🐻Bab 04🐻

13.4K 355 6
                                    

Tamparan keras terdengar dipenjuru ruangan sedikit gelap namun kesan mewah masih terpancar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tamparan keras terdengar dipenjuru ruangan sedikit gelap namun kesan mewah masih terpancar. Kedua orang yakni ayah dan anak saling berhadapan. Cowo tampan berjaket denim menundukkan wajahnya.

Rahang pria parubaya itu mengeras tatapan terlihat sangat marah tanganya mengepal kecewa berat dengan kelakuan sang putra yang sering kali mengabaikan perintahnya. Tuan Saga mendengus.

"Apa maksud kamu menolak! Kamu tadi telah mengecewakan saya! Kamu pikir dengan begitu masalah selesai? Ini keputusan baik untuk investasi saya, kamu tau ayahnya Daisy itu siapa hah! Ini kesempatan baik untuk perusahaan saya!" Murkanya membentaki Gema seakan anaknya itulah yang benar-benar begitu bodoh menolak kesepakatannya.

Gema memalingkan wajahnya mendengus kencang bosan akan aturan yang berujung pemaksaan dari sang papih. Mengorek lubang telinganya mengabaikan sang Papih, Tentu perkataan tuan Saga masuk telinga kanan keluar telinga kiri.

"Kamu harapan saya untuk perusahaan kita. Saya mau terima perjodohan ini, dan satu lagi apa kamu yang lakukan itu sampai mendapat laporan dari sekolah. Kamu apa dia hah! Memalukan!" Geram tuan Saga menunjuk-nunjuk Cowo jangkung berwajah garang itu.

"KAMU DENGAR TIDAK HAH!" Bentaknya kala melihat tingkah Gema hanya terdiam menunduk. Tuan Saga kembali mencengkram bahu Gema kasar.

"cepat tarik kata-katamu itu," Titah Tuan Saga berusaha setenang mungkin namun sayang ia sama sekali tak ditanggapinya entah dari mana sikap keras kepala anaknya ini.

"Gak akan dan saya gak melakukan apapun dengan cewe itu. Saya gak peduli dengan perusahaan Papih!" Balas Gema bersikukuh. Tuan Saga kembali dibuat geram menarik sabuknya dari celana katunnya melipatnya setengah dengan amarah yang mulai menguasai pria itu.

Pukulan keras ia dapatkan dari sabuk hitam tepat mengenai punggunya mungkin sudah meninggalkan jejak merah didalam sana. Beberapa kali pukulan ia dapatkan hanya ringisan yang didengar oleh Gema dengan tangan memerah mengepal.

Nyatanya pukulan itu sudah seperti santapannya. Ia bahkan sudah tidak merasakan rasa sakit menangis saja tidak bisa perlakuan keras dari sang Papih sering kali ia dapatkan.

"Papih cukup!" seru nyonya Sekar menghalangi suaminya melakukannya lagi. Jayden menatap dari balik pintu sang kakak lalu menunduk pergi.

"Ayo Papih biar mamih yang bicara sama Gema." Ujar mamih Gema menggiringnya untuk pergi dari ruangan kerja itu tentu saja untuk mencairkan suasana.

Tangan Gema makin mengepal wajah manis Daisy memenuhi pikirannya bukan suka ia menatapnya, namun benci jika saja Daisy tidak mencampuri hidupnya. Ia tak akan mungkin dipukuli seperti ini.

"Arrgg.." raung Gema mengacak-acak benda-benda yang telah tertata rapih disekitarnya menghiasi ruangan kerja papihnya itu.

🐻🐻

Brak..!

Pintu kamar bernuansa putih dan pink muda itu terbuka bergitu kencang menampakan gadis bermata besar dengan rambut pendek yang telah acak-acakan oleh tanganya sendiri karna frustasi. Tanganya terlentang menjatuhkan diri di atas ranjang merah mudanya itu.

DAISYGEMA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang