Hal yang sudah menjadi makanan sehari-harinya di sekolahan membuatnya kebal. Kini fokusnya hanya satu, mencari perempuan yang seharusnya pulang bersamanya sekarang.

Langkah laki-laki itu berhenti di depan kelas yang sudah sepi tinggal dua orang yang masih berada di sana. Tanpa basa-basi seperti kebiasa ia langsung menendang begitu saja pintu kelas sampai membuat orang di dalamnya terlonjak kaget. Dan Alfa sama sekali tidak peduli dengan reaksi yang mereka tunjukkan.

“Lo tau Gaby dimana?” tanya Alfa to the point pada cowok cupu di hadapannya.

Bukankah tadi pagi dirinya sudah mengatakan pada Gaby untuk pulang bareng, lalu kemana perginya gadis unik itu? 

Alfa mengeram, menahan emosi. Gaby memang harus di beri hukuman karena sudah bermain-main dengan perintahnya.

Risky yang berdiri tidak jauh dari Alfa tergagap. Matanya bergerak gelisah saat tahu anak pembuat onar di sekolahnya memandanginya tajam.

“L-lo ngapain nyariin Gaby?”

Brak

“Bacot lo, anjing! Jawab aja Gaby dimana?!” teriak Alfa setelah dengan keras menggebrak meja di depannya. Pemuda itu menatap lebih tajam manusia yang membuatnya bertambah emosi.

Risky menelan ludahnya kasar. “D-dia belum lama pergi m-mungkin masih di koridor.”

Alfa mendecih sebelum berbalik. “Dasar cupu!”

Setelah itu Alfa langsung melesat mencari Gaby. Pandangan matanya mengedar ke berbagai penjuru koridor. Dan tepat ketika ia menoleh ke seberang sosok yang sudah menguji kesabarannya terlihat sedang berdiri sendirian.

Dengan langkah lebar Alfa berjalan cepat menghampiri Gaby. Menekan sedikit emosinya lalu dengan santai merangkul gadis di depannya begitu saja. Membuat puluhan pasang mata membulat ke arahnya, atau lebih tepatnya ke arah gadis yang tengah mendumel tidak jelas di sampingnya.

“Mau coba-coba kabur, hm?” bisik Alfa dengan suara berat, membuat bulu kuduk Gaby meremang mendengarnya.

Gaby spontan menjauh melepaskan rangkulan cowok di sampingnya kasar. “Mau lo apa sih?!”

“Menurut lo?” Alfa menaikkan dagunya menatap Gaby tajam.

“Gue gak mau,” tolak Gaby terus terang. Gadis itu menghela napas berat. “Kita nggak ada hubungan apapun. Jadi stop bertingkah seolah lo udah pernah kenal gue sebelumnya.”

“Lo bilang apa barusan?” Alfa menaikkan nada bicaranya lebih tinggi. 

“Itu kenyataannya. Dan walaupun kita pernah jalan berdua bahkan lo sampai nyium gue beberapa kali itu sama sekali nggak ada artinya buat gue. So, berhenti gangguin hidup gue,” jelas Gaby tanpa ada rasa takut sedikitpun.

Tatapan Alfa berubah tajam. Perlahan menjadi dingin, membuat suasana di sekitar Gaby mendadak seram. Bagaimanapun juga laki-laki di hadapannya ini adalah berandal di sekolahnya, berbuat salah sedikit saja matilah dia. Dengan mental Yupi, Gaby perlahan mencoba memberanikan diri memandang wajah Alfa.

DEG

Gaby menelan ludahnya kasar saat melihat ekspresi Alfa. Membuatnya langsung bergidik ngeri. Jangan bilang gue salah ngomong? batinnya panik.

ALFA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang