24. Intens

88.6K 8.5K 81
                                    

“Mau kemana?” tanya Zara lembut pada Gentala dengan menahan tangannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Mau kemana?” tanya Zara lembut pada Gentala dengan menahan tangannya. Acara pertunangan masih belum selesai, tapi mereka belum pulang. Zara juga tidak apa-apa jika pulang malam, selagi bersama suaminya.

“Ke Kakak, dulu.” Jawab Gentala seraya mengusap puncak kepala Zara, dia melangkah pergi saat mendapat anggukan dari istrinya.

Sedangkan Zara, dia mengambil minuman asal tanpa tahu apa yang ada di gelas kecil itu. Saat ingin meminum, sebuah tangan menahannya, membuat Zara terkejut, ia menoleh ke samping dan mendapati Ares menatapnya datar. Ares mengambil gelas kecil yang ada di tangan Zara tanpa banyak kata, dia menukarnya dengan gelas yang berisi jus mangga. Lalu memberikannya pada Zara, ekspresinya masih sama, datar. Membuat Zara gugup dan sekaligus takut.

Zara menerima gelas berisi jus mangga dari Ares, ia meneguknya hingga tandas. Ares yang melihat itu tersenyum tipis, baru saja dirinya ingin memarahi cewek itu karena mengambil minuman yang mengandung alkohol. Ares memutar-mutar gelas yang berisi wine, sambil memperhatikan Zara yang menatap kesana-kemari, cewek itu sepertinya tidak nyaman.

Ares menenggak habis winenya, dia bersandar pada penyangga sofa dan membuka kedua kakinya sedikit lebar. Sambil meletakan kedua tangan di pahanya, lalu memperhatikan wajah Zara yang cantik dari samping, tidak ini sangat cantik. Pemandangan yang sangat indah jika dirinya melihat wajah cewek itu setiap hari.

Ares menggelengkan kepalanya pelan, dia terkekeh, masih menatap wajah Zara. Jangan sampai dirimu di cap PIO Ares; Perebut istri orang, lagi-lagi ares terkekeh mengingat itu.

“Zara,” ucap Ares pelan memanggil, dengan suara seraknya. Dia menunduk sambil tersenyum tipis, lalu melirik Zara yang terkejut karena dirinya tiba-tiba mengucapkan nama cewek itu.

“O—oh?” balas Zara gugup, ia menoleh ke belakangnya dimana Ares sedang menyandar pada sofa. Dan dirinya yang sedang menyangga tubuh, dengan kedua tangan di letakkan di paha.

Wanna dance?” ajak Ares, menatap dalam pada Zara. Sebenarnya dia tidak berniat mengucapkan itu, tapi saat dirinya melihat ke depan bagaimana semua orang menari dengan berpasangan. Tidak bermaksud apapun, hanya spontan saja.

Zara mengernyitkan dahinya, ia memberanikan diri menatap mata cowok itu. Mereka saling bertatapan dengan bisu, Zara yang membeku, dan Ares yang menatapnya datar— terkesan intens. Zara berdekhem mengerjap-ngerjapkan matanya pelan, ia beralih menatap kedepan dimana sekarang hampir sekali banyak orang yang berpasangan. Ia kembali menatap kebelakang-pada Ares, “No , thanks.” Balasnya dan melipat bibir.

Ares terkekeh pelan, dia sudah menyangka akan hal ini. Jika ia mengajak perempuan lain mungkin mereka akan menyutujuinya tanpa berpikir dua kali, berbeda dengan perempuan yang ada di depan—sampingnya ini. Menarik sekali, baru kali ini seorang Arestan Ganeswara di tolak, jika ayahnya tahu, mungkin ia akan di tertawakan yang mana malah membuatnya jengah.

Everything About Me ✓Where stories live. Discover now