02. Tanggung Jawab?

183K 15.9K 853
                                    

Zara menatap terkejut benda di tangannya yang ia beli tadi, tespack

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Zara menatap terkejut benda di tangannya yang ia beli tadi, tespack. Iya, tadi dia pergi untuk ke apotek dan membeli sesuatu. Zara hanya berniat untuk mengecek saja, tapi mengapa malah jadi seperti ini?

"Ga mungkin, aku h-hamil?" ucapnya gemetar dan menutup mulutnya terisak pilu.

Iya, setelah mengecek tadi. Hasilnya positif, ia syok, bagaimana nasibnya nanti? Apa ia harus beritahu Gentala tentang ini atau tidak memberitahunya dan pergi dari sini?

Tapi ia akan pergi kemana, tidak ada lagi tempat untuk menampung dirinya selain rumah ini. Rumah sederhana, luas, tapi tidak bertingkat.

"A-aku kayaknya harus kasih tau Gentala, kalaupun nanti ga mau tanggung jawab. Aku harus menjaga anak ini sendiri." ucapnya pelan.

Zara beranjak menaruh benda itu di laci nakas, lalu membaringkan tubuhnya di atas kasur. Kemudian memejamkan mata menunggu besok, apa yang akan terjadi.

"Semoga dengan kehadiran anak ini, hidup aku menjadi lebih berwarna." Gumamnya sebelum menyelam ke alam mimpi.

• • •

Gentala menatap jijik makanan di hadapannya, membuat teman-temannya heran.

"Kenapa lo?" tanya Farel, menatap Gentala aneh.

"Gatau, tu makanan bikin gue mual." ucapnya menahan mual yang menyerangnya tiba-tiba.

"Apaan dah lo, biasa pesen itu juga." Tukas Bintang heran.

"Gatau ah anjing! mending ayo ke kelas. Mual gue." Kata lelaki itu, melangkah pergi, dia akan ke kelasnya.

Bara menggelengkan kepalanya, melihat Gentala yang terlihat berbeda hari ini.

Bara adalah teman Gentala, saat di club dia memang tidak ada. Karena ada urusan waktu itu, jadi dirinya tidak datang.

Mereka kemudian menyusul Gentala, lalu berhenti, tatkala melihat gentala yang sedang di tahan oleh Zara. Ada apa dengan gadis itu? baru kali ini, Farel, Bintang, dan Bara, melihat Zara beranih berhadapan langsung dengan Gentala.

"Ngapain lo?" tanya Gentala ketus, menatap Zara malas.

"A- aku mau ngomong sama kamu genta." Ucap zara gugup.

"Ngomong tinggal ngomong." Balas Gentala, masih ketus.

"Nggak di sini, aku m-mau bicara berdua sama kamu."

"Ribet amat si lo."

Zara melangkah pergi, di ikuti oleh Gentala, yang terlihat ogah-ogahan, kemudian tak lama, Zara berhenti di taman belakang sekolah. Dan membalikkan badannya menatap Gentala, yang sekarang menghela napas kasar.

"Apa?" tanya Gentala malas.

"A-aku mau ngasih i-ini." ucap Zara gugup, memberikan benda yang ia sembunyikan di dalam genggamannya tadi.

Everything About Me ✓Where stories live. Discover now