15. Milik Gentala

155K 12.6K 719
                                    

Zara mengerucutkan bibirnya, ia menatap kesal pada Gentala yang malah tertawa. Lihat, bahkan suaminya itu malah memeluknya dengan erat, sambil menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher dirinya.

“Kamu tu kenapa si?!” tanya Zara kesal.

Gentala menggigit leher Zara pelan, “Habisnya kamu selingkuh.” Ucap Gentala, tanpa sadar mengubah cara pembicaraannya.

Zara terkejut, karena baru kali ini Gentala mengucapkan kata ‘kamu’ padanya. Dia meredakan kekesalannya sambil mencubit lengan Gentala, pelan.

“Aku ga selingkuh Genta,” bela Zara, meyakinkan suaminya untuk mempercayainya. Tapi ternyata susah sekali.

“Boong.” Katanya, dan sekarang malah menggigit pipi cewek itu dengan gemas. Membuat Zara memekik.

”Itu cowok yang selalu anterin aku, waktu masih sekolah. Kamu juga waktu itu liat kan?” Jelasnya, membuat Gentala menatapnya.

“Dia pacar kamu kan?”

“Enggak ih! aku kan udah punya suami. Kamu.” Balas Zara, dengan menekan kata di akhir.

Gentala menahan nafas, ia kembali menenggelamkan wajahnya pada cewek itu dan tersenyum malu. Lalu menggigit leher Zara lagi—yang memang terekspos, sampai memerah.

“Emang tadi dia nelpon aku?” tanya Zara. Gentala mengangguk.

“Kenapa gak bilang sama aku?” ucapnya, yang mana malah mengundang Gentala menatapnya tidak suka.

“Maksud kamu?!” ucapnya ngegas, dengan nada sedikit meninggi.

“Siapa tau dia mau ngajak aku jalan, lagian aku bosen di rumah.” Balasnya santai, memancing emosi gentala.

Gentala menindihnya kembali, dan menggigit pipinya lagi dengan keras. Zara di buat melotot saat merasakan sesuatu.

“GENTA!!”

“Mari kita mengulang adegan lima menit yang lalu.”

-———-

Langit berubah warna, membuat Zara menatapnya dengan berbinar. Zara sangat menyukai senja, ia sedang berada di balkon apartemen Gentala. Zara baru saja bangun dari tidurnya. Gentala benar-benar menyebalkan, pikirnya.

“Nanti malem, beresin barang-barang kamu. Kita pindah ke rumah baru.” Ucap Gentala tiba-tiba, membuat Zara terkejut.

“Iya.” Balas Zara tersenyum, ia senang Gentala sudah mengubah panggilannya. Ia menarik Gentala, sambil menatap senja di hadapannya.

Gentala memeluknya dari belakang, dia meletakan dagunya pada kepala Zara. Sambil mengusap-ngusap perut cewek itu, yang membuat dirinya tidak sabar untuk bertemu jagoan kecilnya.

“Lama banget lahirannya.” Celetuk Gentala, menggerutu.

Zara terkekeh pelan, ia menepuk-nepuk tangan Gentala yang mengusap perutnya. Dan menoleh mendapati lengan Gentala, lalu menggigitnya gemas.

“Nanti, masih lama,” Ujar Zara.

Gentala menghela nafas. Dia menatap senja sambil tersenyum tipis.

Everything About Me ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang