Mengancam

144 6 0
                                    

Swara dan Sanskar melihat keluarga Laks dan Laks disana. Sanskar pura-pura terkejut melihat mereka.

"Ada apa ini? Sepertinya ada yang sedang kalian bicarakan. Tapi seharusnya Ibu dan Ayah beritahu aku dan Swara. Bukankah kami harus tau juga," kata Sanskar merangkul Swara lalu menatap Swara. Sanskar melakukan itu untuk membuat Ragini dan Laks cemburu.

"Benarkan Swara. Jadi tunggu apa lagi, sekarang ayo kita duduk dan bergabung dengan mereka," kata Sanskar dan Swara hanya mengangguk.

Swara melepaskan rangkulan Sanskar lalu dia duduk dan Sanskar kemudian duduk disamping Swara. Ragini dan Laks yang melihat mereka sebenarnya cemburu tapi mereka menyembunyikan hal itu dengan bersikap biasa saja. Shekar dari tadi menatap Sanskar dengan tatapan penuh amarah kepadanya karena Shekar merasa kalau Sanskar akan berbuat sesuatu yang tidak mereka inginkan.

"Ayah kenapa menatapku seperti itu? Daripada menatapku lebih baik Ayah lanjutkan pembicaraan kalian tadi," kata Sanskar.

"Aku harap Sanskar tak membuat masalah disini," batin Ragini.

"Shekar bagaimana keputusanmu?"tanya Ayahnya Laks yang bernama Dev.

"Aku menyerahkan semua keputusan pada Ragini dan Laks tentang tanggal pertunangan mereka," kata Shekar memalingkan pandangannya dan kini dia melihat ke arah Dev.

"Apa Ragini dan Laks akan bertunangan? Secepat inikah kau melupakan diriku Laks," batin Swara menatap ke arah Laks.

"Kalian akan bertunangan, apa kalian benar-benar sudah melupakan orang yang sangat kalian cintai. Jika belum bisa melupakan orang yang kalian cintai, jangan menyakiti diri kalian sendiri dengan memulai hubungan yang baru tanpa ada rasa cinta," kata Sanskar.

"Aku tak butuh saran darimu Sanskar dan lebih baik kau diam. Aku dan Ragini yang akan bertunangan dan kami juga yang menjalaninya jadi kau jangan ikut campur," tegas Laks.

"Aku berhak ikut campur karena dia adalah kekasih.....maksudku adik iparku jadi aku juga berhak ikut campur. Karena aku tidak mau dia menyakiti dirinya sendiri dengan menerima perjodohan kalian atas paksaan dari seseorang," kata Sanskar lalu melihat ke arah Shekar.

"Jaga bicaraku Sanskar. Ragini setuju untuk dijodohkan denganku tanpa paksaan dari siapapun karena aku sudah bertanya langsung padanya," kata Laks marah menghampiri Sanskar lalu menarik kerah baju Sanskar dan membuat Sanskar berdiri. Semua yang melihat itu juga berdiri.

"Kau itu tak bisa mengendalikan emosimu. Lalu bagaimana kau akan menjaga Ragini, jika hal sekecil tadi bisa membuatmu marah. Pasti kau hanya bisa menyakitinya saja setelah kau menikah dengan Ragini nanti," kata Sanskar lalu tersenyum.

"Aku tidak butuh pendapatmu Laks dan jaga bicaramu itu. Aku tak bisa mengendalikan emosiku jika kau menuduh Ragini telah membohongiku dan kau juga yang mengatakan hal yang tidak- tidak tentang diriku," kata Laks marah.

"Sudahlah jangan dengarkan dia. Tak ada gunanya kau bicara dengannya ataupun mendengarkannya," kata Ragini.

"Swara cepat bawa Sanskar pergi dari sini," kata Shekar.

"Ayah mengusirku dari sini. Tapi aku tidak akan pergi kemanapun karena ini rumah istriku dan itu artinya ini rumahku juga. Tak ada seorang pun yang bisa mengusirku termasuk Ayah," kata Sanskar.

"Apa kau tidak punya sopan santun Sanskar? Kau bicara pada Paman Shekar seperti itu," kata Laks kesal dan melepaskan kerah baju Sanskar lalu memukul Sanskar.

"Berani- beraninya kau memukulku Laks," kata Sanskar yang tak terima lalu memukul Laks.

Sanskar dan Laks saling menghajar satu sama lain. Mereka berusaha untuk memisahkan keduanya kecuali Ragini tapi tak berhasil. Sedangkan Ragini masih berdiri dan melihat ke arah Sanskar dan Laks.

TERPAKSAUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum