"Oh.. siapa namanya?" tanya Karina pada cewe itu.

"Qinthara" jawabnya seraya mencium tangan Karina.

"Bangus banget namanya, sesuai dengan wajah cantiknya"

Qinthara tersenyum manis. "Makasih tente. Ya udah, Q. Mau ganti baju dulu" ia pun pergi keruang ganti.

Karian dan Nia melanjutkan percakapannya. Atena masih duduk membaca buku seraya mendengarkan musiknya, tak lama Qinthara pun kembali dari ruang ganti.

Atena merasa bosan, ia celingak-celinguk. Matanya tertuju pada toko es krim di seberang sana, ia langsung mengajak Qinthara untuk membeli es krim.

Sampainya mereka ditoko es krim, mereka harus mengantre karna ada dua orang didepannya yang sedang memesan.

Ketika mereka sedang menunggu giliran, Qinthara merasa dari ujung dekat eskalator ada seseorang yang ngeliatin mereka berdua.

"Ada yang liatin" ucap Qinthara pelan. Dengan spontan Atena langsung menengok.

"Jangan nengok nanti dia pergi"

Tidak lama dari Qinthara berbicara seperti itu, orang yang ngeliatin mereka pergi.

"Kan bener, pergi. Lain kali kalo kaya gitu jangan langsung diliatin" Atena mengangguk.

"Cowo atau cewe?" tanya Atena.

"Kayanya si cowo. Dan kayanya aku kenal deh, tapi nggak yakin si itu beneran dia atau bukan"

"Mana si?"

Atena sangat penasaran siapa yang tadi negeliatin dirinya dan Qinthara.

"Itu tuh, yang bajunya hitam" Qinthara menunjuk orang tersebut.

Ketika Atena melihat cowo itu seperti tidak asing baginya. Punggungnya, cara jalannya, dan tinggi badanyanya seperti Atena mengetahui cowo tersebut, tapi ntah lah siapa dia.

Akhirnya belanja pun selesai. Atena dan Karina langsung turun dan keluar dari mall tersebut berjalan menuju parkiran mobilnya.

Sampainya didepan mobil, Karina baru teringat ada satu barang yang lupa untuk ia beli.

"Aduh...tante lupa, ada satu barang yang belum tante beli. Tante balik lagi ya kedalam. Kamu mau ikut atau mau tunggu dimobil?"

"Dimobil aja tan"

"Ya udah, bentar ya" Karina memeberikan kunci mobilnya dan barang belanjaannya ke Atena, lalu ia berjalan masuk kedalam mall.

Atena langsung memasukan semua barang belanjaannya kebagasi. Ketika Atena ingin masuk kedalam mobil, ia melihat Ares yang sedang berjalan seperti orang sempoyongan disebrang mall.

Atena langsung teringat dengan ucapan Qinthara, yang bilang.

"Ada yang liatin"

"Itu tuh, yang bajunya hitam"

Atena bertanya-tanya pada dirinya sendiri. "Apa yang tadi itu beneran Ares?" ucapnya dalam hati.

Atena langsung menggelengkan kepalanya. "Dideket mall ini emang ada club, mungkin aja Ares mampir kesana terus minum-minum" lanjutnya.

Atena membuka pintu mobilnya lalu masuk.

Tak lama dari Atena masuk kedalam mobil, dua orang asing tiba-tiba menghampiri Ares dan langsung memukul Ares hingga Ares babak belur tersungkur keaspal.

Atena terlonjak kaget, manik matanya membulat penuh saat melihat Ares yang tengah sempoyongan didatangi oleh dua orang asing yang langsung menghajarnya hinggal ia jatuh keaspal.

Tanpa ada rasa takut dan ragu, Atena langsung menghampiri kedua orang tersebut. Atena datang tidak dengan tangan kosong, ia membawa botol kaca yang ada dimobil tantenya.

Atena langsung menodongkan botol kaca tersebut kepada dua orang yang telah menghajar Ares.

"Pergi atau besok lo udah nggak bernyawa?!" gertak Atena. Gertakan itu tidak membuat kedua orang itu pergi malah mereka ingin menggoda Atena.

"Apa si? mana mungkin lo bisa bikin kita nggak bernyawa? udah mendingan lo pulang sebelum kita apa-apa in lo" ucap salah satu cowo itu.

"Udah deh pulang mendingan, nggak usah bela-belain ini cowo. Emang lo siapa? pacarnya dia?" saut temannya.

Tanpa keraguan Atena langsung memecahkan botol tersebut hingga terbelah dua.

"Kalian nggak perlu tahu siapa gue, yang perlu kalian tahu tangan ini udah banyak ngerenggut nyawa orang. Jadi gue minta, cepetan kalian pergi atau kalian berdua akan ngeliat diri kalian berbaring diaspal dengan besetan luka yang banyak dan udah nggak bernyawa?" Gertak Atena berhasil membuat kedua cowo itu menelan salivanya.

Atena tak henti menatap kedua cowo itu dengan tatapan tajam seolah ia ingin menghabisi kedua orang tersebut.

"Ca-ca cabut" ucap cowo hoodie merah ketakutan.

"Dasar cewe psycho" teriak temannya seraya lari mengejar cowo hoodie merah.

Akhirnya mereka pun pergi. Atena langsung melempar botol tersebut dan membangunkan Ares.

"Res, bangun. Njir nggak lucu kalo lo mati disini. Mana lo berat lagi. Cepet bangun, Ares! banguuun" Atena menggoyangkan badan Ares. Tapi tak ada respon dari Ares.

Atena langsung meminta bantuan pada penjualan kaki lima didekat sana, untuk menggotong Ares kedalam mobilnya yang berada disebrang sana agar bisa dibawa kerumah sakit.

TERES (Selesai)Where stories live. Discover now