mengaduh.

Everything About Me ✓Where stories live. Discover now