15. Milik Gentala

Start from the beginning
                                    

Saat keduanya sedang menikmati kegiatan romansa mereka, suara nada dering ponsel milik Zara mengalihkan atensi mereka. Zara mengambil ponselnya, dan mengernyit. Nomor tidak di kenal.

Zara menatap Gentala , yang masih menatap senja. Ia mengangkat panggilan itu.

“Halo?”

Zara?

Zara termenung, ini suara milik Deo. Ternyata benar apa yang di katakan Gentala kemarin, Deo menelponnya. Sekarang apa yang harus ia katakan terlebih Gentala ada di belakangnya, sedang memeluknya.

“Kenapa?” tanyanya, dengan nada pelan.

Udah lama gak ketemu Ra, gue pengen ketemu lo. Ayo ketemu.

Zara menelan salivanya kasar, ia menatap gugup pada Gentala yang ternyata memperhatikannya. Apa cowok itu mendengar suara Deo?

“Ahhh ... aku gak bisa. Akhir-akhir ini aku sibuk,” sangkal Zara, ia sangat gugup sekarang. Karena Gentala menatapnya dengan mengintimidasi.

Serius? padahal gue mau ngajak lo jalan-jalan. Yaudah Kalo nanti lo ada waktu, bilang ke gue ya,”

Zara membulatkan matanya, saat ia ingin kembali bersuara, ponselnya di ambil oleh Gentala. Tapi untungnya panggilan sudah terputus, Zara menghela nafas lega.

“Ini kan nomer kemarin? lo beneran selingkuhin gue Zara?!” ucap Gentala ngegas, menatap istrinya itu sinis. Sedangkan yang di tatap menelan ludah.

“G-genta, dia cuma nelpon aku. Mana ada aku selingkuh sama dia, lagi pula kamu lebih ganteng dari dia.” Ujar Zara tersenyum manis, semoga suaminya ini tergoda.

Sepertinya memang tergoda, di lihat dari wajahnya yang tersenyum malu. Lalu merubah mimik wajahnya, dia menyipitkan matanya pada Zara.

“Jangan ngegoda gue Zara.” Ucap Gentala dengan suara beratnya, dia menipiskan jarak dengan Zara. Dan meraih pinggang cewek itu.

Zara melototkan matanya, oh tidak! jangan sampai kejadian tadi terulang. Ia cengengesan, lalu melarikan diri dan menutup pintu balkon, membuat Gentala terkejut. Dan tak lama menyeringai pelan.

“Zara! lo bener-bener harus gue bikin ga bisa berdiri!” ucap Gentala dengan meninggikan suaranya, karena Zara sudah melarikan diri dari hadapannya. Awas saja istrinya itu.

•°•°•

Gentala sedang membereskan barang-barangnya malam ini, tadi ia sempat membantu Zara. Tapi istrinya itu malah menyuruhnya untuk membereskan miliknya saja. Biar cepat katanya.

“Ayo.” Ujar Gentala sambil menarik tangan Zara.

“Itu semuanya masa di tinggal??” tanya Zara, saat Gentala memakaikannya kaus kaki. Karena udara semakin dingin jika sudah malam.

“Nanti di ambil sama suruhan ayah.”

“Ohhh ... tapi rumah kita jauh gak dari kantor kamu?”

“Kenapa emang?”

“Nanti kamu kecapean pulangnya.”

Gentala menghela nafas, dia berdiri setelah memakaikan sepatu pada istrinya. Gentala membuka pintu apartemen dan berjalan ke arah lift, setelah masuk, ia menatap Zara sejenak.

“Gak jauh Zara,” ucapnya pelan, sambil mengusap-ngusap puncak kepala istrinya.

Zara mengangguk pelan, “nanti kapan-kapan, aku mau ke kantor kamu ya,” ujarnya antusias.

Gentala mengernyitkan dahinya, saat ingin membalas perkataan zara. Pintu lift terbuka, ia menuntun cewek itu ke garasi. Dan menyuruhnya untuk masuk ke mobil.

“Mau ngapain?" tanya Gentala, ia memundurkan mobilnya. Dan memutarkan stir, lalu mulai melaju.

“Mau nemenin kamu di sana,” Balasnya, dan menggigit tangan kanan Gentala yang sedang menggenggamnya.

“Gue kerja Zara, tapi kalo mau kesana nanti bareng gue aja.” Ujar Gental, dan menggigit kembali tangan Zara.

Zara terdiam sejenak mendengar gaya pembicaraan Gentala berbuah. Kemudian ia mengangguk antusias, dan menyandarkan punggungnya. Menatap langit dari jendela mobil, ia tersenyum tipis sambil mengusap perutnya.

“Kamu tau Genta, waktu aku periksa kandungan, kata dokternya kemungkinan anak kita laki-laki,” Celetuk Zara tiba-tiba, membuat Gentala menoleh cepat. Lalu menatap jalan kembali.

“Kapan periksanya?”

“Waktu kamu kerja, hehe,”

“Serius laki-laki?”

“Aku juga gak tahu, aku pengennya si, perempuan.”

Gentala menoleh sejenak, kemudian tersenyum. “Kalo gak perempuan, kan bisa buat lagi.”

Zara membulatkan matanya, dia menelan ludahnya kasar. Menoleh pada Gentala dan menyipitkan matanya, ia menggigit keras tangan lelaki itu. Tapi bukannya marah, Gentala malah tertawa.

“Loh, aku serius yang.”

“Ih, aku kesel sama kamu!”

“Kesel kenapa hm?”

“Belum juga lahir yang ini!”

Zara bersedekap dada, dia membuang wajahnya ke samping—menatap jendela mobil. Gentala di buat tertawa lagi dengan tingkah lucu istrinya itu. Entah lah, ia sangat bersyukur sekarang, yang ia nikahi adalah cinta pertamanya saat pandangan pertama waktu itu. Zara Alaska Pratama adalah istri tercinta dari Gentala Zidan Derlangga, itu yang akan ia katakan pada semua orang. Bahwa Zara miliknya, dan akan selalu jadi miliknya.

Milik Gentala.

Tbc

July 29, 2021
Revisi; October 22, 2021

Note; Soal, kenapa Gentala bully Zara. Karena ada masalah waktu itu, Gentala cemburu, tapi dia selalu nyangkal hal itu.

Biasalah, Gengsi.

Sekarang satu part dulu ya, besok baru up nya banyak. Karena hari ini aku sibuk hehe.

Makanya ayo rajin spam komen, biar gak sider! ❤️‍🔥.

See u guys <3

Everything About Me ✓Where stories live. Discover now