Sadar

154 8 0
                                    

Sanskar keluar dari kamar mandi dan dia melihat Swara yang sedang duduk dicermin. Sanskar lalu membaringkan tubuhnya diranjang.

"Hei Swara, aku sudah selesai mandi jadi sekarang  kau mandilah. Setelah itu kau tidurlah disofa kau paham," kata Sanskar.

Swara lalu menatap tajam ke arah Sanskar dan Sanskar hanya tersenyum melihatnya.

"Kau tak perlu menyuruhku mandi aku juga akan mandi. Satu hal lagi, kita kan sudah menjadi suami istri jadi kita akan tidur seranjang. Jika kau tidak mau kau saja yang tidur disofa," kata Swara.

"Ini kamarku dan kau tak boleh tidur seranjang denganku," tegas Sanskar.

"Sekarang ini kamarku juga karena semua milikmu juga milikku. Terserah kau mau setuju atau tidak," kata Swara.

Swara mengambil pakaiannya yang ada dikopernya lalu dia pergi ke kamar mandi. Sanskar menatap kepergian Swara dengan penuh amarah.

"Kenapa aku harus menikah dengan wanita seperti dirinya? Baiklah aku akan mengikuti permainanmu hari ini. Tapi besok kau akan mendapatkan akibatnya dan aku akan menunjukkan siapa itu Sanskar Maheswari jika kau membuat Ibu lebih memihakmu daripada diriku," kata Sanskar.

Swara selesai mandi dan juga ganti pakaian.Swara keluar dari kamar mandi dan dia melihat Sanskar yang belum tidur. Swara lalu duduk disamping Sanskar.

"Swara aku sudah menaruh bantal guling di tengah jadi kau jangan menyingkirkan bantal guling itu," kata Sanskar.

"Iya. Lagi pula aku juga tak mau tidur seranjang denganmu jika tak ada pembatas diantara tengah-tengah kita," kata Swara.

"Kalau begitu jangan tidur bersamaku, lagi pula aku juga terpaksa tidur bersamamu," kata Sanskar.

"Bagaimana bisa begitu? Aku ini istrimu jadi......." kata Swara terpotong.

"Sudahlah diam. Aku tak ingin menghabiskan malam ini hanya untuk berdebat denganmu yang tak ada gunanya," kata Sanskar.

"Kau sangat benar, aku juga tak ingin menghabiskan malam ini hanya untuk berdebat," kata Swara.

Swara dan Sanskar lalu tidur dengan saling membelakangi. Swara dan Sanskar menangis tanpa mengeluarkan sedikit pun.

"Ragini kapan kau akan sadar dan aku sangat merindukanmu. Entah bagaimana reaksimu setelah kau tau aku telah menikah dengan kakakmu. Aku harap kau tak akan membenciku karena itu,"batin Sanskar.

"Kenapa masalah demi masalah selalu datang padaku? Aku harus menikah dengan kekasih adikku sendiri. Laks aku masih sangat mencintaimu tapi kenapa takdir tak ingin kita bersama. Tetapi takdir menginginkanku menikah dengan Sanskar yang sama sekali tak aku cintai tapi hanya kebencian untuknya. Entah bagaimana caranya agar aku bisa belajar mencintai Sanskar," batin Swara.

Keesokan harinya, Swara bangun lebih awal dari Sanskar. Kini Swara sudah bersiap lalu dia pergi ke dapur untuk memasak. Sanskar bangun tak melihat Swara disampingnya.

"Pasti dia sedang melakukan drama lagi untuk mencari perhatian Ibuku dan pasti dia juga berusaha menjadi menantu yang baik," kata Sanskar.

Swara sampai di dapur dan dia melihat para pelayan yang sedang menyiapkan bahan-bahan untuk memasak.

"Nyonya Swara sedang apa Anda disini?" tanya salah satu pelayan.

"Aku ingin memasak," kata Swara.

"Sebelum kami minta maaf Nyonya Swara. Tak ada anggota keluarga rumah ini yang boleh memasak karena kami yang akan menyiapkan semuanya dan itu adalah perintah dari Tuan Ram," kata salah satu pelayan.

TERPAKSAWhere stories live. Discover now