Bercerai

156 6 0
                                    

Sore harinya, Laks datang ke rumah sakit untuk menemui Swara. Swara sedang ada diruang tunggu dan dia melihat Laks datang. Dengan segera Swara menghampirinya dan memeluknya. Tapi dengan seketika Laks melepaskan pelukan Swara. Swara terkejut melihat sikap Laks padanya.

"Tandatangi surat ini," kata Laks memberikan surat yang tak lain adalah surat cerai dan bolpoin.

"Surat apa ini Laks?" tanya Swara.

"Kau kan bisa membacanya sendiri dan tidak usah banyak tanya," tegas Laks.

Swara membaca surat itu dan Swara sangat terkejut ketika mengetahui kalau itu surat cerai. Air mata Swara pun menetes dengan sendirinya. Swara lalu menatap Laks tapi Laks langsung memalingkan wajahnya. Sebenarnya sangat berat bagi Laks untuk menceraikannya. Tapi dia berusaha untuk terlihat tegar dan menyembunyikan kesedihannya.

"Laks tataplah aku," kata Swara membuat Laks menatap Swara.

Swara mengangkat tangan kanan Laks lalu memberikan surat cerai dan bolpoin padanya.

"Apakah kau benar-benar lebih percaya dengan apa yang kau lihat daripada istrimu sendiri Laks. Aku tidak akan menandatangani surat itu karena aku tak ingin bercerai denganmu," kata Swara.

"Tapi aku tak ingin mempertahankan pernikahan ini lebih lama lagi. Untuk apa mempertahankan pernikahan yang tak ada rasa cinta darimu Swara dan kau juga telah menghianatiku," kata Laks.

Swara mulai kesal karena Laks meragukan cintanya. Tapi Swara tetap tidak ingin bercerai dengan Laks. Swara lalu menarik kerah baju Laks.

"Apa kau pikir aku menghianatimu Laks? Bahagia kau bisa meragukan cintaku. Apa kau pikir aku menikah denganmu terpaksa? tidak Laks. Aku menikah denganmu karena aku mencintaimu. Aku masih ingin mempertahankan pernikahan kita dan aku akan buktikan kalau apa yang kau lihat itu tidak seperti apa yang kau pikirkan,"kata  Swara.

"Aku hanya ingin bercerai denganmu dan aku tak perlu bukti ataupun penjelasan darimu lagi," kata Laks.

"Sepertinya bicara padamu tak ada gunanya," kata Swara lalu melepaskan kerah baju Laks.

"Tapi baiklah jika itu yang kau inginkan. Aku akan menandatangi surat cerai itu. Lagi pula untuk apa mempertahankan pernikahan yang tak ada dasar kepercayaan ,"lanjut Swara lalu mengambil surat itu dan bolpoin dari Laks.

"Ini yang kau inginkan dan sekarang pergi dari sini" kata Swara melempar surat cerai itu ke muka Laks.

Laks mengambil surat itu lalu dia pergi dari sana. Swara duduk  kemudian dia menangis. Laks sampai diluar rumah sakit dan dia menangis.

"Aku terpaksa menceraikanmu karena mungkin kau akan lebih bahagia dengannya. Sekarang kita sudah tak ada hubungan apapun lagi. Semoga kau bisa bahagia dengannya. Mana mungkin kau menghianatiku kalau kau tak mencintainya. Dan ini adalah keputusan yang paling tepat Swara," kata Laks lalu pergi dari sana.

Shekar keluar dari ruang ICU dan melihat Swara yang menangis. Shekar lalu duduk disamping Swara karena sebenarnya Shekar juga masih peduli pada Swara.

"Swara kenapa kau menangis?" tanya Shekar.

Swara tak menjawab melainkan dia langsung memeluk Ayahnya. Dia kemudian meluapkan semua kesedihannya. Setelah lumayan lama memeluk Ayahnya, Swara lalu melepaskan pelukannya.

"Swara katakan apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Shekar.

"Ayah aku dan Laks sudah bercerai," kata Swara membuat Shekar terkejut dan dia langsung berdiri.

