Episode 25 - Mira Dan Gio Pacaran?

Începe de la început
                                    

Ryan menghela napasnya. "Jadi lo nangis bukan karena gue bentak? Karena lolipop lo ini?" Sasya mengangguk polos membuat Ryan di buat frustasi oleh gadis polos itu.

"Bentar, tunggu di sini gue mau ambil sesuatu," ujar Ryan yang berlari memasuki kelasnya meninggalkan Sasya yang hanya diam sembari terus menatapnya.

Tak lama, Ryan datang dengan sesuatu yang dia bawa dan dia selipkan dari balik saku celananya. Ryan duduk di sebelah Sasya dan memberikan lolipop berbentuk bunga itu kepada Sasya membuat gadis itu langsung bersorak senang karena mendapatkan lolipop yang baru.

Sasya mengambil lolipop begitu saja dari tangan Ryan. "Terimakasih Ryan! Sasya sayang deh sama Ryan. Sayang banget!" heboh Sasya dengan senyuman manis ke arah Ryan.

Ryan mengangguk. "Itu permintaan maaf gue karena udah jatuhin permen lo," balas Ryan.

Dengan sigap, Sasya menjilati lolipop yang Ryan berikan kepadanya. "Ryan ternyata suka juga sama permen lolipop?" tanya Sasya membuat Ryan langsung membulatkan matanya.

"E-enggak, gue kebetulan kemarin ngeliat tukang lolipop dan gak tau pengen aja gue beli. Berhubung gue jatuhin lolipop lo, gue kasih deh tuh permen ke lo," jawab Ryan bohong. Sebenarnya memang niat Ryan membelikan permen itu untuk Sasya.

Sasya hanya mengangguk kemudian kembali menjilati permen itu. Diam-diam, Ryan tersenyum melihat tingkah kekanak-kanakan Sasya. Bagaimana jika Ryan dan Sasya menjadi sepasang kekasih? Pasti Ryan akan sangat di repotkan oleh Sasya.

"Mau?" tawar Sasya kepada Ryan yang daritadi memperhatikannya.

Mendengar tawaran Sasya, Ryan langsung menggeleng dengan cepat. Menolak penawaran Sasya barusan. Namun, tak lama Ryan bangun membuat Sasya langsung mendongak menatapnya.

"Ryan, mau kemana?" tanya Sasya.

"Alam baka," jawab Ryan asal kemudian berjalan begitu saja meninggalkan Sasya memasuki kelasnya.

Sasya menggaruk tengkuknya. "Ryan bohong! Katanya mau ke alam baka kok malah masuk kelas?" gerutu Sasya dengan polosnya.

"AYANG TUNGGU!" teriak Sasya kemudian berlari mengejar Ryan memasuk ke dalam kelasnya

-DM-

Di sisi lain, sepulang kampus Adinda berdiri di parkiran kampusnya sembari menunggu kedatangan Reza yang akan mengantarnya untuk pulang karena itu adalah permintaan Reza.

"Adinda ngapain?" tanya Harris yang tak sengaja melihat Adinda tengah berdiri di sana seorang diri.

Melihat kedatangan Harris. Adinda langsung tersenyum kikuk. "I-ini nungg-"

"Maaf nunggu lama. Adinda gaK punya waktu buat ngobrol sama lo, udah ya gue duluan," tiba-tiba saja Reza datang dan langsung memotong ucapan Adinda. Reza menarik tangan Adinda agar gadis itu memasuki mobilnya.

Reza tertawa pelan menatap Harris yang tengah menatapnya julid. Kemudian Reza memasuki mobilnya. Dan memberikan klakson kepada Harris agar Harris minggir dan tidak menghalangi jalannya.

Harris berdecak kemudian minggir dan memberikan jalan untuk mobil Reza. "Awas lo ye," julid Harris seraya menatap kepergian mobil Reza.

Di dalam mobil, Reza tertawa pelan melihat Harris dari kaca spion mobilnya berbeda dengan Adinda yang malah menatapnya heran.

"Kamu kenapa?" tanya Adinda dengan kening yang berkerut.

"Gak apa-apa, pengen aja ketawa," jawab Reza dengan pandangan yang fokus ke arah jalan. Adinda mengangguk.

"Kamu ada masalah? Kok kelihatannya kayak lagi banyak pikiran? Ada masalah apa?" tanya Adinda yang berusaha memberanikan diri untuk bertanya kepada Reza karena melihat Reza yang hari ini yang lebih banyak diam dan kurang fokus.

Reza menatap ke arah Adinda sekejap. "Bunda sama ayah aku mau cerai. Gak tau deh pusing banget mikirinnya," jawab Reza. Jawaban Reza barusan sukses membuat Adinda langsung membulatkan matanya kaget.

"Seriusan? Kok bisa? Terus gimana sama nasib Ryan? Dia kan masih sekolah," Adinda tampak menatap Reza tak percaya dengan jawaban sekaligus pengakuan Reza barusan.

Reza menggeleng. "Enggak tau. Tapi, kalau bunda gak cerai sama ayah. Yang ada bunda bakal selalu sedih dan sakit hati karena ayah," balas Reza.

Adinda mengelus pundak Reza pelan. "Yang kuat ya, kamu bisa kok ngelewatin ini semua. Semangat bapak dosen!" seru Adinda memberi Reza semangat.

Mendapatkan semangat dari Adinda. Reza tersenyum lebar. "Makasih," Reza senang. Karena dia tidak sendiri menghadapi semua masalah ini, namun ada Adinda yang siaga selalu mendukung dan menemaninya.


Tbc

Sumpah aku tuh bener-bener males banget update. Yang vote nya sedikit soalnya🥺

Luvvie kencengin lagi dong votenya😁💖

Spam koment (Next) dong🥺🤍

See you next chapter Luvvie💖

DOSENKU MANTANKU [SUDAH TERBIT]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum