Pandangan Seonghwa 20

Start from the beginning
                                    

"Gak tau Joong ada dua cowok tinggi di depan cariin San."

Wooyoung refleks pukul pundak Yeosang. Matanya melotot kaget. Yeosang begitu dengar diam. Dia malu malu lirik Hongjoong yang sama terdiam setelah dengar penuturan Seonghwa.

Yeosang

lo kasih tau kak hongjoong?

enggak. Gua cuma bilang anaknya pengen ketemu, lah gua gak tau dia dateng sekarang.

kurang tepat anjir woo.

lah coba lo tanya San deh. Ke gua itu anak onta kaga ada chat.

gua cepuin mampus lo diketekin woo

siyalan.

coba lo yang tanya woo.

✨ males :) ✨

hah? nape lo.

ntar gua cerita sekarang tutup hp lo pacar lo kepo dari tadi niat ngintip.


Dengan cepat Yeosang simpan handphonenya kedalam saku celana. Jongho tusuk main-main wajah tampan itu tanda ingin tahu.

"Kakak chat siapa sih? Memangnya siapa yang dateng kak?"

Yeosang dan Wooyoung berpandangan. Pertanyaan polos Jongho buat Hongjoong gabung dengan mereka yang memang sedang nongkrong manis tak jauh dari meja makan. Meninggalkan Seonghwa tanpa pamit pun santun karena pemuda manis itu masih dalam proses menyerna makanan.

"Wooyoung." panggilnya, begitu mencekam hingga buat bulu bulu ditubuhnya berdiri tegak. Dilihat orangnya yang tentu saja Hongjoong dengan wajah dingin.

Ingin bilang dia tak tau apa-apa pun kesannya kurang ajar dan tak konsisten. Toh yang kasih tahu tersangka kan Wooyoung.

"T-tapi yang ini gua gak prediksi kak. Dia cuma bilang pengen ketemu lo doang. Coba tanya San, gua sama Yeosang gak tau kak. Serius deh."

Hongjoong hanya bisa lepas napas dengan berat. Ya bagaimana pun juga Hongjoong tak bisa salahkan Wooyoung, Yeosang, ataupun San. Main kucing-kucingan seperti ini juga tak bagus. Lihat endingnya. Ketemu juga walau kurang pas. Hongjoong perhatikan Seonghwa yang telaten bersihkan meja bekas makan mereka. Wajahnya ayu banget. Tenang, lugu, dan menggemaskan. Sekarang hanya itu pegangan Hongjoong. Maksudnya Seonghwa. Tak mengerti bagaimana cara kerja hati dan pikirannya, Hongjoong kembali ke meja makan menghampiri Seonghwa.

"Udah beres Hwa?"

Pemuda yang lebih tinggi itu mengangguk. Gemas sekali, rambutnya ikut bouncing. "Udah kok. Hongjoong ngapain tadi?"

"O-oh cuma tanya doang tamunya siapa, barangkali Wooyoung atau Yeosang tau kan?"

Seonghwa membentuk bibirnya dengan 'O' lucu, tanpa sadar Hongjoong menyentuh permukaan wajah Seonghwa. Diusap lembut dengan sorot mata penuh afeksi. Seonghwa sadar itu. Namun dia belum siap, ntah kalau hatinya berkhianat. Tak mau sekedar lepas kontaknya dengan Hongjoong, nyatanya tangan kecil Hongjoong itu hangat.

"Cantik, gemas. Belum punya pacar. Ingin sekali saya pacarin kamu."

Kebakaran. Wajah Seonghwa kebakaran. Warnanya merah tembus sampai telinga. Kalau begini harusnya tak ada celah buat Seonghwa mengelak. Feeling Hongjoong itu kuat dan selalu akurat.

"A-apa sih aku udah punya p-pacar ya!" Tak langsung Seonghwa balas begitu. Itu cuma butuh 2 menit Hongjoong nunggu buat pengelakan.

"Eh iya kah? Oh tentu kan saya." senyum bangga terbit di wajah Hongjoong, yang malu-malu terbit di wajah Seonghwa.

Walau begitu sedang bahagia, tiba-tiba saja jadi tak enak setelah San kembali membawa seseorang yang utuk Hongjoong, Wooyoung dan Yeosang kenali.

"Mereka baru pulang kunjungi temen Yunho yang ada di daerah sini. Tapi pas mau balik Mingi tiba-tiba disuruh pulang ke rumah saudaranya buat beberapa hari kedepan karena ada sesuatu yang penting dan itu gak memungkinkan buat Yunho ikut mengingat Yunho yang harus kerja. Berkat postingan si adek yang menyertai gua dan yang laen di fitur tag. Yunho tau jadi dia kesini buat numpang pulang. Itu cerita lengkap versi gua. Jangan ada yang tanya dan buruan pulang ayok nyatanya bunda teleponin gua terus buat pulang sebelum sore!"

Tak ada yang protes. Semua menyerna ucapan San.

"Kok gua gak dapet notif apa-apa dari bunda ya kak?"

"Itu karena lo anak pungut!"

"KAKAK ANJING SINI LO!"

Begitu sepi sampai tak terasa kantuk menyerang Seonghwa yang lalu tertidur dengan posisi kepala mengarah ke jendela mobil. Hongjoong kembali keluarkan nafas berat. Ini sudah yang ke empat kalinya. Ada alasan tersendiri, pun San yang paham tapi berpura-pura untuk tak perhatikan.

"Yun nanti gua mau ngobrol dulu sama lo."

Wajah yang redup kembali bersinar. Senyum manis merekah hinggap membuat daya tariknya sangat mempesona.

"Iya boleh kok."

___________________________________________

Pandangan SeonghwaWhere stories live. Discover now