12. Ngidam Dan Tamu?

148K 13.8K 395
                                    

[Beberapa Chapter akan di privat, bisa di baca oleh pengikut saja]

----

Hari sudah sore, Zara masih sendiri di apartement milik Gentala

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Hari sudah sore, Zara masih sendiri di apartement milik Gentala. Atau lebih tepatnya sekarang menjadi milik mereka berdua, Gentala masih belum pulang. Dia melanjutkan bisnis ayahnya, cowok itu juga bilang pada Zara bahwa akan pulang sebentar lagi.

"Laper banget ..." celetuk Zara sambil mengusap perutnya yang sedikit membesar

"Aku telpon gentala aja kali ya? biar sekalian beli makanan," saat ingin membuka ponselnya, tiba-tiba suara bel apartement berbunyi. Zara mengurungkan niatnya, dia berjalan untuk membuka pintu.

Cewek itu terkejut saat melihat siapa yang membunyikan bel, Gentala. Ini kan apartement miliknya kenapa harus menekan bel dulu?

"Kamu kok gak langsung masuk? kenapa malah mencet bel?" tanya Zara heran, sambil menarik tangan Gentala untuk masuk.

"Gapapa." Jawab Gentala singkat, dia melonggarkan dasinya. Dan duduk di sofa.

"Baru aja aku mau nelpon kamu tadi," Ujar Zara yang baru kembali dari dapur, ia mengambil minum untuk Gentala.

Gentala meneguk minumannya, dan menatap zara yang duduk di sampingnya.

"Kenapa, nelpon?" tanya Gentala datar.

"A-aku laper, tadinya mau bilang sama kamu supaya beli makanan. Karena stok belanjaan abis." Ucap Zara sambil menunduk, dan memilin jari-jari kedua tangannya.

Gentala menghela nafas, dia beranjak dan melangkah ke arah kamar. Zara yang melihat itu memasang wajah sedih, padahal dirinya sangat lapar sekali. Ia mengusap-ngusap perutnya sambil tersenyum kecil.

Saat sudah mengganti pakaian, Gentala berjalan mendekati Zara. Lalu menarik tangannya pelan, membuat cewek itu terkejut.

"Mau kemana?" tanya Zara, saat Gentala mengambil sepatu miliknya. Dan memakaikannya di kaki kecilnya, cowok itu mendongak menatap Zara yang terkejut dengan tindakannya.

"Laper, bukan?" jawab Gentala.

Cowok itu berdiri setelah memakai sepatu pada Zara. Karena di luar sangat dingin, jadi dia lebih baik memakaikan sepatu dari pada sendal.

"Iya." Kata Zara, mengangguk antusias.

Gentala yang melihat itu mengusap kepala Zara pelan, lalu menarik tangan cewek itu keluar apartemen. Mereka akan membeli sesuatu, tidak belanja, karena hari pun sudah akan menjelang malam.

Everything About Me ✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt