✵✵✵

Matahari sudah menampakkan dirinya, melewati celah-celah jendela apartemen milik Gentala. Sebenarnya semalam setelah menikah, cowok itu mengajak Zara untuk langsung ke apartemen nya.

Gino sempat menolak, menyuruh Gentala untuk tinggal di rumah saja. Namun cowok itu malah membuat alasan, jika dia sudah menikah dan akan memiliki keluarga baru, tidak mungkin terus-terusan tinggal bersama ayahnya itu.

Kedua insan itu masih menutup matanya, dan selimut yang menutupi tubuh keduanya, Zara mengernyit merasakan cahaya matahari yang panas pada wajahnya.

ia membuka kedua matanya perlahan, dan mendongak menatap wajah polos Gentala yang masih berada di alam mimpinya.

“Jam berapa sekarang?” monolognya, dengan suara khas orang bangun tidur.

Zara melirik ke arah jam di dinding kamar—letaknya di atas ranjang kasur, sangat tinggi. Jadi cewek itu susah payah untuk mendongakan kepalanya.

“Siang banget?” cicitnya sedikit bergumam, setelah melihat jam, sekarang pukul sebelas siang. Zara sebenarnya masih lelah karena dirinya baru saja tidur tadi pagi, karena ulah Gentala.

Cewek itu beranjak duduk dengan pelan, supaya tidak mengganggu tidur Gentala. Ia menurunkan kakinya ke lantai dan mengambil gaun di bawahnya untuk menutupi tubuh.

Zara berjalan tertatih ke arah kamar mandi, ia akan membersihkan badannya. Lalu memasak untuk dirinya dan juga suaminya itu, mengingat itu Zara mengulum senyum. Sekarang Gentala sudah jadi suaminya.

“Aku ga nyangka banget bakal nikah sama Genta, padahal dulu aku kesel banget sama dia karena selalu bully aku.” Gumamnya bermonolog, Zara berjalan ke arah shower ia harus cepat-cepat mandi. Karena perutnya sangat lapar sekarang.

༆༆༆

Aroma masakan yang sangat menembus tulang hidungnya, membuat Zara mengendus dan tersenyum. Akhirnya masakannya sudah selesai hanya tinggal membangunkan suaminya yang masih kebo itu.

Saat ingin melangkah ke arah kamar mereka, Zara berhenti melihat Gentala yang berjalan ke arahnya dengan muka yang sudah segar. Pasti cowok itu langsung mandi saat sudah bangun.

“Kamu mau makan?” tanya Zara saat melihat Gentala berhenti di depannya.

Gentala menatap makanan yang ada di meja makan, kemudian tatapannya beralih pada Zara yang masih menatapnya. Ia memberikan handuk kecil pada istrinya.

Zara yang mengerti, menarik Gentala untuk duduk. Saat dirinya ingin duduk di kursi sebelah, Gentala menarik pinggangnya dan mendudukannya di pangkuan cowok itu.

Zara tidak protes ia mengangkat kedua tangannya yang sedang memegang handuk, dan menaruh di kepala Gentala. Lalu menggosok rambut milik cowok itu sampai kering.

“Lo udah mandi?” tanya Gentala, setelah lima menit menatap Zara.

“Udah, orang aku udah wangi gini.” balas Zara yang masih mengeringkan rambutnya.

Gentala mengendus leher Zara, memang harum. Cowok itu semakin mendekatkan hidungnya pada leher jenjang istrinya, membuat Zara tertawa geli.

Gentala mengangkat tubuh Zara untuk duduk di kursi sampingnya.

“Makan.” Suruh Gentala pada Zara.

“Kamu juga makan,” ucap Zara, menaruh handuk di belakang kursi.

“Hm.”

Mereka menyantap makanan, dan Gentala mengambil sayur buatan Zara. Lagi dan lagi, sementara Zara yang melihat itu terkekeh dan mulai menyantap makanannya lagi.

“Kamu mulai kerja?” tanya Zara setelah menghabiskan makanannya.

Gentala tidak menjawab, ia memberikan air pada Zara untuk di minum. Masa habis makan tidak minum? serat nanti.

Setelahnya Gentala menjawab, “Iya.”

“Kerja apa?”

“Ngebuntingin lo.”

Zara mendengus mendangar jawaban Gentala yang kelewat tenang. Ia berdiri dan melangkah ke kamar, mengambil pakaian untuk di pakai suaminya nanti.

“Pakai ini ya?” ujar Zara, ia tahu Gentala mengikutinya tadi.

Zara menyuruh Gentala untuk memakainya cepat, saat ingin memakai dasi, Gentala menatap Zara. Dan menarik tangan cewek itu untuk berdiri di hadapannya.

“Ish!” Zara merengut, karena tadi dirinya ingin duduk dan bersandar sebentar di atas kasur. Tapi suaminya ini malah menariknya.

Zara memakaikan dasi, dirinya kesusahan karena Gentala tidak menunduk. Jadi dia menginjak kaki yang terbalut sepatu mahal milik Gentala, lalu melingkarkan dasi pada kerah kemeja cowok itu.

Gentala yang melihat itu hanya menahan senyum, dan menarik pinggang Zara untuk mempersempit jarak yang ada. Dia menggigit pipi istrinya ini, membuat cewek itu memekik. Gentala hanya tertawa melihat itu, sepertinya ini akan menjadi hobi baru untuknya.

Tbc

Revisi; October 19, 2021

Gemes bangettt si sama mereka berduaa :(

Everything About Me ✓Where stories live. Discover now