"Apa! Kenapa kau setuju bercerai dengannya Swara? Itu artinya kau benar-benar telah berselingkuh dengan pria itu. Ayah akan mengambil keputusan untukmu. Jika kau tak mau menurutiku kau bukan putriku lagi dan aku tak akan memaafkanmu sampai kapanpun Swara," kata Shekar marah.

"Ayah aku harus berapa kali bilang kalau aku.....," kata Swara terpotong.

"Cukup Swara. Aku tak mau mendengar apapun darimu. Dan ingat kata-kata Ayah tadi," kata Shekar lalu pergi.

"Entah apa yang akan diputuskan untukku," kata Swara.

Beberapa hari kemudian, kondisi Ragini masih sama saja. Sedangkan Swara masih dijauhi oleh ibunya dan Ayahnya. Swara datang ke kamar Sharmishta dan  melihat Sharmishta yang sedang duduk di ranjang. Swara lalu duduk di ranjang disamping ibunya. Sedangkan Sharmishta memalingkan pandangannya.

"Ibu sampai kapan ibu akan menghindariku. Aku mohon bicaralah padaku," kata Swara menangis dan memohon.

"Ayah menghindar dariku dan Ibu juga. Ragini masih ada dirumah sakit dan aku sudah bercerai dengan Laks. Hanya kalian yang aku punya, tapi aku merasa seperti tak ada yang peduli padaku," kata Swara akan pergi tapi tangannya ditahan oleh Sharmishta.

"Ibu peduli padamu Swara. Tapi Ibu hanya masih kecewa padamu atas semua yang terjadi. Sekarang duduklah dan bicarakan apa yang kau ingin bicarakan pada Ibu," kata Sharmishta.

Swara duduk kemudian memeluk ibunya dengan erat. Karena akhirnya Sharmishta mau bicara lagi padanya.

"Terima kasih Bu," kata Swara.

Disisi lain Laks datang ke rumah sakit untuk menjenguk Ragini. Shekar sedang ada diruang tunggu karena dia sedang menunggu Swara dan Sharmishta yang belum juga datang kesana. Laks melihat Shekar lalu dia menghampirinya.

"Paman," kata Laks membuat Shekar menoleh ke arah Laks.

"Laks kau kemari?" tanya Shekar.

"Iya Paman. Aku kesini ingin menjenguk Ragini," kata Laks.

"Terima kasih karena kau mau menjenguk Ragini. Padahal sudah tidak ada hubungan lagi diantara keluargamu dan juga keluargamu Laks," kata Shekar.

"Paman yang berakhir itu hanya hubunganku dan Swara bukan keluarga kita. Jadi jika Paman butuh sesuatu bilang saja padaku," kata Laks.

"Kau itu memang pria yang sangat baik. Entah bagaimana Swara bisa menghianatimu," kata Shekar.

"Sudahlah Paman jangan bahas itu lagi," kata Laks yang tak mau membahas tentang dirinya dan Swara.

"Baiklah. Oh iya Laks, kau bisa membantuku?" tanya Shekar.

"Tentu Paman. Apa yang bisa aku bantu?" kata Laks.

"Tolong kau jaga Ragini karena aku ada urusan dan aku akan segera kembali," kata Shekar.

"Baik Paman," kata Laks.

Shekar pun pergi dari sana, sedangkan Laks masuk ke dalam ruang ICU dan dia menemani Ragini. Akhirnya Shekar sampai di sebuah rumah besar dan itu sesuai alamat yang dia pegang. Shekar lalu turun dari mobil dan menyakan pada Satpam yang sedang berjaga disana.

"Ada yang bisa saya bantu Tuan?" tanya Satpam.

"Iya. Apakah ini benar kediaman Maheswari?" tanya Shekar.

"Iya Tuan. Ada apa Tuan menanyakan alamat rumah ini," kata Satpam.

"Aku ada urusan penting dengan keluarga ini," kata Shekar.

"Baik Tuan. Saya akan membuka gerbangnya dan silahkan Anda masuk," kata Satpam membukakan gerbang.

"Terima kasih," kata Shekar lalu masuk ke dalam mobil.

Shekar lalu melajukkan mobilnya ke halaman rumah dan parkir di depan rumah itu.

TERPAKSAWhere stories live. Discover now