14. Selingkuh?

Mulai dari awal
                                    

“Ayo.” Ucap Gentala antusias, Ugh jika seperti ini saja dia sangat bersemangat. Pupus sudah lelahnya.

Zara menggelengkan kepalanya “Mandi dulu, abis itu makan. Kamu belum makan Genta.” Ujarnya, Gentala yang mendengar itu menurunkan bahunya lesu.

Tapi cowok itu kembali menegakkan tubuhnya, dan menatap Zara dengan berbinar. Ia membungkuk lalu menggendong Zara tiba-tiba, membuat cewek itu terpekik.

“GENTA IH! MAU KEMANA?!” teriak Zara, panik.

“Ayo mandi, hus jangan teriak-teriak gitu. Nanti aja teriaknya kalo udah di kamar mandi." Ujarnya membuat Zara melotot, tetapi langsung pasrah saat sudah masuk kamar mandi. Dan di kunci oleh Gentala.

❄️❄️❄️

Hening menyapa keduanya, hanya ada suara film yang mereka tonton. Tidak, sepertinya hanya Zara yang menonton. Gentala dari tadi, selalu memperhatikan cewek itu dan mengusap-ngusap perutnya yang membuncit.

“Genta, liat. Bella udah jadi vampir kuat banget, mana nambah cantik.” Ucap Zara, dia mengomentari karakter Bella di film twilight yang ia tonton.

Gentala menatap layar tv, dia kembali menatap Zara. “Masih cantikan lo.” Katanya datar.

“Hm?” tanya Zara, karena dirinya terlalu fokus melihat film di depannya. Jadi sedikit tidak dengar ucapan Gentala yang ada di belakangnya. Sedang memeluk dirinya.

Gentala mengingat ucapannya tadi, ia menelan salivanya kasar. Walaupun sudah berbulan-bulan ia habiskan dengan Zara, tetapi rasanya, Gentala malas mengakui bahwa dirinya sudah benar-benar jatuh dengan cewek itu.

“Enggak.” Ucap Gentala, lalu meraih sehelai rambut Zara dan memainkannya.

“Mau pindah rumah?” tanya Gentala, pada Zara. Karena mereka masih tinggal di apartemen, dan Gino – ayahnya, meminta; lebih baik dirinya membelikan rumah untuk anak-anaknya kelak.

Tunggu, anak-anak? tidak mungkin juga Gentala hanya memiliki satu anak.

“Kamu beli?” tanya balik Zara, dan menoleh menatap wajah tampan suaminya tersebut.

Gentala menganggukan kepalanya, “Besok malem kita kesana, beresin juga barang-barang, nanti.”

Zara membulatkan matanya, dia tidak tahu bahwa Gentala sudah membeli rumah. Sebenarnya ia juga ingin tinggal di rumah bukan di apartemen. Yang mana malah akan menghabiskan uang.

“Iya, Genta,” ucap Zara antusias, seraya tersenyum manis.

Membuat Gentala menelan ludahnya kasar, sial, jantungnya berdetak sangat cepat di dalam sana. Ia berdekhem dan menetralkan wajahnya.

“Ayo, tidur. Udah tengah malem.” Ajak Gentala, saat melihat jam di atas dinding.

Zara menganggukan kepalanya, dia berdiri dengan pelan. Saat ingin melangkah, Gentala sudah lebih dulu mengangkat tubuhnya. Setelah mematikan tv. Membuat Zara refleks mengalungkan kedua tangannya pada leher cowok itu. Lalu Gentala melangkah ke arah kamar, untuk tidur.

❄️🦋❄️

Gentala mengernyitkan dahinya tatkala tidurnya terusik, mendengar suara nada dering dari ponsel. Ia mengerjap-ngerjap, untuk menetralkan fokusnya. Melirik ke arah nakas, ternyata ponsel istrinya.

Cowok itu ragu sebenarnya, tapi kemudian langsung mengambilnya. Mumpung istrinya itu masih mandi, pikirnya.

Gentala menekuk alisnya, saat yang ia lihat hanya nomor tidak di kenal. Tapi Gentala mengangkatnya.

Zara?ucap seseorang di seberang sana.

Gentala semakin menekuk alisnya dalam, suara ini milik laki-laki. Namun anehnya dia tahu ini nomor Zara, apa istrinya itu memiliki selingkuhan?

Zara? gue dah lama gak ketemu lo. Kangen nih haha,” ucap lelaki itu lagi, yang mana semakin membuat Gentala terbakar emosi.

Kok diem? gue Deo, Zara. Kalo bisa ayo ketemu, gue mau ngomong sesuatu—

Sebelum Deo menyelesaikan ucapannya, Gentala terlebih dahulu memutuskan panggilan. Ia emosi sekarang, takut istrinya itu malah selingkuh.

Gentala mengalihkan atensinya dari ponsel Zara, pada cewek itu yang baru keluar dari kamar mandi. Gentala menatapnya dengan tatapan membunuh, Zara juga terkejut saat cowok itu sudah bangun. Masalahnya ia hanya mengenakan handuk setengah paha.

“G—genta, k—kamu udah bangun?” tanya Zara kikuk, terlebih tatapan Gentala dari tadi seperti mengintimidasinya.

“Lo punya selingkuhan Zara?” tanya Gentala balik to the point, dengan suara beratnya, tak menghiraukan pertanyaan Zara. Dia menekan kedua bahu cewek itu.

Zara menatap Gentala terkejut, “apa maksud kamu Genta? aku selalu di apart kamu. Bahkan keluar aja aku gak di bolehin sama kamu.” Balas Zara cepat. Mana mungkin dirinya selingkuh? bahkan suaminya ini terlalu over protective terhadapnya.

“Kalo lo bohong, gue bakal ngelakuin sesuatu. Yang bikin lo ga bisa berdiri.” Ujar Gentala serius dengan nada marah.

“K—kamu apaan si Genta? aku gak punya selingku—”

“Terus yang tadi nelpon lo siapa?  sampe gak di save segala nomernya. Takut gue tau?”

“Maksud kamu? ya aku gak tahu Genta,”

“Deo, namanya Deo.” Ucap Gentala dengan menekan nama laki-laki yang menelpon Zara tadi.

Zara menahan nafas dan itu terlihat oleh Gentala. Dia semakin emosi lalu menarik handuk Zara. Dan menggendongnya ke kasur, mengabaikan rontaan Zara. Sepertinya Gentala salah paham dan benar-benar akan melakukan yang di ucapkannya tadi. Zara semoga dirimu kuat.

Tbc

July 28, 2021
Revisi; October 20, 2021

Spam komen untuk next! <3 biar cepet up, dan buat aku semangat teruss! 💘💘

Besok mau up berapa part nih guys?

Everything About Me ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang