"Ish.. Res, gue itu beneran suka tahu sama lo. Kenapa si lo nggak mau nembak gue? emang kriteria cewe lo kaya gimana si? cantik? populer? kaya? atau apa? kalo misalnya itu kriteria lo, berarti gua cocok dong. Orang gue cantik, populer, kaya"

"Pede banget lo! satu hal yang harus lo tahu, gue paling nggak suka sama cewe yang terang-terangan nyatain perasaannya ke cowo. Lo tahu kan siapa gue? jadi jangan macem-macem! kalo bukan karna orang tua kita punya bisnis bareng, gue juga ogah kali temenan sama cewe kaya lo! lo buat gue ilfeel tahu nggak" Tara mengerucutkan bibirnya seraya mendengkus kesal.

Ares meneriaki salah satu pedagang yang dikantin, ya itu batagor. Tujuan Ares kekanti hanya untuk makan, tapi malah diajak ribut sama Tara.

"Mang, batagornya satu" ucap Ares pada Tukang batagor.

"ih gue juga mau"

"ikut aja lo" ucap Ares sinis.

"satu lagi mang" teriak Ares.

Batagor pun datang kehadapan mereka berdua, Ares langsung memakannya dengan lahap.

"Res, bilangin ke nyokap lo sering-sering deh suapin nih sekolah biar diem dan nurut sama lo. Jadi lo bisa bikin acara kaya gini lagi, bagus tahu" ucap Tara, tersenyum tipis. Ares hanya membalasnya dengan senyuman juga.

Atena yang mendengar itu hanya menggelengkan kepalanya seraya tersenyum tipis.

"Bagus? bagus untuk orang-orang yang nggak mau belajar, tapi nggak bagus untuk orang-orang yang mau belajar" balas Atena seringanya.

Mendengar seseorang berbicara seperti itu, Tara dan Ares langsung menengok kearah suara yang berada dibelakang mereka.

Ares mengerenyit, ia baru sadar kalo dari tadi ada orang yang duduk disana mendengarkan percakapan antara Tara dan dirinya.

Tara langsung terbawa emosi. Berani-beraninya dia ngomong seperti itu.

"Maksud lo?!" Atena hanya terdiam membaca bukunya. Tara yang semakin kesal, menghampirinya lalu menggebrang meja tersebut.

"Maksdu lo apa, ha?!" Atena masih terdiam dan fokus membaca bukunya. Karna tak ada jawaban dari Atena, Tara langsung mejambak rambut Atena.

Atena meringis kesakitan, tapi ia tidak menunjukan rasa sakit itu. Atena menatap Tara seolah ia menantang Tara. Tara hanya tersenyum smirk melihat cewe itu.

"Ooh... ternyata lo? masih berani lo? udah lupa ya sama kejadian yang dulu? mau gue bikin kaya waktu itu?" ancam Tara, masih terus menjambak Atena dengan kencang.

Atena masih terus terdiam, matanya tidak teralihkan terus menurus mentap Tara.

Tara yang emosi tidak mendapatkan balasan apapun dari Atena langsung menyiram Atena dengan segelas air yang berada dimeja Atena. Dan Atena masih terus terdiam.

Entah Ares diam melihat itu, ia bingung harus melakukan apa.

Tanpa sadar Atena telah menantang Tara dan membuat Tara kesal padanya.

Tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara teriakan dari salah satu guru, Tara langsung melepas tangannya lalu pergi meninggalkan Ares dan Atena.

"He! kalian ngapain disini? bukannya kelapangan, malah asik makan!" ucap guru itu.

Atena langsung pergi meninggalkan guru itu dan Ares. Sementara Ares, ia hanya terdiam kebingungan.

"Ares! ngapain kamu masih disini?! cepet sana kelapangan" titah guru itu.

"Iya iya Pak" Ares langsung lari menuju lapangan.

Atena tengah mengeringkan bajunya dan wajahnya dengan tisu diperpustakaan.

Ditengah keheningan itu, Atena memikirkan kejadian di kantin, kenapa ia bisa mengucapkan kata-kata itu didepan Tara dan Ares?

Atena telah berjanji dengan dirinya untuk tidak memperdulikan sekitar dan bersikap bodo amat kepada siapapun. Tapi kenapa kali ini ia sangat ingin melanggar janji itu? Ada apa dengan Atena belakangan ini?

Janji? ya, janji yang ia buat sewaktu masih SMP.

Atena dengan Tara sangatlah dekat, mereka selalu berasama kemanapun. ia berteman dengan Tara sejak smp, hanya Tara dan satu orang temennya lagi lah yang bisa membuat Atena tersenyum lebar dan bisa melupakan masalah tergis yang menimpanya.

Tapi setelah kesalah pahaman itu, Atena dan Tara menjadi jauh, mereka sudah tidak pernah bersama lagi sampai sekarang. Setelah semuanya menjauh, Atena membuat janji itu.

Atena hanya fokus dengan satu tujuan, ya itu menyelesaikan apa yang belum bisa ia selesaikan.

Tanpa Atena sadari, seseorang telah memperhatikannya dari tadi. Orang itu hanya berdiam diri melihat Atena yang tengah mengeringkan baju dan wajahnya dengan tisu dibalik rak buku besar itu.

Cowo itu mengelurkan handuk yang ia sangkutkan dikantong belakangnya lalu melipetnya dengan rapih, ia merobek sedikit kertas dari buku yang ia bawa.

Ia menulis diatas kertas itu, lalu kertas itu diselipkan di sela-sela lipatan handu tersebut.

Cowo itu berjalan mendekati Atena, menaruh handuk diatas salah satu buku yang berada disamping Atena, lalu pergi keluar perpustakaan. Atena masih belum menyadari itu.

Tak lama dari cowo itu pergi, Atena berniat ingin melanjutkan bacanya.

Tapi saat Atena mengambil buku itu, ia dibuat kaget saat melihat handuk kering yang ada diatas bukunya.

Atena menengok kanan dan kiri, tapi tidak ada orang satu pun selain dirinya dan penjaga perpus.

Atena mengambil handuk tersebut, dari sela lipatan handuk itu keluar sepucuk surat. Atena langsung membaca surta tersebut.

Isi surat :
semoga bisa batu mengeringkan baju dan wajah kamu yang basah.
.A.
>‿◠

Atena kembali mencelingak-celinguk, tapi tetap saja tidak ada seorang lagi disana. Atena melihat inisial dan gambar yang ada dikertas tersebut.

Disurat tersebut tertanda A, sangat banyak nama yang berawalan dari huruf A di SMA Jaya, tapi hanya satu nama yang terlintas dipikiran Atena, yaitu Ares.

Apakah benar memang Ares yang kasih handuk tersebut?

TERES (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang